Musim (1)

60 1 0
                                    

Hari berganti musim, menjadi musim penghujan. Kita yang pernah sehujan kini sebatas kenangan, kamu yang pernah mengkhawatirkan aku yang hanya sedikit basah karena hujan, sekarang kamu memedulikannya seseorang yang rela membuatmu kehujanan demi dia untuk kamu hangatkan, sebegitu cintamu kepadanya bahkan kamu lupa tentang kita yang lebih memilih untuk sehujan, sekarang aku tidak menunggu dirimu, aku hanya ingin menikmati kembali derasnya, ternyata berbeda kini tetesannya seperti kerikil yang menempa. Sakit, namun terlihat tidak terluka, perih namun tidak berdarah. Ketika hujan mulai mereda aku masih mampu berpijak di permukaan ini. Sementara kamu yang terjatuh namun masih tersenyum kepadanya yang hanya berkata semoga lekas sembuh kepadamu, dan kamu lupa tentang kita yang pernah saling mengobati luka, kamu lebih memilih dia yang senyumnya lebih memesona bahkan saat kamu terjatuh dia hanya bisa tersenyum tetapi tak lagi membuatmu terkagum, dan aku yang pernah tersenyum sebatas melihat kamu pergi karena memilihnya. Jangan harap aku akan kembali tersenyum jika kamu kembali datang. Sebab senyum ini tak sekadar menerima kedatangan, senyum ini pernah berjuang mempertahankan seseorang yang hanya melihat senyuman yang lain, maka biarkan senyum ini belajar menghargai seperti musim yang akan hilang jika telah habis masanya dan biarkan ia berlalu jika tiba pada waktunya.




"Sakit, namun terlihat tidak terluka, perih namun tidak berdarah."-May


Raindu (Hujan dan Rindu)Where stories live. Discover now