Reda (1)

772 9 0
                                    

Saat aku berkata menunggu sebuah reda adalah hal yang membosankan, kamu meneguk kopi dan menyarankan untuk duduk memperhatikan, memperhatikan tiap tetesan, dan aku yang mulai heran kamu hanya memberi tatapan dan tersenyum melakukan sebuah ritual agar sulit kulupakan, begitu cerdiknya kamu menciptakan sebuah kenangan, saat kamu mulai membuka obrolan kamu menjadikan hujan sebagai ritme yang menenangkan, caramu menghabiskan secangkir kopi begitu terlihat nikmat meski kamu berkata itu adalah pahit dan menjadi manis ketika kita bersama. Aku yang kini sebatas mencari tahu pembenaran tentang kala itu, membuatku bertatap lama dengan buih di cangkir kopi ini, mungkin ritme hujan yang tak seirama lagi dan sungguh rasa kopi yang begitu pahit, inikah caramu agar kumengerti jika mengenangmu sangatlah pahit, bagian-bagian ingatan itu mulai memposisikan diri pada tempatnya tentang mana hal pahit yang menyiksa dan yang indah sulit terlupa, dan saatku menyadari jika kamu juga merasa bosan menunggu hujan reda, yang memilih menikmati kopi pahit dan setelahnya kamu pergi, aku menyadari sekarang aku masih saja bosan dan berada di tempat ini sudah lebih pahit dari kopi, namun ketika aku memilih pergi, kenangan menahanku untuk tetap di sini.




"Bagian-bagian ingatan itu mulai memposisikan diri pada tempatnya tentang mana hal pahit yang menyiksa dan yang indah sulit terlupa."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora