Sam mendekatkan wajahnya ke wajah Dyba. "Semangat sayang, aku di sini, sebentar lagi kita bakalan ketemu sama pangeran kecil, kamu harus bertahan."

Sam menyanyikan shalawat saat Dyba sudah mengikuti arahan dokter Suci. Air matanya menetes saat melihat Dyba yang tengah berjuang untuk melahirkan putra mereka ke dunia. Bisikan-bisikan semangat juga diberikan Sam.

"Bunda, semangat!" bisik Sam sambil mengecup pipi Dyba dengan lembut.

"Ayo bu kepalanya sudah keluar."

Mendengar itu Sam tersenyum haru. "Ayo sayang."

Dyba menjambak rambut Sam. "Aaakhh!!!"

Tangan Sam menyentuh pipi Dyba. "Jambak aja gak papa, alihin semua rasa sakit kamu ke aku."

Dan benar jambakan Dyba di kepalanya terasa semakin kuat. Sam sebisa mungkin menyembunyikan ringisannya, karena ia tau ini tidak sebanding dengan apa yang dirasakan Dyba.

Satu tarikan kencang di rambutnya serta teriakan Dyba akhirnya membuahkan hasil. Tangisan bayi yang begitu menggema di ruangan Dyba membuat hati Sam berdesir hangat. Tarikan di rambutnya melemas, Sam mengalihkan tatapannya kepada Dyba yang menatap putra mereka dengan sayu.

Sam menepuk-nepuk pelan pipi Dyba saat mata Dyba akan tertutup. "Sayang, jangan tutup mata, pangeran kecil kita udah lahir."

"Bayi laki-laki sehat dan tampan seperti ayahnya. Dengan berat 3.8 kg dan panjang 52 cm."

Sam tersenyum, ia mengelus pipi Dyba. "Sayang, beneran jagoan yang keluar. Jangan tutup mata kamu, liat jagoan kita ganteng Dy."

Tetapi bukan mata Dyba yang terbuka yang Sam dapatkan, tetapi mata Dyba yang tertutup. Baru saja akan mengguncang tubuh Dyba, tetapi suara dokter Suci menghalanginya.

"Tidak apa-apa pak, detak jantung ibu Dyba normal, jadi ia menutup mata hanya untuk memulihkan tenaga. Silahkan anda mengadzani putra anda terlebih dahulu."

Sam menerima putranya dengan kikuk. "Sus, ini benar gendongnya?" Melihat anggukan dari suster yang ada di depannya membuat Sam mendekatkan bibirnya ke telinga putranya yang masih memerah.

Lantunan adzan dari suara Sam membuat tangisan putranya mereda. Sam tersenyum saat sudah siap melantunkan adzan. Ia menatap dengan kagum putranya, dengan kulit yang masih memerah dan tubuhnya yang berisi membuatnya gemas.

"Welcome to the world pangeran kecilnya ayah sama bunda

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Welcome to the world pangeran kecilnya ayah sama bunda. Jadi anak yang berbakti ya."

Ia meletakkan putranya di box bayi yang sudah disediakan. Meletakkannya dengan penuh kehati-hatian. Ia kembali ke samping Dyba, menatap wajah pucat Dyba. Tangannya mengelus buliran keringat yang terdapat di wajah Dyba.

"Selamat pak atas kelahiran putranya dan kabar baik lainnya bahwa kondisi ibu Dyba stabil dan tidak ada masalah lain di kandungannya. Untuk ibu Dyba biarkan terlebih dahulu untuk beristirahat, jangan khawatir karena ibu Dyba hanya beristirahat untuk memulihkan kondisinya."

Sam mengangguk. "Terima kasih, dok."

"Putranya kami letakkan di box samping ibu Dyba, dan satu suster akan selalu stand by di sini sampai kondisi ibu Dyba sudah sadar. Jangan lupa setelah ibu Dyba nanti bangun langsung diberi air mineral. Saya permisi dulu, semua sudah dibereskan dan jahitannya juga sudah saya pastikan kuat, tetapi jangan sampai ibu Dyba banyak bergerak dulu."

Saat dokter Suci dan beberapa suster membereskan alat-alat lahiran Sam terfokus ke wajah Dyba. Ia mengecup bibir Dyba lama, tidak peduli dengan orang-orang yang masih ada di dalam. "Makasih sayang, makasih."

Sam menjauhkan wajahnya dari Dyba saat pintu ruangan Dyba terbuka dan derap langkah kaki mendekatinya. Sam berlari, langsung menubruk Nita.

"Mama ...."

Nita mengelus punggung Sam. "Jangan nangis, udah jadi ayah kok malah nangis."

"Sam berdosa banget kayaknya sama mama, Sam sering bantah mama, Sam sering gak dengerin mama. Sam sadar setelah ngeliat Dyba ngelahirin, ternyata perjuangan mama ngelahirin Sam sesusah dan sesakit itu. Maafin Sam, Ma," ucap Sam sambil terisak di pelukan Nita.

Air mata Nita menetes tapi langsung ia hapus. "Udah sayang, udah. Mama udah maafin Sam dari dulu. Sam udah tau kan gimana orang melahirkan sekarang? Mempertaruhkan nyawa demi anaknya lahir. Dari sini Sam belajar, jangan pernah nyakitin perempuan, khususnya istri kamu. Sam sekarang udah jadi seorang ayah, perilakunya di rubah ya, jangan sering asik sendiri sama dunianya. Perhatiin anaknya ya, karena mama gak mau anak kamu ngerasain seperti yang kamu rasain dulu. Jadi imam dan ayah yang baik, ajarin anaknya yang benar-benar."

"Sam sayang banget sama mama, mama malaikat pertama di hidup Sam. Maafin Sam selama ini banyak salah sama mama."

Nita menepuk bahu Sam beberapa kali. "Udah sayang. Lepasin mama gih, mama mau ngeliat cucu gantengnya mama."

Sam melepas pelukannya, ia menatap Nita masih dengan air mata yang menetes. Nita yang melihat itu terkekeh, ia berjinjit untuk mengecup pipi putranya yang sekarang sudah menjadi seorang ayah itu. "Ayah gak boleh nangis, malu sama dedek."

***

Hari ini hari spesial!!!

1. Ini hari ulang tahun ku ✨

2. Possessive Samudera genap satu tahun

3. Anak DySam lahir 💜

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁´◡'❁)

Jangan lupa vote dan comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, dan comment ceritaku ♡♡

04 Januari 2021

DySam (After Marriage)  [Selesai]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora