35 : A Call

4.3K 1K 150
                                    

Seneng nggak double update? Xixixix
Btw ini latar waktunya sama kayak chapter 33 ya!

Lucas menghela nafas, lalu membanting tubuhnya ke atas kasur yang telah dipakainya selama tiga tahun terakhir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lucas menghela nafas, lalu membanting tubuhnya ke atas kasur yang telah dipakainya selama tiga tahun terakhir. Akhir–akhir ini, pria itu dibuat begitu lelah ketika mengikuti kelas khusus yang didaftarkan langsung oleh sang paman. Setiap hari berangkat pukul tujuh, lalu pulang pukul delapan malam. Waktu istirahat yang diberikan hanya untuk makan siang dan coffee break.

Lucas pikir, setelah menyelesaikan masa rehabilitasinya ia dapat langsung kembali pulang. Saat itu Lucas bahkan sudah mengemasi semua barang–barang miliknya dan siap memesan tiket pesawat. Namun, sang paman tiba–tiba datang dan langsung memerahinya dan meminta Lucas untuk kembali menaruh barang–barang yang telah dikemas ke dalam koper.

Kata siapa lo ke sana cuma untuk pengobatan? Lucas kini paham maksud dari perkataan Jooheon saat itu. Ia ternyata didaftarkan ke dalam kelas khusus kepemimpinan, dimana di sana Lucas akan diajarkan banyak hal dalam bertata krama yang baik dan kiat–kiat menjadi seorang pemimpin di dalam sebuah perusahaan. Lucas jadi merasa tak enak pernah menuduh Jooheon yang bukan–bukan, karena pada dasarnya sang kakak hanya mengisi kekosongan karena Lucas sama sekali belum siap. Namun tetap saja pria itu merasa bahwa di sini ia bukan pihak yang patut disalahkan karena telah menuduh yang macam–macam, peristiwa dimana ia dipukuli oleh Jooheon saat itu membuatnya tak bisa lagi berpikiran positif jika mendengar nama kakak angkatnya itu—bahkan sampai sekarang.

Saat itu, Lucas yang mendengar penjelasan sang paman benar–benar merasa tertarik. Saat pulang nanti, ia bukanlah lagi seorang pengangguran yang hanya bisa menghabiskan uang orangtua, tapi berubah menjadi seorang penerus perusahaan milik sang papa. Hari–harinya bukan lagi dipenuhi lamunan–lamunan tak jelas sambil menunggu wanitanya pulang, tetapi dipenuhi pekerjaan juga pertemuan–pertemuan bersama orang penting. Memikirkannya saja sudah membuat Lucas berdecak kagum.

Tapi, saat ini lain lagi ceritanya. Lucas beranjak dari tempat tidurnya, kini memandang pantulan dirinya di cermin. Lengannya menarik dasi yang begitu mencekik lehernya, lalu membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan sebelum kembali berbaring di tempat tidur.  

Lucas mengambil ponsel miliknya, lalu memandang benda itu dengan wajah lesu. Kini, terhitung sudah dua tahun sejak Lucas kehilangan ponselnya yang lama. Data yang tersimpan di dalam ponselnya itu tidak dapat dipulihkan karena tiba–tiba semua akun yang ia pakai dihapus oleh seseorang. Lucas kehilangan semua kontak dan ia sama sekali tak hafal satupun nomor teman–temannya. Jangankan nomor orang lain, nomor ponsel sendiri pun kadang–kadang Lucas lupa. Sebenarnya, ada satu alternatif, yakni lewat sosial media. Tapi sejak berkenalan dengan Hara, keduanya tak pernah menyinggung perihal sosial media. Jaehyun, Taeyong, dan Johnny pun bukan tipe pengguna media sosial. Lucas semakin frustasi.

[4] Marriage | Wong LucasWhere stories live. Discover now