12 : Rooftop

8.8K 1.7K 382
                                    

420 votes
100 comments
for next, please?

Malam ini, Hara hanya menonton televisi di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, Hara hanya menonton televisi di rumahnya. Meski pandangannya tertuju lurus pada layar televisi yang menayangkan variety show, pikiran wanita itu nyatanya tak terpusat pada tayangan. Sosok Lucas terus memenuhi otaknya, membuatnya gusar juga khawatir mengingat Lucas tidak sedang dalam kondisi yang baik–baik saja. Hara takut Lucas kembali memakai acid miliknya, bertingkah keluar batas, lalu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hara harap itu tidak terjadi.

Hara mengambil ponsel yang dia simpan di sebelahnya, menatap layar yang hanya menampilkan notifikasi masuk dari grup berisi rekan–rekan kerjanya. Tidak ada pesan dari Lucas, maupun kabar dari Johnny.

Untuk informasi, siang tadi, selepas Lucas pergi, Hara menelepon Johnny. Memberi tahu pria itu bahwa Lucas pergi entah kemana setelah insiden pertemuan mereka dengan ibunda Lucas. Mendengar itu, tentu Johnny langsung mengambil langkah. Dia bilang pada Hara akan mencari keberadaan Lucas dan berjanji pula akan memberi kabar jika Lucas baik–baik saja.

Tapi, sampai pukul tujuh malam, tepatnya berselang enam jam, Johnny tak kunjung mengabari. Mendukung pikiran buruk Hara yang berkata bahwa pasti terjadi sesuatu pada Lucas dan yang jelas itu adalah hal buruk.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel Hara bergetar saat benda itu hendak disimpan kembali ke tempatnya. Melihat nama Johnny, Hara dengan cepat menggeser tombol berwarna hijau untuk mengangkat panggilan. "Halo?" Sapa Hara.

"Sorry baru bisa ngabarin kamu," ucap Johnny dari seberang sana, "saya sekarang udah sama Lucas." Pria itu terdengar menghela nafas. "Tiga jam saya keliling–keliling kota cari cowok caper yang satu ini, taunya ada di rooftop apartemennya."

Hara terkekeh mendengar keluhan Johnny. "Terus? Lucasnya gimana?"

"Lucas... kangen kamu katanya. Bisa ke sini?"

Samar–samar, terdengar suara Lucas mengumpati Johnny. Anjing, John! Ngada–ngada lo! Kurang lebih seperti itu yang Hara dengar dari speaker ponselnya. Wanita itu melirik jam dinding yang baru menunjukkan pukul tujuh. Ini sudah malam dan Hara paling malas keluar malam hari.

"Tapi udah malem," ucap Hara, "besok deh?"

"Sek—" Terdengar perdebatan kecil di seberang sana dan tak lama terdengar lagi suara di speaker ponsel Hara. Bukan suara Johnny, melainkan kini suara pria yang berjam–jam Hara khawatirkan. "Iya, Ra. Besok aja. Nggak usah dengerin Johnny, bibirnya penuh kebullshitan. Udah ya, gue tutup."

[4] Marriage | Wong LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang