27 : Endless Bickering

5.4K 1.2K 58
                                    

Banyak amat nih siders😃

Btw, part ini panjang ya. Baca pelan-pelan aja xixixi!
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau komen! Thank you.

 Baca pelan-pelan aja xixixi!Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau komen! Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah enam belas hari lamanya Lucas menekuni suatu kegiatan secara rutin. Bekerja di sebuah perusahaan baginya adalah hal baru. Biasanya, tiap harinya Lucas hanya membuang–buang waktu secara percuma, seperti melamun sambil merokok, menonton serial yang sebenarnya sudah ia tonton, tidur, makan, atau melakukan hal tidak bermanfaat lainnya.

Tapi setelah memutuskan untuk ikut bekerja, Lucas seperti menemukan dunia baru. Biasanya ia bangun siang hari, di waktu yang tidak menentu. Tapi kali ini, Lucas selalu bangun pagi hari, bergegas mandi, dan selalu menyempatkan olahraga untuk kebugaran tubuhnya. Hidupnya yang semula urak–urakan menjadi lebih produktif dan teratur.

Namun, di sisi lain, Lucas masih belum bisa lepas dari pengaruh buruknya di masa lalu. Sekuat apapun ia berusaha lepas, ia selalu kembali ke tempat yang sama. Lucas sendiri tahu, lepas dari ketergantungannya bukanlah hal yang mudah dan ia tidak bisa melakukannya sendiri. Perintah dari sang papa tempo lalu untuk pergi berobat ke Hongkong dan tinggal bersama sang paman merupakan ide yang sangat bagus. Tapi, masalahnya Lucas harus pergi dan Lucas tidak akan pernah mau melakukan itu.

Suara pintu terbuka sedikit membuat pria itu terkejut, nyaris melontarkan umpatan kalau saja otaknya tak segera kembali bekerja dengan seharusnya.

"Nggak pulang lo?"

Ia menoleh pada jam yang tertempel di dinding ruangannya dan baru sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Pulang. Lo duluan aja."

Lucas itu pegawai baru. Tapi karena pria itu adalah tipe orang supel, maka tak heran ia sudah punya banyak teman. Seperti yang satu itu, namanya Hendery, pekerja di pantry kantor yang sudah memiliki hubungan dekat dengan Lucas.

Tanpa membuang–buang waktu lagi, Lucas segera memakai kembali jas yang sempat ia tanggalkan karena kegerahan. Ia lalu membereskan semua barang–barang miliknya dan bergegas pergi dari ruangan itu. Kaki jenjangnya membawa Lucas pergi ke basement gedung, tempat ia memarkirkan motornya. Di sepanjang jalan, Lucas tak lepas memamerkan cengirannya saat orang–orang menyapanya. Ia mendadak populer di sini. Karena demi apapun pesona Lucas bisa langsung meluluhlantakkan hati para wanita.

Dengan menunggangi si merah, Lucas dengan cepat membelah jalanan sore yang nampak sedikit basah. Tadi siang hujan turun dengan deras, membuat jalanan licin dan Lucas jadi tak bisa menarik gas secara maksimal. Ia masih sayang diri sendiri dan tak ingin terjadi sesuatu yang buruk.

Sesampainya di apartemen, Lucas menyempatkan diri untuk sedikit merapikan isi apartemennya yang minggu lalu masih terlihat rapi. Beberapa bungkus sampah bekas makanan yang berserakan di lantai dan bekas botol minuman yang isinya hanya tinggal setengah Lucas buang ke tempat sampah. Selain itu, ia juga menyapu lantai apartemennya yang terlihat sedikit berdebu. Semuanya Lucas bersihkan sampai terlihat sempurna.

[4] Marriage | Wong LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang