28 : Final Persuasion

4.6K 1.2K 189
                                    

"Lucas nggak mau dengerin ucapan saya, tante

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


"Lucas nggak mau dengerin ucapan saya, tante." Hara mendengus, terlihat begitu pasrah saat tiba–tiba ditelepon nomor tak dikenal yang tak lain adalah ibu tiri Lucas. "Saya pikir, saya nggak bisa bantu lebih jauh. Saya nggak bisa paksa Lucas, dia punya kebebasan buat milih."

"Jadi kamu nggak mau liat Lucas sembuh dari ketergantungannya?"

Ucapan Hara nampaknya disalahpahami. Wanita itu menggigit bibir bawahnya sembari mencengkram ponselnya erat, mulai merasa kesal karena merasa disalahkan. "Bukan gitu, saya mau yang terbaik untuk Lucas. Tapi saya nggak bisa apa–apa, saya nggak bisa paksa Lucas."

"Tolong, Hara. Coba bujuk Lucas sekali lagi, ya? Saya berharap banyak sama kamu. Saya bayar kamu berapapun, kalau kamu berhasil bujuk Lucas untuk pergi."

Hara menghela nafas panjang, begitu jengkel mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan lawan bicaranya. Rasanya semua dapat dengan mudah selesai dengan uang bagi orang yang memiliki kelebihan dalam ekonomi.

"Nggak usah, tante. Saya nggak perlu dibayar. Nanti saya coba bicara sama Lucas sekali lagi, semoga Lucas mau dengerin." Hara melirik jam yang tertempel di dinding, hampir lima belas menit lamanya ia meninggalkan pekerjaan dan berbincang di sini. "Kalau gitu saya tutup dulu teleponnya, ya? Saya harus kerja lagi, tante."

Hara menutup panggilan. Hatinya jadi resah, tak karuan. Pertengkarannya dengan Lucas malam tadi bahkan masih menggerayangi pikirannya. Bagaimana cara Lucas bicara padanya, lalu perlakuan pria itu, yang rasanya sangat berbanding terbalik dengan Lucas yang biasa Hara kenal. Semua masih terekam jelas di otak Hara. Jujur saja, sekesal–kesalnya Hara pada Lucas, wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Lucas benar–benar berbeda.

Dan belum 24 jam berlalu, Hara diminta untuk membujuk Lucas lagi dengan situasi mereka yang masih bersitegang. Hara tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Reaksi Lucas saat ia kembali menyinggung masalah keluarganya sudah dapat dipastikan tidak baik. Lucas sendiri benci membicarakan keluarganya, apalagi Hara yang hanya orang lain tetapi justru berlagak tahu segalanya. Hara tidak berani untuk menyinggung masalah kemarin malam lagi. Rasanya jika ia melakukan itu lagi, Lucas akan benar–benar membencinya. Hara jadi frustasi.

"Hara!" Suara dari belakang membuat Hara menoleh. "Sepuluh menit lagi gladi bersih, udah lo koordinasiin semua ke divisi peralatan belum?"

"I–iya. Tadi baru sebagian, tapi kayaknya udah diberesin Kun sama Fay."

"Ayo, ayo! Cepet! Masuk studio lagi!"

Hara mengangguk, lantas menyimpan ponselnya di dalam saku celana yang wanita itu kenakan. Tanpa membuang waktu lagi, Hara melangkah dengan cepat menuju studio yang dalam hitungan menit ke depan akan melakukan rekaman. Pekerjaannya belum semua tuntas, masih banyak yang harus Hara kerjakan. Entah itu untuk acara hari ini, maupun deadline yang sialnya jatuh tempo hari ini juga. Dan ditambah lagi, permasalahannya dengan Lucas dan tekanan dari ibu tiri Lucas yang rasanya akan membuat kepalanya pecah.

[4] Marriage | Wong LucasHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin