31 : Just Have to Believe

4.9K 1.2K 160
                                    

Maaf ya aku updatenya lama kayak doi kalian waktu bales chat😭😭😭

Lucas menoleh, mendapati Jooheon yang masih mengikutinya dari belakang, padahal pria itu sudah mengantarkan Lucas sampai ke tempat tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas menoleh, mendapati Jooheon yang masih mengikutinya dari belakang, padahal pria itu sudah mengantarkan Lucas sampai ke tempat tujuan. "Lo nggak usah ikut–ikut, gue bisa sendiri." Lucas menaruh tas dan kresek yang berisi makananya di kursi tunggu, lalu turut duduk di sana dengan nyaman. "Sana pulang."

"Lo tunggu di sini, jangan pindah–pindah," ucap Jooheon sembari melirik jam tangan di pergelangan tangannya, "gue mau cari koper dulu."

"Koper untuk apa?"

Jooheon menghela nafas. "Untuk nyimpen barang–barang lo jadi satu. Biar praktis, nggak ribet kayak gini. Tolol kok dipelihara!"

"Sial—"

"Udah, diem. Tunggu aja di sini. Jangan kabur."

Lucas mendelik, tak bisa menyuarakan kekesalannya. "Iya, berengsek."

Sepeninggal Jooheon, Lucas terduduk sendirian tanpa melakukan apapun. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat lalu lalang orang–orang yang hendak pergi maupun yang baru saja kembali. Tatapan polosnya membuat Lucas terlihat seperti anak hilang, alih–alih seorang yang hendak melakukan perjalanan. Nafasnya berhembus kasar, mulai merasa jenuh meskipun baru dua menit berlalu.

Lucas akhirnya kembali mengecek ponselnya. Namun tak seperti apa yang ia harapkan, tak ada notifikasi masuk dari Hara. Percakapan antara mereka berakhir sampai dimana Lucas memberitahu bahwa jadwal penerbangannya ke Hongkong dijadwalkan satu jam lagi. Sekarang Lucas baru menyesal tidak memberitahu Hara beberapa jam sebelumnya atau mungkin langsung sesaat setelah diberi kabar oleh Jooheon bahwa malam ini ia akan pergi.

Namun, meskipun dalam mood yang buruk, masih saja ada yang bisa membuat pria itu tertawa. Grup chat yang berisi ia dan ketiga temannya terlihat lebih ramai daripada biasanya. Johnny tak ada henti–hentinya bertanya apakah Lucas sudah berangkat atau belum, ditambah gambar–gambar yang dikirim Jaehyun secara terus menerus yang menampilkan kucing kesayangannya yang terus bertingkah.  Sementara Taeyong, sesekali menimpali jika ingin.

Ditengah keasikannya dengan percakapan random di ponselnya, seseorang yang membuat suara hentakan keras di dekatnya membuat Lucas terkesiap. Pria itu berdecak, siap menyemburkan sumpah serapah—tapi urung begitu melihat siapa pelakunya. Mulutnya kembali terkatup rapat, tertarik sedikit demi sedikit ke atas membentuk lengkungan yang sempurna.

Lucas menggeser tubuhnya, memberi sebuah ruang untuk seseorang yang kini masih berdiri di depannya dengan sebuah koper.

"Duduk, Ra," ucap Lucas.

[4] Marriage | Wong LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang