Ekstra Part: Falshback: Pt.2

46.9K 3.5K 316
                                    

Tahun 2001

Seorang anak kecil dengan pakaian lusuh sedang duduk di bawah jembatan, hari ini tidak terlalu banyak sepatu yang ia semir. Pukul satu siang perutnya sudah kembali keroncongan akibat tidak ada makanan yang perutnya terima sedari kemarin. Ingin kembali pun tidak bisa karena belum dapat uang untuk setoran.

Hatinya sakit ketika ada seorang wanita yang membuang sisa roti yang tak habis dimakan. Setelah memastikan wanita tersebut menjauh ia berlari mendekati tempat sampah tersebut dan mengambil sisa roti yang terbuang. Sambil berteduh di halte ia memakan sisa roti tersebut dengan lahap.

Seorang pria berseragam polisi duduk di sampingnya, anak kecil tersebut melirik sepatu kantoran yang terlihat kotor.

"Selamat siang, Pak. Sepatunya mau dibersihkan tidak?"

"Oh boleh-boleh."

Anak tersebut memberikan sandal sebagai ganti sepatu yang akan disemir. Sebisa mungkin ia memperlakukan sepatu tersebut sehati-hati mungkin, pria yang sepatunya disemir sedang asik membaca koran di tangan. Mata anak tersebut terpaku pada dompet tebal di saku pria tersebut yang terlihat. Bibinya mengering memikirkan kemungkinan yang akan ia lakukan.

Ada dua kemungkinan hasil, jika tidak ketahuan ia bisa membeli makanan padang yang sangat ia inginkan di pertigaan sana dan membayar setoran sehingga ia bisa pulang tapi jika ia ketahuan ia bisa mati dihajar oleh warga.

"Kamu kelas berapa?"

"Nggak sekolah, Pak."

"Orang tua?"

Anak tersebut merenung memikirkan dimana kebeadaan orang tuanya, sedari kecil ia telah hidup di sebuah panti asuhan tanpa ada keluarga yang mengunjungi. Bapak dan Ibu oengasuh panti pun tidak berkerja, mereka hanya memperkerjakan anak-anak sepertinya.

"Bapak ke sawah, Ibu nyuci," bohongnya.

Pria tersebut bertanya-tanya tanpa mengangkat kepalanya dari koran. Beberapa kali matanya teralihkan oleh tebalnya dompet. Satu sepatu telah selesai kini berganti ke sepatu yang lain. Jantungnya berdegup kencang, tangannya bergetar hebat karena ia siap menerima konsekuansinya demi sesuap nasi. 

Sepasang sepatu tersebut sudah selesai dan anak kecil itu menerima upahnya. Tapi saat ia ingin menjalankan aksinya ia tak mampu, badannya berdiri kaku melihat pria tersebut kembali memasukkan dompet ke dalam saku celana belakangnya. 

Ia ingin berbalik arah tapi kali ini seperti ada dorongan tekad yang sangat luar biasa. Kakinya berlari cepat dan menarik dompet tersebut dalam sekejap mata. Karena terkejut pria berseragam yang menjadi korban langsung mengejar anak tersebut sembari meneriaki copet. Para warga sekitar yang mendengar teriakan itu turun ke jalan untuk mengejar. 

Kakinya hampir kehabisan tenaga, setengah potong roti tidak mampu membuatnya berlari layaknya Usain Bolt. Tapi rasa takut bisa menjadi bahan bakar tersendiri. Sebuah parit yang cukup lebar pun mampu dilocantinya. Sampai ke seberang tanpa melihat belakang anak tersebut memanjat pagar tembok dan menghilang. Warga tak mampu menemukannya dan mulai bubar satu per satu. Akan tetapi pria tadi masih tekun mencari karena semua barang berharganya ada di dalam dompetnya. Sampai besok bakal ia jabanin untuk mendapatkan kembali dompetnya.

"Sialan!"

Napasnya tersengal dan melihat kotak semir sepatu yang anak tadi gunakan untuk menyemir sepatunya. Bahkan di sakunya pun tak ada sepeser pun untuk kembali pulang atau menggunakan telepon umum. Ia mencoba mencari pos polisi terdekat untuk meminta bantuan sambil membawa kotak semir milik anak tadi.

Senyumnya terangkat saat melihat kepala tikus yang mengambil dompetnya. Dengan pelan ia mendekati tembok tersebut sambil beristirahat.

Anak tersebut mendesah kecewa, ia sangat menyesali perbuatannya, bahkan nyawanya menjadi taruhan, yang lebih mengecewakan lagi adalah hanya terdapat uang 2000 rupiah di dompet pria tersebut. Realitanya yang membuat tebal adalah struk pembayaran rumah sakit bersalin dengan beberapa kartu yang tak berguna. Rasanya ia ingin menangis saja ketika sadar bahwa tas semir sepatunya ia buang entah kemana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Siap 86! (Complete)Where stories live. Discover now