Extra Part: Minta Jatah

62.6K 4.3K 500
                                    

Selamat Tahun Baru gengs, ini ada kado untuk kalian hehehe

*

Kalian pasti tahu bagaimana sibuknya para polisi menjelang pergantian tahun seperti ini. Pagi-siang-malam berjaga di post-post tertentu, berdiri seharian menertibkan pengendara yang tidak patuh aturan. Bahkan tak ada alasan bagi polisi yang notabennya masih merupakan pengantin baru untuk kembali cuti. Mulai dari polisi kantoran hingga polisi lalu lintas pun semuanya dikerahkan untuk menertibkan masyarakat +62 yang terkadang kelewat bar-bar.

Gadis itu bangun dengan tubuh yang kelelahan, satu tahun menikah ia masih belum terbiasa dengan jatah yang diminta oleh suaminya. Meskipun telah satu tahun mengarungi kehidupan berumah tangga tapi Budi masih selalu menganggap mereka pengantin baru yang terkadang membuat Lalak kewalahan.

Ia melirik ke bagian tempat tidur sampingnya dan tak menemukan suami kurang-ajarnya. Lalak mendesah panjang, dimatikannya alarm ponsel yang tak kunjung berhenti berbunyi. 

Pukul 08.00 pagi.

"Aish! Mas Budi!!!"

Lalak berteriak frustasi setelah melihat layar ponselnya. Padahal tadi ia memesan kepada suaminya untuk memasang alarm pukul setengah delapan tapi nyatanya pria itu memasang alarm pukul delapan pagi! Dasar pria tidak bertanggung jawab! Setelah menikmati tubuhnya ia ditinggalkan begitu saja! 

Tak menunda waktu lebih lama lagi, ia segera berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap menuju kantor. Tak butuh tiga puluh menit untuk Lalak mempersiapkan diri. Semua keperluan berkas yang diperlukkan ia persiapkan sembari memanasi mobil. 

Sejujurnya bisa dibilang Lalak tidaklah telat-telat sekali karena jam kerjanya dimulai pukul sembilan akan tetapi ia sudah memiliki janji lain sebelum ke kantor hari ini. Lalak benar-benar dongkol terhadap suaminya. Jika saja setelah ibadah shubuh tadi pagi ia tak mengizinkan suaminya menggerayanginya, pasti ia sudah sampai rumah sakit sedari tadi.

Lagi-lagi Lalak harus berdecak kesal melihat antrian kendaraan di depannya. Melihat plang bertulisan 'mohon maaf ada pemeriksaan kepolisian, Operasi Lilin 2019' Gadis itu memilih menjalankan mobilnya dengan santai karena mau bagaimana pun ia sudah terlambat. Tak lupa Lalak menghubungi pihak rumah sakit untuk mengganti jadwal pertemuan untuk nanti sore setelah ia pulang berkerja.

Ia menurunkan kaca mobilnya tat kala seorang polisi menghampirinya.

"Selamat pagi buk, mohon maaf menganggu waktunya sebentar, boleh lihat perlengkapan mengendarainya?"

Dibukanya tas untuk mengambil dompet, ia menyerahkan SIM tapi gagal mencari keberadaan STNK-nya. LUntuk kesekian kalinya Lalak harus menghembuskan nafas kesal karena ia teringat bahwa STNK-nya dibawa oleh Mas Budi karena untuk mengurus keperluan pajak.

"STNK-nya tidak ada, pak. Lagi dibawa suami saya untuk ngurus pajak."

Wajah polisi tersebut terlihat syahdu mengerti maksud dari wanita di hadapannya akan tetapi peraturan tetaplah peraturan. Pria itu menuliskan sesuatu di buku surat tilang.

"Saya mengerti, kalau begitu saya tahan dulu SIM-nya nanti ibu bisa bawa ke pengadilan di hari jum'at."

"Ya Ampun, pak. Kan saya bawa SIM kenapa harus ditilang segala?"

"benar, ibu sudah menunjukkan SIM tapi surat-surat berkendaran ibu masih belum lengkap."

"Kan STNK saya dibawa suami, pak. Untuk keperluan bayar pajak."

"Kapan suaminya mengurus pajak?"

"Dua hari yang lalu."

"Mengurus pajak ituu hanya butuh waktu sehari, Bu. jadi, seharusnya ibu sudah memegang STNK-nya untuk hari ini."

Siap 86! (Complete)Where stories live. Discover now