Ekstra part: Aduhai Pengantin Baru

57.9K 3.8K 360
                                    

Ada yang kangen Budi?
Vote dan komennya dong wkwkwk

*

Duhai senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau
Aduh senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau
Bagaikan raja dan permaisuri
Tersenyum simpul bagaikan bidadari
Duhai senangnya menjadi pengantin baru
Duhai senangnya pengantin baru

Lirik lagu menyebutkan bagaimana senyum simpul yang tercetak di bibir pengantin tapi tidak dengan realitanya. Wajah pengantin pria justru menunjukkan ekspresi cemberut. Ia kesal dan sangat kesal. Bukan karena pernikahannya, tapi karena keluarganya!

Ia kesal karena ia sudah duduk berbincang berjam-jam, bahkan acara pernikahannya sudah selesai dari entah jam berapa tadi.

Budi tahu betul bahwa Eyang dan Ayas sedang tidak ingin dirinya untuk menyusul istrinya yang sudah ke kamar sejak tiga jam yang lalu. Ada saja perbincangan yang dilontarkan.

Pernikahan Budi dan Lalak memang beda dari pernikahan Ayas dan Gemintang. Mereka berdua menikah sederhana di sebuah rooftop hotel dan dihadiri oleh teman dekat keduanya. Awalnya Gemintang menawarkan untuk sekalian menginap di hotel tapi Ayas dan Eyang bersekongkol menolak.

Budi tahu betul kalau keduanya sedang mencoba berbagai cara untuk menunda dirinya menyentuh Lalak. Mereka masih belum bisa melepas Lalak sepenuhnya sebagai orang dewasa. Eyang dan Ayas masih melihat Lalak sebagai anak kcil meskipun umur gadis itu kini sudah menginjak 24 tahun.

Tentu saja Budi tidak akan kalah dari keduanya. Gila saja, dia sudah menunggu hampir tiga tahun lamanya agar Lalak mau menikah dengannya dan kini ia harus menunda malam pertamanya? Budi menggeleng cepat.

"Eyang, aku ngantuk."

"Ih temani dulu Eyang ngobrol sebentar. Mau kemana sih kok buru-buru banget."

"Mau mantap-mantao sama istri."

"Sabar, kita ngobrol dulu."

Budi menghela napas panjang dan duduk dengan malas, ia tak sungkan menunjukkan wajah ngambeknya tapi Ayas tak melihat kode itu

Memang Gemintang adalah Malaikat. Budi sangat terpana ketika Gemintang datang dengan kharismanya memberi pengertian Ayas dan Eyang untuk merelakan dirinya pergi.

Budi sampai terharu ketika Gemi menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Jika saja dirinya seorang wanita, pasti ia akan menikung Gemintang dari Ayas!

Budi dengan semangat beranjak dari duduknya dan berlari ke lantai atas.

"Mas Budi!"

Panggilan dari Ayas membuatnya mengerang tak suka.

"Apa lagi, Dek?"

Ayas menggigit bibirnya gugup. Ia berjalan mendekat agar tak ada yang mendengar.

"Um ... Bisa minta tolong tunda dulu kehamilan Lalak?"

"Maksudnya?"

"Maksudnya ... Lalakkan sedang ngurus tesis, kurang satu semester lagi lulus jadi takutnya ganggu kuliah. Ta-tapi kalau kalian mau program anak juga nggak apa-apa. Cu-cuma saran untuk tunggu beberapa bulan lagi."

Budi tertawa gemas melihat Ayas yang gugup seperti ini. Pria itu mendekat untuk berbisik.

"Tenang, itu sudah aku bicarakan sama Lalak. Kamu juga pasti sudah diajarin Gemintang caranya ehem tanpa menghasilkan bayi. Jadi tenang aja ya. Sekarang kamu masuk ke kamar dan jaga dedek bayinya supaya nggak kebangun."

Siap 86! (Complete)Where stories live. Discover now