Ekstra part: Bumil, Ibu Hamil atau Budi Hamil?

60.9K 4.2K 358
                                    

Apa yang kalian pikirkan tentang ibu hamil? Morning sickness? Ngidam? Emosi tidak stabil? dan mudah lelah?

Yup, hampir semua wanita hamil pasti mengalami semuanya tapi tidak dengan Lalak, ia sama sekali tidak pernah merasakan morning sickness, bahkan setiap pagi ia masih bisa beraktifitas layaknya orang normal, justru yang merasakan mual-mual tiap paginya adalah suaminya! Budi!

Dulu dua bulan di awal kehamilan Lalak, Budi justru harus masuk rumah sakit selama tiga hari karena dehidrasi. Lalak pikir suaminya keracunan makanan atau apa hingga membuatnya mual-mual setiap pagi tanpa henti, nyatanya suaminya terkena cauvade syndrome.

Dokter menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh ikatan psikologis yang telah terbangun antara bayi dan sang ayah sehingga ikut mengganggu hormon sang ayah. Ketika tubuh sang ayah baru pertama kali mendapatkan perubahan tersebut maka akan ada reaksi tersendiri dari tubuh yakni salah satunya mual. Hal ini merupakan manifestasi sukarela dari sang ayah bagi partnernya yang sedang hamil.

Lalak cukup kasihan melihat suaminya yang terlihat lelah dan kesakitan. Syukurnya itu semua berhenti saat Lalak mencapai tri semester ke dua. Semuanya berjalan normal bahkan sangking normalnya yang membedakan hanyalah perut Lalak yang semakin membesar. Tiap malam Budi berharap dibangunkan oleh Lalak untuk dimintai membeli sesuatu karena mengidam tapi itu hanyalah mimpinya saja. Lalak tak pernah mengidam satu kali pun membuat Budi bingung padahal dia sudah siap menjadi Abi yang siap siaga untuk sang bayi!

Hari minggu ini Budi bangun lebih telat karena semalaman menunggu istrinya bangun untuk memintanya membelikan sesuatu. Ia meraba kasur dan tak menemukan istrinya di samping. Mulutnya menghembuskan napas teratur, matanya masih menolak untuk terbuka. Dipaksakan tubuhnya untuk menggeliat sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

Setengah sadar pria itu bisa mendengar suara siraman air dari kejauhan. Alisnya berkerut karena ia tahu itu bukan berasal dai kamar mandi. Eyang juga sudah mulai hidup dengan Ayasha jadi tidak mungkin ada orang lain yang menguras kolam ikan selain ....

"Allahu akbar istriku!" 

Dengan cepat Budi memakai celananya dan berlari menuju halaman depan. 

Rasanya ia akan pingsan saat itu juga saat melihat Lalak, istrinya, berada di dalam kolam ikan dengan dasternya sedang menggosok lantai kolam yang berlumut. 

"LALAAAAK!!!"

"Mas Budi tolong kecilin lagi ini suaranya, didenger tetangga nggak enak!" Budi bergidik saat justru ia yang kena marah.

Lalak yang tak memperdulikan pria yang kini menangis ke arahnya memilih melanjutkan menyikat kolam ikan yang berlumut karena tak pernah dibersihkan. 

"Dekku sayang, kamu lagi hamil."

Budi mencoba menarik tangan istrinya dengan lembut tapi segera di tepis oleh lalak. Ia memegangi dadanya yang hampir copot tadi saat melihat Lalak. Ia masih terlalu muda untuk mati karena serangan jantung.

"Kamu ngapain, sih?"

"Kolamnya tuh kotor, kasihan Cabe-terong-ketumbar sama kemiri nggak nyaman berenangnya."

"Ya tapi kan kamu lagi hamil sayangku ...."

"Aku juga lagi nganggur, kok, ini juga bisa buat ngisi waktu luang. Capek kalau cuma duduk-duduk nggak jelas."

"Kamu naik, sekarang!" 

Budi berusaha tegas untuk istrinya, Lalak harus tahu kalau yang dia lakukan barusan berbahaya untuk kandungannya. Bagaimana jika terpeleset gara-gara lantai yang licin? Ah, membayangkannya saja membuat Budi merinding. Tangannya yang berkacak di pinggang segera ia turunkan ketika mendapatkan tatapan tak bersahabat dari Lalak.

Siap 86! (Complete)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ