Ekstra Part: Flashback Pt.1

39.3K 3K 267
                                    

Halo yang kangen Budi vote dan komennya dong hehe...

🔫

Budi sedang duduk di kantor bersama rekannya yang lain mempersiapkan laporan untuk patroli nanti malam. Beberapa unit tim dipersiapkan karena intel menyampaikan bahwa akan ada tawuran antara kelompok geng motor. Serta di tempat yang sama baru saja didapatkan laporan adanya aksi kejahatan pembegalan diikuti oleh penjarahan.

Selaku Kasat Reskrim (Kepala Satuan Reskrim), ia akan turun langsung membantai para tikus jalanan tersebut. Selama dia masih dibagian reserse tidak boleh ada yang menganggu kenyamanan dan ketentraman wilayahnya. Dibantu oleh beberapa kanit (Kepala Unit) ia menyiapkan beberapa berkas saat seorang anggota datang mencarinya.

"Bos, TNI di bilik pengaduan."

Satu ruang langsung hening menghentikan aktfitas menatap informan yang baru datang. Semuanya melihat Budi yang masih duduk menunggu informasi lanjutan.

"Dari Kodam lain, bukan Pak Subagyo."

Budi memijat lehernya yang sedari tegang akibat terlalu banyak melihat layar komputer. Sudah rahasia umum jika dulu polisi dan TNI memiliki hubungan yang kurang harmonis akibat beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab tapi semakin kesini Budi cukup puas dengan kerja sama yang terjalin antara dua instasi penting negara ini.

Ia ikut menuju bilik pengaduan dan melihat seorang pria yang berdiri gagah dengan seragam PDH (Pakaian Dinas Harian) Angkatan Darat serta tiga orang lainnya menggunakan seragam PDL (Pakaian Dinas Lapangan) bercorak loreng. Ia mendatangi pria ber-PDH dan keduanya langsung saling memberikan gerakan hormat lalu berjabat tangan saling berkenalan.

"AKP Budi Rahardian, Kasat Reskrim."

"Kapten Aji Baathara, Kodam IV Diponegoro."

Budi mempersilahkan pria tersebut untuk duduk dan mulai bertanya tentang maksud dari kunjungan.

"Saya ingin melaporkan tindakan kriminal yang terjadi dan salah satu anggota kami telah menjadi korban dari tindakan pembegalan."

Budi menahan hasrat untuk menghela napas panjang, sialan para geng motor itu, gara-gara mereka ia harus menanggung malu karena wilayahnya yang tidak aman. Lihat saja sampai mereka tertangkap.

"Kronologinya bagaimana?"

"Kami sedang melakukan perjalanan dinas ke Jakarta, menginap di hotel daerah situ, acara kami selesai pukul 12 malam dan salah satu anggota izin untuk pulang lebih larut. Pukul 3 pagi kami dapat informasi bahwa ia telah dibawa ke rumah sakit oleh ojek online karena tak sadarkan diri. Beberapa luka goresan diduga menggunakan sajam (senjata tajam)"

"Sampai saat ini korban belum sadar?"

"Korban sudah sadar dan menurut kesaksian, pebegalan dilakukan oleh lima orang dengan dua sepeda motor, satu motor rakitan berbonceng tiga dan sisanya di mtor lain. Sebelum pingsan anggota saya sempat memotret salah satu plat nomor pelaku."

Budi memeriksa foto tersebut dengan seksama, satu foto sudah sangat cukup baginya.

"Baik, akan segera kami proses."

"Terimakasih atas responnya, kami tunggu hasilnya."

Budi menjabat kembali tangan Kapten Aji beserta beberapa anggota yang lain, setelah melepas kepergian para anggota TNI tersebut, ia kembali menuju ruangannya. Beberapa anggota sudah siap menodongnya dengan berbagai pertanyaa.

"Siapa, bos?"

"Kodam mana?"

"Kasus apa?"

"Ada lah, Kapten dari Kodam IV, anggotanya kebegal daerah sini."

Siap 86! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang