Marah Full Episode

35K 3.3K 89
                                    

Punten...

Terima kasih untuk menunggu. Maaf sudah menggantung cerita.

Spesial part buat happyandrich yang udah stay tune dari jaman bahula. But, semua readers aku tetep lavyuuuu.

Enjoy this part.

***

Terbangun tengah malam dengan tenggorokan tercekat menuntut Nara untuk bangkit duduk. Masih setengah sadar, tangannya meraba nakas untuk meraih gelas yang biasanya ia letakkan sebelum tidur.

Kosong.

Tangannya hanya mendapati lampu tidur di sana.

Perlahan mengerjap, ia baru sadar bahwa dirinya tidak berada di rumah, tapi di kamar Rakan, di rumah Mama. Sontak ia menoleh dan tidak mendapati Rakan di sisinya.

Ya tuhan!

Melangkah pelan menuruni anak tangga, Nara mengintip singkat ke sofa ruang keluarga. Ada Rakan tidur meringkuk di sana, membuat Nara meringis menyesal. Semalam ia benar-benar teguh mengunci pintu kamar, membuat Rakan mau tidak mau harus tidur di sofa karena tidak ada kamar lain yang tersisa.

"Rakan." Panggilnya berbisik.

Laki-laki itu melenguh pelan, tapi tangannya meraih selimut untuk dieratkan ke tubuhnya.

"Rakan, bangun, ih." Tangan Nara menggoyang lengan Rakan pelan.

"Bangun, pindah kamar." Katanya begitu Rakan mengerjap beberapa kali.

Laki-laki itu menatap Nara bingung, masih mencoba menyesuaikan cahaya yang diterima penglihatannya.

"Nara?"

"Iya, ayo pindah ke kamar."

Bukannya berdiri, Rakan justru menahan Nara untuk tetap di sana bersamanya.

"Aku mau minum, kamu duluan ke kamarnya." Jelas Nara.

Dan Rakan melepas genggamannya, membuat Nara sedikit kaget. Biasanya Rakan tidak akan mengalah untuk membiarkan Nara melakukan sesuatu yang harus memisahkan mereka.

Iya, Rakan emang drama banget.

Secepatnya Nara berjalan menuju dapur, meraih satu gelas dan mengisinya dengan air dari lemari es. Dahaganya lepas, tapi tiba-tiba degup jantungnya melaju cepat saat tubuhnya merasakan pelukan dari arah belakang. Rakan di sana, menyandarkan kepalanya di pundak Nara.

"Apa?" Tanya Nara pelan, tapi nada judes masih sedikit mendominasi.

"Haus."

Nara menghembuskan napas panjang.

Mau minum aja kudu nempel-nempel begini!

"Aku ambilin, kamu minggir dulu."

Rakan tidak bergerak barang sedikit pun.

"Gimana caranya ambil minum kalau kamu nemplok di situ?"

Rakan merengut, melonggarkan dekapannya sedikit.

"Aku baru ingat kalau tadi kamu marah sama aku." Tatapan matanya tak lepas dari pergerakan Nara menuang air.

"Tadi? Sampai sekarang asal kamu tau."

Dengan sedikit kesal, Nara menyodorkan gelas itu pada Rakan. Pikirannya kembali ke beberapa jam yang lalu, mereka ulang tingkah Rakan yang membuatnya kesal bukan main.

3600 Seconds from MerapiWhere stories live. Discover now