Dua Kali

35.4K 4.5K 214
                                    

Happy reading :*

***

"Karina siapa, sih?"

Rakan menoleh menatap Nara yang memangku semangkuk potongan buah melon kesukaannya. Sudah dua hari sejak kejadian ketangkap basah di Gandaria, dan gadis itu baru menanyakannya sekarang.

"Kenapa?"

Nara mengernyit bingung. "Apanya?"

"Kenapa nanya gitu?"

Nara hanya mengedikkan bahu, tidak tahu harus menjawab apa. Ia sendiri tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba bertanya tentang Karina hari itu.

"Gue nggak kenal siapa Karina."

Rakan merebut garpu di tangan Nara kemudian mencomot dua potong melon sekaligus, membuat Nara memukul lengannya pelan.

"Satu-satu kenapa, sih?"

Rakan mengabaikan teguran Nara, kembali fokus pada tayangan televisi di hadapannya.

"Kata cewek itu, lo baru jadian sama Karina?"

Rakan menoleh, kembali menatap Nara.

"Nggak mungkin lah." Katanya.

"Tapi waktu itu ada anak kelas gue gosipin lo sama si Karina Karina itu." Balas Nara.

Rakan mendengus kemudian memiringkan posisinya menghadap lurus ke Nara.

"Kalo ada yang bilang gitu lagi, jangan dengerin."

Nara diam menatap Rakan yang kembali merebut makanannya, kali ini lengkap semangkuk.

"Masa sih lo nggak kenal Karina?"

Rakan mengunyah sambil bergumam.

Nara mengambil alih mangkuk, meletakkannya di meja sengaja untuk mengalihkan perhatian Rakan supaya tertuju padanya.

"Gue denger banyak dari anak kampus, katanya Rakan anak pecinta alam jadian sama Karina."

Rakan terdiam menunggu kelanjutan kalimat Nara.

"Lo punya pacar?" Tanya Nara kemudian.

Rakan menggeleng, memasang wajah datar untuk yang pertama kalinya selama seminggu ini.

"Terus dia siapa? Emang ada anak pecinta alam lain yang namanya Rakan?"

Menggeleng lagi, Rakan berusaha meraih mangkuk melon tapi langsung ditepis Nara.

"Ntar an makannya, gue lagi nanya."

"Apa sih? Gue beneran nggak pacaran sama Karina." Jawab Rakan akhirnya.

"Lah itu lo kenal Karina. Tadi katanya enggak."

Rakan memutar bola mata malas. "Tau aja, kenal enggak."

Nara menyipitkan mata mencoba menebak apakah Rakan tengah jujur atau tidak.

"Gue berasa lagi diintrogasi sama istri beneran." Ucap Rakan diikuti kekehan.

Nara menghembuskan napas kesal. Membiarkan tangan Rakan yang mulai merayap meraih mangkuk melon lagi.

Akhir-akhir ini Rakan terasa jauh berbeda. Lelaki itu lebih jenaka dan menunjukkan sifat aslinya di depan Nara. Mulai banyak mau dan mengomel masalah hal sepele. Ia juga tidak lagi menunjukkan sikap dingin seperti di awal. Kadang terasa kekanakan bagi Nara, tapi mungkin jauh lebih baik seperti itu.

"Ya tapi berita lo pacaran itu?" Tanya Nara sekali lagi.

"Kepo banget?"

Nara mendengus menghadapi Rakan kali ini.

3600 Seconds from MerapiWhere stories live. Discover now