Epilouge

257K 13.8K 445
                                    

Disini aku bakal ganti nama Darrel menjadi Darren karena sedari awal sudah nuna rencanain namanya begitu, tetapi karena nuna khilaf jadi Darrel. Nama anak Deon dan Dinda adalah Darren yah teman-teman!

Biar feelnya makin kerasa kalian bisa dengerin lagu diatas!

Playlist : Ed Sheeran - Perfect.

-7 Tahun Kemudian-

"Tatiana, aku mencintaimu." Ucap anak lelaki itu lalu mencium anak perempuan dihadapannya. Sepasang anak yang disamping mereka pun melotot kaget.

"Ahk! Mommy! Huaa.. Daddy!" Tangis anak perempuan itu lalu berlari pergi.

"Darren! Apa yang telah kau lakukan padanya?!" Pekik Dinda yang baru saja datang. Saat ini mereka berada di halaman depan sekolah Matt, Kasey, dan Darren.

"Darren mencium Tatiana, aunty." Jawab anak perempuan yang menyaksikan kejadian lucu itu.

"Benarkah itu?" Tanya Dinda kepada anak semata wayangnya itu. Darren mengangguk pelan yang langsung membuat Dinda memekik frustasi.

"Mama sudah katakan padamu, jangan mencium wanita sesuka hatimu!" Ucap Dinda frustasi, Darren menggeleng lalu tersenyum.

"Kata papa, jika kita menyukai seorang wanita, kita tidak boleh melepaskannya! Cium dia agar tak bisa lepas darimu." Jawab Darren dengan bangga. Wajah Dinda memerah padam, bukan karena tersipu malu, tapi karena amarahnya yang telah memuncak, Deon telah mengotori pikiran anak tunggalnya.

"Kakak, Kasey mau pipis."

"Kau mau pipis? Tunggu sebentar, aunty!" Amarah Dinda sudah akan keluar pun hilang seketika.

"Ada apa baby twin?"

"Kami bukan baby twin aunty! Kami sudah dewasa!" Protes Matt dengan wajah cemberutnya.

"Iya, iya pria dewasa." Ucap Dinda sambil mencubit pipi gembul Matt.

"Mommy!" Pekik Kasey yang langsung membuat menatap kearah mobil Tayana yang baru saja datang.

"Kasey! Matt! Dinda!" Pekik Tayana senang sambil keluar dari mobil. Tayana mencium kedua pipi anak kembarnya dan Darren, lalu memeluk Dinda erat.

"Wajahmu tampak mengerikan, apa Darren mencium teman sekelasnya lagi?" Tanya Tayana yang langsung diangguki setuju oleh Kasey, Matt, dan Dinda.

Tayana terkekeh kencang, ayah dan anak memanglah sama. Kasihan sahabat tercintanya ini, menghadapi sang player kecil.

"Mommy Kasey mau pipis!" Jerit Kasey melompat-lompat, Tayana langsung menggendong putri kecilnya itu menuju toilet terdekat.

"Bagaimana dengan sahammu hari ini? Sebelum kita pulang sekolah aku sempat mengecek sahamku, dan hasilnya mengecewakan." Ucap Darren yang langsung membuat Dinda melongo kaget.

"Sahamku? Sahamku meningkat pesat, sepertinya kau harus banyak belajar denganku." Dinda menggelengkan kepalanya, pikiran putranya dan putra Tayana sudah dicemari.

"Tidak bisakah kalian memikirkan hal-hal normal seperti bocah ingusan lainnya? Kenapa kalian tidak membahas kelereng, lompat tali, barbie, atau permainan lainnya." Cicit Dinda dengan ekspresi tidak senangnya.

"Barbie itu mainan Kasey, aunty." Protes Matt.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Tayana yang baru saja datang dengan Kasey disampingnya.

"Dua lelaki yang menjelma menjadi suami kita sudah mencemari pikiran putra-putra kita." Jawab Dinda yang membuat Tayana mengkerutkan dahinya.

"Kau-" Ucapan Dinda terpotong saat Tayana menjawab.

"Aku mengerti sayang, mereka pasti membahas soal saham lagi?" Ucap Tayana yang membuat Dinda mengangguk kesal.

"Sudahlah biarkan saja, sifat mereka pasti menurun, bukan? Lebih baik kita berangkat sekarang!"

-

"Mommy, kenapa om-om berbaju hitam itu selalu menatap Kasey dan kak Matt dari jauh?" Tanya Kasey sambil memeluk boneka unicornnya, berbeda dengan Matt yang tertidur sambil memeluk lengan Tayana.

"Karena mereka adalah super hero yang akan selalu menjaga Kasey dan Matt dari orang-orang jahat." Jelas Tayana, Kasey mengangguk mengerti.

"Kita sudah sampai Mrs. William." Ucap sang supir, Tayana menatap sekeliling dan ternyata mereka memang sudah sampai, dan mobil Dinda pun juga telah terparkir dibelakang.

"Sayang, kita sudah sampai, bangunlah." Ucap Tayana lalu mengecup pipi Matt bertubi-tubi.

"Aku tidak tidur mom, aku hanya sedang berpikir." Tayana tersenyum geli, dia tak menyangka akan memiliki putra setampan Matt, walaupun sifat dinginnya mendominan, tapi Matt juga manja terhadapnya.

Mereka menuruni mobil dan melihat para pegawai sudah berbaris rapi. Tayana menatap kesal pria yang menunduk hormat kepada mereka.

Sebenarnya Tayana tak menginginkan semua kehormatan ini, tapi semua ini memang sudah menjadi peraturan baru yang Sean buat.

"Hai uncle! Hai aunty!" Sapa Kasey kepada semua pegawai disana dan Matt hanya melangkah dalam diam dengan tatapan tajamnya.

Sampai di depan lift Dinda dan Tayana berpencar karena ruangan Deon berada di lantai dasar. Tayana dan twin pun menaiki lift, para bodyguard juga ikut serta bersama mereka.

'Ting'

Pintu lift terbuka, dan langsung membuat senyum Tayana mengembang.

Tayana melangkah dengan kedua tangannya yang menggandeng dua malaikatnya.

'Cklek'

Sang bodyguard membukakan pintu itu. Kasey berlari kencang memasuki ruangan itu.

"Matt! Kau tidak merindukan Daddymu?!" Pekik seorang pria dari dalam ruangan itu yang membuat Matt melangkah kedalam lalu ikut memeluk pria yang tidak lain adalah Sean.

Tayana tersenyum bahagia, air mata kebahagiaannya mengalir pelan melihat putra dan putrinya memeluk sang ayah penuh cinta.

'Air mata dan senyumanku bahkan tak bisa mewakili rasa kebahagiaan yang aku rasakan saat ini.
Aku berharap kebahagiaan ini tak akan pernah berakhir. Aku berharap tak ada lagi kesepian yang mengusikku.
Aku berharap, cinta ini tak akan terkikis walaupun seribu musim menerpa'

-The End-


Medan, 9 Oktober 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now