and I Miss You Again

199K 14.3K 191
                                    

Double Update Yeay! Yeay!
Lebih panjang!
Yang bilang ini kurang panjang mah jahat hehe.

Maafkan nuna lama update, akhir-akhir ini kepala sering pusing kalo liat layar hp kalo agak lama.
So, Happy Reading guys! ILY!

--

Melihat Tayana yang semakin bahagia, Ken dan Mike pun ikut terbawa suasana sehingga mereka menari layaknya penari profesional.

Sampai di akhir video menampilkan pose romantis. Dan tanpa sadar Ken dan Mike melakukannya.

Tanpa mereka sadari ada dua manusia yang sedari tadi menatap mereka ternganga kaget.

'Ckrek'

"Bhahahaha! Ini sungguh luar biasa!"

--

Dengan serentak Ken dan Mike menatap kearah suara tersebut dan langsung membuat mereka melotot kaget. Jelas saja, di belakang mereka sudah ada Deon dan Freya yang terduduk manis sambil memegang telpon mereka masing-masing untuk merekam dan memfoto aksi gila Ken dan Mike.

"Damn!"
"Shit!"

Ken langsung melepaskan pegangannya di pinggang Mike dan jelas membuat tubuh Mike menghantam kerasnya lantai.

"Ahk!" Pekik Mike kesakitan, sedangkan Ken sudah berlari kencang ke ruang ganti. Diikuti dengan Mike yang ikutan berlari.

"Buahahaha, kalian lihat itu? Oh tidak, perutku sangat sakit!" Ujar Deon disela-sela tawanya.

"Aku sudah tak sabar untuk menunjukkan video ini ke Aunty Carly!" Ucap Freya, ia sudah tak kuat untuk menahan tawanya pun ikut terpingkal-pingkal.

Tawa Deon berhenti saat melihat Tayana yang menatapnya tajam, sangatlah tajam.

"Ta-yana, mengapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Deon gugup, tetapi Tayana hanya diam dan masih menatapnya tajam.

Tatapan Tayana lalu beralih kepada Freya yang duduk di samping Deon. Seolah tau apa maksud tatapan tajam itu Freya pun tertawa.

"Jangan bilang kau berpikir aku adalah selingkuhannya?!" Tebak Freya.

"Apa?! Dia?! Yang benar saja Tayana, aku tidak mungkin menyukai sepupu rataku ini." Ucapnya, yang sukses membuat jitakan kuat Freya mendarat di kepalanya dan jelas membuat Tayana menjadi salah tingkah karena telah menuduh Deon sembarangan.

"Dimana Dinda?"

"Dia tidak bisa ikut karena baby D2 sangatlah nakal, dia selalu mual dan selalu marah-marah lalu mengusirku." Curhatnya dengan wajah memelas.

Dengan tiba-tiba Tayana memeluk Deon erat, membuat Deon dan Freya membelak kaget. Dan Deon mulai merasakan bahunya basah.

"Tayana, kau menangis?" Tanya Deon pelan. Melihat tak adanya jawaban dari Tayana, Deon pun mengelus rambut Tayana dan membuat Tayana setenang mungkin.

"Apa yang telah kau lakukan kepadanya!" Bentak Ken kuat yang sudah selesai mengganti pakaian, saat melihat Tayana menangis di pelukan Deon. Tampak juga Mike yang menyusul di belakangnya.

"Aku tidak melakukan apapun!" Pekik Deon tak kalah kuat, membuat Ken menatapnya tajam lalu mendekati mereka, lalu mengelus rambut Tayana lembut.

"Siapa yang telah membuatmu menangis? Apa kau menginginkan sesuatu?" Ucap Ken dengan nada yang sangat lembut.

Dan sontak membuat Freya ternganga kaget. Ini adalah pengalaman pertamanya melihat seorang pemimpin mafia itu bersikap lembut.

"Tutup mulut baumu itu, dan kenalkan sang penjinak Ken si manusia berdarah dingin." Canda Deon, dan jelas membuatnya mendapat tatapan membunuh dari Ken.

"Ken, aku ingin ke kamarku." Ujar Tayana yang mulai perlahan mengangkat wajahnya dan menghapus semua air matanya. Tampak juga tatapan Ken yang langsung berubah menjadi lembut. Membuat Freya semakin melongo.

"Baiklah, biar a-" Ucapan Ken terpotong saat Tayana menggeleng.

"Aku bisa sendiri, aku sedang ingin sendirian." Ujarnya lalu berdiri, melangkah meninggalkan mereka semua.

"Wah, dia sangat luar biasa! Kau lihat dia tadi?! Buahahaha, sang penjinak Ken!" Ucap Freya panjang lebar dengan tawanya yang memekik kuat.

'Bugh'

Jitakan dari tangan Ken pun mendarat mulus dikepala Freya, dan jelas membuat wanita itu meringis kesakitan.

-

"Andai saja daddy kalian juga ada disini bersama kita." Ucapnya mengelus perutnya. Seolah tuhan mengerti kesedihannya, hujan pun turun untuk menemani kesedihannya.

"Sean, aku merindukanmu."

"Aku merindukanmu." Ujarnya lagi, tangisnya pun semakin kuat. Dia menjerit, lelah untuk semua kesedihan ini, dia sudah tak kuat untuk berpura-pura bahagia.

'Aku berharap bisa memutar waktu
Agar kau tidak memasuki kehidupanku
Agar kau tidak membuatku merasakan kesedihan ini
Agar aku tidak merasakan rindu yang amat dalam ini
Agar kau tidak membuat luka terdalam di hatiku'

-

Disisi lain

Sean berdiri menatap hujan dengan tatapan sendunya. Dia mengangkat tangannya yang sudah menggenggam selembar foto.

"Tayana, aku merindukanmu."

"Aku akan datang untuk menjemputmu, tunggu aku." Ucapnya penuh keyakinan, setetes air matanya pun terjatuh mengenai foto itu.

-

"Kumohon lepaskan aku! Aku mohon!" Isaknya memohon, ia sudah sangat lelah, ia sudah tak tahan lagi.

"Melepaskanmu?" Tanya pria berkepala plontos itu. Pria itu mendekatinya dengan memegang gelas kaleng berukuran besar di tangan kanannya.

"Jangan mendekat! Kumohon jangan siksa aku lagi, aku sedang mengandung." Isaknya semakin kuat, lalu melangkah mundur hingga ia terpojok menabrak dinding beton itu.

"Aku sudah mengatakannya kepadamu, jika kau ingin semua ini berakhir, katakan semuanya!" Ujar pria itu tegas lalu menyeringai.

"Aku sudah mengatakan sejujur- Ahk!" Wanita itu memekik kuat saat pria itu memasukkan tangannya kedalam wadah berisi air panas itu.

"Bagaimana Sarah? Apa kau menginginkan yang lainnya?" Tanya pria itu kepada wanita yang ternyata adalah Sarah.

"Se-an bukanlah ayah anakku, aku menjebaknya. We-westlah yang telah menghamiliku." Ungkapnya lemah, ia menyerah dengan semua siksaan ini.

Pria itu pun melepaskan tangan Sarah, membuat Sarah mengangkat tangannya dari air mendidih itu. Dan jelas membuat tangan indahnya itu terluka.

Pria itu menyiksanya dengan semua fobianya, ia dikurung diruangan yang menyerupai penjara dengan pintu besi yang hanya memiliki lubang kotak berukuran 15cm. Ia fobia terhadap gelap, suara benda kaleng terjatuh, dan ular.

Dan semua sudah ia rasakan, membuatnya hampir gila, dan juga pendarahan.

"Good girl." Ucapnya lalu keluar dari ruangan itu. Sarah menjerit kuat, dia ingin keluar dari sini. Kalau pun dia harus mati, setidaknya dia ingin bayinya terselamatkan.

Bersambung...

Medan,16 Agustus 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang