Jealous!

581K 24K 593
                                    

Halooo...... update lagii......
Nuna mau curhat dikit nih, kelakuan kawan sebangkuku yg abstrak ini suciiamalia kalo uda ga ada kerjaan yah begini kerjaannya..
Padahal tiap hari jumpa...

Jangan lupa di follow suciiamalia bagi yang suka galau atau gegana... silahkan cek ceritanya dia...
Dijamin dah...
Sebelum baca jangan lupa VOTE dulu guys!

'

Sean menatap Mike tajam, Tayana merasakan cengkraman tangan Sean di bahunya menguat.

"Sean? Sakit!" Rintihnya, Sean menyinkirkan tangannya di bahu Tayana dengan kasar. Tayana menatap Sean bingung.

Kenapa Sean menatap Mike seperti itu? Pikirnya.

"Kita cari dokter lain saja." Sean menarik tangan Tayana, tetapi Tayana menahannya dengan raut wajah kebingungan.

"Mike temanku, kenapa harus ke dokter lain?" Tanyannya kebingungan. Sean menggeram marah.

"Apa kabar my old friend." Sapa Mike tersenyum, Sean tertawa mencibir.

"Jangan bilang kau akan mengulangi perbuatanmu dulu, Mike Thompson." Sean menyeringai bak iblis. Mike menggeram marah, wajahnya memerah karena menahan amarahnya.

"Ada apa dengan kalian! Kakiku sudah mendenyut!" Pekiknya, ia sudah bosan menatap dua lelaki itu yang saling beradu tatapan tajam.

'Sebenarnya apa masalah mereka?' Batin Tayana.

Disaat ia sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba Sean menggendongnya, meninggal Mike bersama kursi roda Tayana.

"Sean turunkan aku! Ini di rumah sakit!" Pekiknya pelan, Mike menatap Sean semakin tajam. Entah mengapa ia sangat tidak rela kalau Sean menyentuh Tayana. Sean tak mengubris ucapan Tayana mulai berjalan ke pintu keluar.

"Sampai jumpa Mike!" Pekik Tayana sebelum menghilang dari balik pintu. Mike menatap pintu itu sendu. Kenapa harus Tayana? Ia tak ingin kejadian masa lalu itu terjadi lagi.

-

"Kenapa kau bisa mengenalnya!" Sean menghempaskan tubuh Tayana ke ranjang, dan seolah tak peduli dengan kaki wanita itu yang sedang terluka.

"Berapa yang di berikan pria itu untukmu?! Apa uangku tak cukup untukmu!" Bentaknya mencengkram kedua bahu Tayana kuat. Air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya jatuh juga. Hatinya teriris, sehina itukah ia di mata Sean?

"Jawab aku!" Teriaknya membuat isakan Tayana semakin kencang.

Sean terdiam lalu mengacak rambutnya frustasi. Amarahnya sangat tak terkendali. Ia telah menyakiti Tayana. Ia berjalan mendekati Tayana, tetapi dengan tubuh bergetar Tayana menjauhinya. Sean baru tersadar keadaan Tayana sangat kacau, mata merah membengkak, rambut acak-acakan, dan... perban kakinya yang sudah memerah karena jahitan lukanya terbuka. Ia sangat menyesal.

"Tayana, ma-"

"Jangan mendekat! Kumohon!" Pintanya bergetar, Sean menatap Tayana khawatir, ini semua karnanya. Seharusnya ia melindungi wanitanya bukan menyakitinya.

Sean mendekati Tayana yang sudah terpojok ke dinding. Tubuhnya masih bergetar hebat, membuat Sean semakin merasa bersalah.

"Maafkan aku, kumohon maafkan aku." Mohonnya lalu memeluk erat wanita itu. Tayana mendorong dada Sean kuat, hatinya begitu sakit, sangat sakit. Kedua tangan Sean memegang wajah Tayana, menatap manik mata indah dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now