Do Not Play With Dinda

430K 20.2K 566
                                    

Aloo.... nuna update lagee!
Sorry for anything! Sorry for typo!

VOTE AND COMMENT DULU BARU BACA SAY!

--

Sinar matahari mulai memasuki ruangan gelap itu, dua insan yang saling menyatu mulai terganggu oleh sinarnya.

"Eunghh..." Sean mengerjabkan matanya yang terasa berat. Pusing dikepalanya tiba-tiba muncul, membuat kesadarannya mulai terkumpul. Dia menatap sekelilingnya bingung. Ini dimana...

Matanya membulat sempurna saat melihat Sarah yang tertidur pulas disampingnya dengan keadaan full-naked.

'Shit!'

--

Sarah menggeliat pelan, matanya terbuka perlahan. Senyumannya mengembang saat melihat Sean yang sedang menatapnya tajam.

"Good morning babe."

"Bisa kau jelaskan ini semua?" Tanyanya tajam. Wanita itu malah tersenyum manis.

"Kau tidak ingat? Semalam kau mabuk berat. Lalu tiba-tiba kau menyerangku." Jawabnya manja, perlahan ia mendekati Sean dan dengan sengaja membuat tubuhnya yang polos terekspos.

Sean mencoba mengingat semuanya, tetapi nihil ingatan itu tak muncul. Dengan malas dia menarik lapisan selimut itu tanpa memperdulikan tatapan bingung Sarah.

"Sean? Kau mau kemana? Apa kita tak mandi dulu?" Ujarnya semakin manja, dengan gerakan menggoda dia mendekati Sean.

Sean menatapnya datar. Selesai memungut pakaiannya Sean mulai melangkah kekamar mandi tanpa memperdulikan Sarah yang memanggilnya.

-

"Kau sudah selesai? Kenapa mengunci pintunya?" Wanita itu mendekati Sean dengan balutan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Cepat pakai pakaianmu. Dan ceritakan mengapa kita bisa ada disini!" Ucapnya tegas. Dirinya semakin tertekan, belum selesai masalahnya dengan Tayana dan masalah lainnya datang.

Air mata Sarah terjatuh mebuat Sean menatapnya bingung. Mengapa ia selalu menangis.

"Hiks, aku tak tahu Sean, ka-kau menelponku saat mabuk, aku membawamu kesini karena kau sudah mabuk berat lalu kau."

Rasa bersalah menghampiri Sean, yah jelas ini kesalahannya. Tapi mengapa hatinya berkata lain? Mengapa tak ada rasa sakit saat wanita di hadapannya itu menangis? Mengapa semuanya menjadi aneh?

Dengan berat hati Sean merengkuh wanita itu kedalam pelukannya. Wanita itu semakin terisak dan memeluknya erat. Tiba-tiba bayangan Tayana muncul dipikirannya...

'Yah, kau benar. Aku sudah menjadi wanita jalang seperti yang kau mau. Tenang saja, wanita jalang ini tak akan mengganggumu dan wanita 'baik-baik'mu itu'

"Maafkan aku Sarah. Tapi aku harap kau bisa melupakan ini semua, karena sebentar lagi aku akan menikah." Mengingat keadaan Tayana membuat dadanya sesak.

"Apa! Ta-pi, aku kembali untukmu Sean, kita saling mencintai. Kenapa ka-" pekiknya penuh mohon. Sean menatap Sarah iba, bagaimana pun dia harus menikahi Tayana. Tayana hanya miliknya.

"Aku sendiri tak mengerti perasaanku, jantungku sudah tak berdegub kencang saat kau memelukku. Tak ada lagi rasa sakit di hatiku saat melihatmu menangis." Sean sudah memantabkan hatinya bahwa ia sudah tak mencintai Sarah lagi.

"Aku sudah tidak mencintaimu. Maaf"
"A-pa! Kau bohong! Kau masih mencintaiku kan?! Kau mencintaiku!" Jeritnya histeris, air mata semakin membanjiri pipinya.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang