Who's coming?

181K 13.9K 131
                                    

DOUBLE UP PEMIRSAH!!!
Vote dan Comment setelah membaca jangan lupa guyss!

--

West tersenyum lalu menghapus air mata Sarah.

"Aku bersyukur kau menjadi Sarahku kembali, selamatkan dirimu dan besarkanlah anak kita."

"Pergilah." ucapnya lalu dengan perlahan menutup matanya. Sarah menjerit kuat, tangisnya semakin kencang.

"Jangan tinggalkan aku West, aku membutuhkanmu." Pekiknya memeluk tubuh West yang sudah kaku.

"Sarah... where are you?"

--

Nafas Sarah semakin memburu. Bagaimana bisa psikopat itu mengejarnya? Bukankah tadi dia sudah menembak paha psikopat itu, bagaimana caranya pria itu mengejarnya.

"Apakah kau masih ingin bermain-main denganku? Keluarlah atau aku yang akan menangkapmu."

Suara itu masih sangat jauh, Sarah menatap lirih West yang sudah terbujur kaku, Sarah mencium bibir West dengan air matanya yang yak berhenti mengalir lalu berlari kencang meninggalkan West.

Disisi lain ia tak ingin meninggalkan West disana. Tapi, ia sudah berjanji kepada West untuk menyelamatkan diri dan membesarkan anak mereka.

Sarah terus berlari hingga jalan yang dia tapaki terputus oleh sungai beraliran deras itu. Ingin rasanya dia menjerit kuat, kesialan terus datang bertubi-tubi.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan jalan keluarnya?"

Sarah langsung membalikkan tubuhnya, dan lagi-lagi kesialan yg menghampirinya. Psikopat itu sudah berdiri tegak dengan seringaian bak iblisnya.

Senyuman getir merekah dibibir Sarah, dia sudah pasrah atas semuanya.

"Akan aku pastikan kita akan bertemu di neraka nanti." Ucapnya lalu menjatuhkan tubuhnya ke dalam sungai.

"Mungkin saja, karena aku adalah orang yang akan menyiksamu di neraka nanti." Ucap psikopat itu sambil mengangkat alisnya, tiba-tiba seseorang dari balik pohon itu datang menghampirinya.

"Masih meragukanku?" Tanya psikopat itu angkuh.

"Hmm, mungkin kali ini hanya keberuntunganmu."

-

Disisi lain, tampak seorang pria sedang menghisap cerutunya sambil menelepon seseorang.

"Semuanya sudah selesai? Aku akan memberikanmu bonus karena semuanya selesai lebih cepat dari apa yang aku kira."

"Aku sudah mengatakan jangan sampai dia terbunuh. Tapi, ya sudahlah, kuburkan dia dengan layak." Ucapnya lalu memutuskan sambungan telepon itu. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.

"Masuk."

"Permisi Tuan."

"Bicaralah."

"Tuan Deon dan Nona Dinda baru saja sampai."

"Bagaimana dengan Araxi?"

"Nona Araxi pergi ke mall pukul dua belas siang, sesampai disana dia langsung menemui sahabatnya dan sempat berbelanja, dan dia pulang pukul enam sore."

-

"Mike! Ini sudah 2 minggu lebih aku terus-terusan di tempat tidur." Jerit Tayana kuat. Mike pun tiba-tiba muncul di depan pintu kamar Tayana dengan celemek unicorn yang dia pakai dan sendok penggorengan di tangan kanannya, nafasnya memburu. Dan jangan lupakan wajah terkejutnya.

"Kau mengejutkanku Tayana." Ucapnya dengan wajah melongonya.

"Aku sudah tak tahan berbaring terus! Aku sangat bosan. Mommy sudah pulang, Ken sudah hampir seminggu tidak menemuiku, yang lain juga! Mereka sudah tidak perduli padaku Mike! Aku ingin pergi dari sini." Pekiknya lalu menangis kuat.

Mike tersenyum geli, dia meletakkan sendok penggorengan itu lalu menghampiri Tayana.

"Kau tahu hal apa yang paling mengerikan dan yang paling indah di dunia ini?" Tanya Mike, Tayana menggeleng sedih.

"Mengerikan jika melihat orang yang kau sayangi meneteskan air mata kepedihannya, dan sangat indah jika melihat orang yang kita sayangi meneteskan air mata kebahagiaannya." Ucapnya lalu menghapus air mata Tayana dengan lembut.

Tayana tersenyum pedih, jika saja ia bisa mencintai pria sebaik dan sesempurna Mike, mungkin ia akan menjadi wanita paling bahagia di muka bumi ini. Wanita lain pasti sudah langsung jatuh cinta karena kata-kata manis yang selalu keluar dari mulut dokter tampan ini.

Tayana menyengitkan dahinya, ia tak pernah melihat Mike berkencan dengan wanita manapun.

"Mike,"

"Hmm" jawab Mike dengan wajah penasarannya. Tayana menatapnya bola matanya dalam, seperti ingin mengatakan hal yang sangat berarti.

"Ada apa? Kau membuatku penasaran." Sambung Mike lagi yang sudah sangat penasaran.

"Apa kau menyukai wanita?" Tanya Tayana serius, Mike menganga kaget. Tayana meremehkan kejantanannya, apa ia terlihat seperti pria tidak normal.

"Kau meragukanku? Mengapa kau bisa berpikir seperti itu?" Tanya Mike dengan wajah protes lucunya.

"Aku tidak pernah melihat kau berkencan dengan wanita manapun!" Pekik Tayana yang langsung membuat Mike terdiam.

'Benar juga.' Batin Mike.

"Kau tidak perlu meragukan aku lagi, aku bisa membuat 4 anak dalam sekali cetak gol." Canda Mike yang langsung membuat Tayana membulatkan matanya, lalu mencubit lengan Mike gemas.

"Aku tidak ingin berkencan hanya untuk menyakiti wanita manapun, karena sampai saat ini, seseorang itulah yang masih menempatinya." Tayana tertegun seketika, ia sangat tahu apa arti perkataan Mike. Ia sangat jahat karena telah melukai hati Mike.

Mike tersenyum manis saat menyadari wajah sendu Tayana. Ia mencubit pelan kedua pipi gembul Tayana.

"Tayana!"

Mike dan Tayana saling menatap bingung saat mendengar jeritan seseorang dari bawah. Tapi, suara itu sangatlah tak asing bagi Tayana.

Tayana membelakkan matanya saat menyadari sesuatu, ia berlari pelan meninggalkan Mike yang masih melongo lalu menggeleng frustasi.

Tayana menuruni anak tangga itu dengan hati-hati namun cepat dan melihat seseorang yang sudah lama ia rindukan.

"Aku merindukanmu!"

Bersambung...

Medan, 8 September 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang