Ballerina Seksi

209K 14.5K 771
                                    

Double update again! Happy reading! Sorry for typo guys!

--

"Kau! Lancang Seka-" ucapnya terpotong saat suara seseorang muncul dari arah belakangnya.

"Wah, sepertinya kau sudah berkembang pesat. Bagaimana kabarmu setelah pertemuan terakhir kita?" Wajah Sarah langsung memucat, 'pertemuan terakhir' dengan pelan ia memutar tubuhnya, dan berharap yang ia pikirkan tidaklah terjadi.

'Deg'

"Sean..."

-

Sean menatap Sarah dingin, lalu menatap pegawai pemberani itu. Di belakang Sean tampak tangan kanannya dan tiga pengawal.

"Sejak kapan kau menjadi pegawai disini?"

"Sejak perusahaanmu hampir bangkrut!" Pekiknya kuat, orang-orang disana menatap pegawai itu melotot seolah ingin bertepuk tangan atas keberanian pegawai itu.

"Dan satu lagi, Kau manusia ular! Tunggulah surat penangkapanmu!" Pekiknya kuat, Sarah masih terdiam tak bergeming, ia masih menunduk takut.

"Sepertinya aku tidak memiliki satu sepupu saja yang waras." Ucapnya membuat semua orang disana semakin membelakkan matanya. Sean kembali menatap Sarah.

"Bawa dia keruanganku, dan bawa semua data yang aku inginkan." Perintahnya lalu melangkahkan kakinya, salah satu pengawalnya mencengkram lengan Sarah kuat, membuat dia meringis kesakitan.

Tiba-tiba langkahnya terhenti lalu berbalik.

"Freya, kau juga ikut keruanganku." Ujarnya kepada pegawai yang sebenarnya sepupu Sean.

-

"Lebih baik kau membunuhku sekarang juga." Ucap Ken kepada Mike sambil memberikan pistolnya, keringat mereka bercucuran deras membasahi tubuh mereka.

"Tidak! Kau saja yang membunuhku." Balas Mike menatap Ken memohon.

Saat ini mereka sedang berdiri dihadapan Tayana yang sedang terduduk manis memakai baju ballet dengan kedua tangannya yang memegang baju ballet pria berwana soft pink.

Dan tak lupa dengan accesoris lucu yang akan membuat Mike dan Ken semakin menggemaskan.

Melihat respon Mike dan Ken wajah Tayana langsung murung seketika, dan langsung membuat Mike dan Ken mengambil baju tersebut.

"Dengan senang hati kami akan melakukannya, benarkan Ken?!" Ken yang sudah tidak tau harus berbuat apa langsung mengangguk pasrah.

-

"Ahk! Ini sangat menggemaskan!" Pekik Tayana kesenangan saat Ken dan Mike keluar memakai baju ballet itu.

"Ahk! Ini sangat menggemaskan!" Pekik Tayana kesenangan saat Ken dan Mike keluar memakai baju ballet itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Bajunya kayak diatas, tapi roknya lebih tebal ya, ga sampai keliatan celana dalamnya wkwk. Oh iya tambahin stocking putih dikakinya yah!)

Anak buah Ken bahkan melongo kanget melihat bos mereka itu. Seorang bos mafia memakai baju ballet?!

"Apa yang kalian lihat! Pergi sana!" Pekik Ken bak iblis. Bukannya pergi anak buah Ken malah tertawa terbahak-bahak, dan jelas membuat sang iblis bangkit.

Dengan cepat Ken mengeluarkan pistolnya entah darimana. Membuat semua ternganga kaget. Semua anak buah Ken pun langsung lari terbirit-birit.

"Darimana ia mengeluarkannya?!" Ucap Tayana penasaran, karena saat ini Ken sedang memakai baju ballet.

Wajah Mike yang sedari tadi hanya memelas pun menjawab pertanyaan Tayana dengan mengangkat rok kembang Ken dan langsung membuat Tayana melotot kaget.

Jelas saja, dibalik rok kembang pink itu terdapat beberapa senjata yang Ken letakkan diikat pinggang khusus.

Tayana menatap Ken lalu mengerucutkan bibirnya.

"Untuk berjaga-jaga." Jelasnya lalu memasukkan kembali pistolnya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, aku ingin kembali normal Tayana." Protes Mike yang sudah mulai tidak betah dengan baju super ketat itu.

Tayana pun mengangkat sebelah alisnya lalu senyuman misterius muncul diwajah rupawannya.

"Kita akan merayakan dua bulan baby twin!"

-

Sean menduduki kursi kerjanya yang sudah sangat ia rindukan. Para pengawal Sean menghepaskan tubuh Sarah ke hadapan Sean. Di belakang mereka terdapat Freya yang masih setia dengan wajah sinisnya.

Tangan kanan Sean meletakkan semua data di meja Sean. Sean yang menatap tajam Sarah pun mengalihkan pandangannya kepada data-data itu.

"Wah, wah, wah. Sepertinya pertemuan terakhir kita membuat kau semakin percaya diri. Lihat, sudah berapa bencana yang kau ciptakan." Ucap Sean sambil membuka satu persatu data-data tersebut.

"Aku akan memberimu kesempatan hidup asal kau mengatakan semuanya." Ujar Sean menatap Sarah tajam, Sarah masih terdiam. Dia sudah tak bisa berkata apapun.

Ia pikir Sean tidak akan kembali dan terus depresi. Tapi, semuanya malah berbanding terbalik dan sepertinya Sean sudah mengetahui semua kebohongannya.

"Baiklah, jika itu pilihan-" ucapan Sean terhenti saat pandangannya beralih ke perut Sarah yang sudah seperti berusia 6 bulan.

Sean tersenyum lalu hatinya sedikit merasa lega. Senyumannya kembali luntur lalu melangkah kearah Sarah.

Raut ketakutan semakin jelas diwajah Sarah, dia sadar Sean sedari tadi melihat perutnya dan sekarang dia merutuki kebodohannya sendiri karena memakai baju ketat itu.

"Kau memilih pilihan yang salah."

Bersambung...

Medan,6 Agustus 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now