Kidnapping

349K 19K 1.6K
                                    

Kembali lagi... Yuhuuuu...!!!
Walaupun baru selesai UKK, Ujian Ganjil, UAS, dan yg akan otw UASBN dan UN wkwkwk...
Lelah hayati kakanda...
Maafkan hayati telah lama nggak Up.... maafkan hayati....
Vote & Comment dulu baru Baca!!!

Ig: nunaaulia
Line: nunaaulia

Sorry for typo!

--

Tayana merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya, samar-samar ia mendengar suara pria.

"Mereka pasti sangat mahal."
"Kau tidak tahu? Mereka adalah barang utama malam ini."
"Aku sudah menduganya, dengan melihat mereka saja libidoku sudah naik dari tadi."

'Deg'

Keringat dingin membasahi dahi Tayana, ia tak berani untuk membuka matanya, tangan dan kakinya juga terikat.

Dua pria itu akhirnya meninggalkan ruangan itu, Tayana membuka matanya perlahan dan mulai menatap sekeliling ruangan itu.

Ruangan itu seperti gudang, banyak tumpukan kardus dan rak-rak berdebu. Tayana tertegun saat melihat Dinda dan Araxi tak sadarkan diri dan juga terikat diruangan itu.

Tangannya mencoba melepas ikatan itu tapi semuanya sia-sia dan membuat kulit lengannya terluka.

"Ahk!" Tayana menatap Dinda yang sudah sadar.

"Tayana, apa yang-"

"Wah! Sepertinya para putri tidur kita sudah bangun." Tawa pria itu menggema. Pencahayaan yang sangat minim membuat wajah pria itu kurang jelas.

"Lepaskan kami!" Pekik Araxi yang entah sejak kapan sudah sadar.

"Melepaskan kalian? Hahaha, jangan terlalu banyak berharap sayang, melepaskan kalian sama saja dengan membakar uang ratusan miliar."

"Kami tidak mengenalmu, kami tidak pernah membuat masalah denganmu! Temanku sedang hamil, tolong lepaskan dia. Aku rela menggantikannya." Tayana menatap khawatir Dinda yang sedari tadi terduduk lemah. Lelaki itu malah tertawa tanpa menjawab apapun.

Dinda menatap Tayana tidak percaya, andai saja keadaannya tidak selemah ini dan tidak hamil, ia pastikan pria brengsek itu akan merasakan telapak kakinya.

"Panggil waria itu kesini!" Jeritnya. Tak lama pintu itu terbuka dan waria itu muncul, terdengar dari luar suara dentuman musik jazz yang menggema.

Waria itu menatap mereka intens lalu menatap tajam pria itu.

"Hey bodoh! Bagaimana aku bisa mendadani mereka dengan lampu remang-remang seperti ini! Kau kira ini cafe remang-remang." Protesnya dengan gemulai, pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menghidupkan saklar lampu itu.

"OMG! Mereka, mereka, ahk!" Pekiknya kegirangan lalu mendekati Tayana.

"Mereka kenapa?" Tanya pria itu kebingungan. Tayana menatap pria bertattoo di wajah itu intens, sepertinya wajah itu tidak asing baginya.

"Mereka itukan kekasih par- hah! Jadi mereka adalah barang utama?!" Tanya waria itu terkejut

"Yah, mereka adalah kekasih dua pria idiot itu, dan lihatlah, kita mendapatkan satu bonus besar!" Jelasnya dengan seringai bak iblisnya menatap Araxi.

"Barang utama? Maksud kalian sebenarnya apa?!" Pekik Tayana mulai frustasi. Pria itu tersenyum licik dan waria itu menatapnya iba dan takut.

"Kalian akan kami lelang dengan kolega-kolega kaya yang berani mengeluarkan miliaran uang untuk tubuh mulus kalian."

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now