Wedding Invitation

212K 15K 491
                                    

Tayana membelakkan matanya lalu berlari pelan meninggalkan Mike yang masih melongo lalu menggeleng frustasi.

Tayana menuruni anak tangga dengan cepat dan melihat seseorang yang sudah lama dia rindukan.

"Aku merindukanmu!"

--

"Dinda!"

"Tayana!"

Pekik mereka secara bersamaan lalu berpelukan, tapi mereka sedikit terganggu karena perut mereka berdua yang sudah membuncit dan membuat mereka tidak berpelukan erat seperti biasanya.

"Kau jahat! Kau tak pernah mengunjungiku disini." Pekiknya sambil menangis kuat.

"Maafkan aku, aku terus-terusan mual kalau naik mobil." Pekik Dinda yang juga menangis tak kalah kuat.

Mike menutup kupingnya, rasanya gendang telinganya ingin pecah, dan Deon yang di belakang Dinda tampak menjedutkan kepalanya ke dinding berkali-kali.

Secara bersama mereka menghapus air mata mereka lalu berjalan ke dapur sambil bergandengan.

"Aku dengar kau ingin memiliki 12 anak." Canda Mike sambil terkekeh. Deon menatap Mike tajam lalu mengacak rambutnya frustasi.

Mereka berdua pun akhirnya melangkah ke dapur dan malah tidak menemukan Dinda dan Tayana disana.

"Dimana mereka?!"

"Kami disini!" Pekik Tayana dari arah ruang tamu. Mereka pun melangkah kesana.

"Deon lihat! Ukuran perut kami sama besarnya!" Pekik Dinda kesenangan lalu memasukkan ice cream coklat itu ke mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Deon lihat! Ukuran perut kami sama besarnya!" Pekik Dinda kesenangan lalu memasukkan ice cream coklat itu ke mulutnya.

Deon menatap kearah perut ibu hamil itu, dan benar besar perut mereka sama. Padahal dinda sudah memasuki bulan ke 6.

"Sepertinya baby twin tumbuh dengan baik." Ucap Deon lalu duduk disamping Dinda.

"Tentu saja, karena ada dokter tampan yang selalu mengawasi baby twin." Ucap Mike bangga yang sudah duduk di samping Tayana.

Dinda dan Deon tampak membuat ekspresi mualnya, yang membuat Tayana terkekeh kuat.

Disaat para lelaki pergi Dinda pun menjalankan aksinya.

"Aku tahu kau masih berharap banyak untuknya." Ucap Dinda yang langsung membuat Tayana tersenyum getir.

"Walaupun aku berharap, aku selalu berdoa agar dia kembali, aku memohon-mohon kepada tuhan agar kami dapat bersatu, itu semua tak ada artinya jika kami tidak di takdirkan untuk bersama."

Dinda memeluk Tayana, dia sengaja melakukan itu agar Tayana tidak bisa melihat tawanya yang sudah dia tahan dari tadi.

Deon dan Mike yang ternyata sedari tadi bersembunyi di balik dinding pun memperingati Dinda agar tidak menggagalkan semuanya.

"Aku sudah dikalahkan oleh semua harapan-harapanku yang pupus karena kegagalan." Ucap Tayana yang membuat tangisnya pecah.

Dengan cepat Dinda langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi sedih lalu melepaskan pelukan mereka.

"Ingatlah selalu kata-kataku ini. Percayalah setiap harapanmu akan terwujud, karena dari kepercayaan dan tekad kita, semua pasti akan terwujud jika itu murni dari ketulusan hatimu." Ucapnya lalu menghapus air mata Tayana, lalu dengan tiba-tiba Dinda menjitakkan dahi Tayana yang membuat Tayana memekik kesakitan, lalu mereka tertawa bersama.

Mereka pun mulai asik bercerita dan melakukan aktifitas lainnya tanpa sadar hari mulai gelap.

"Sayang sudah hampir gelap, kita harus pulang." Ucap Deon.

"Kalian tidak menginap? Aku pikir kau akan menginap untuk beberapa hari." Ucap Tayana penuh kekecewaan.

"Kami tidak bisa menginap, kami sedang sibuk mengurus sesuatu, maafkan aku." Jelas Dinda dengan wajah memelasnya. Tapi, wajah Tayana malah semakin kecewa.

"Jika aku berkunjung lagi, aku janji akan menginap selama apapun yang kau mau." Janji Dinda yang membuat mata Tayana berbinar-binar.

"Awas saja jika kau tidak menepatinya." Ancam Tayana dengan nada suara dibuat seram. Tapi, bukannya takut, yang lain malah tertawa geli melihat tingkah Tayana yang selalu menggemaskan.

Tayana dan Mike pun mengantar Dinda dan Deon sampai pintu utama, sebelum Deon memasuki mobil, dia sempat mengatakan sesuatu.

"Lihat hadiah yang aku letakkan di meja makan." Pekik Dinda lalu memasuki mobil. Tayana menatap Mike seolah menanyakan apa Mike tau. Tapi, Mike langsung menggeleng.

Mereka berdua pun segera masuk dan langsung menuju dapur. Terdapat amplop coklat besar tergeletak disana.

"Aku yang akan membukanya." Ucapnya tak sabaran dan langsung merobek cepat amplop itu. Mike juga terlihat antusias.

"Oh, undangan pernikahan mereka." Ucap Tayana santai, lalu dengan tiba matanya membelak sempurna.

"Mereka akan menikah!"

Bersambung...

Medan, 8 September 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang