Crazy Without You

434K 20.3K 376
                                    

Sorry for typo!
Butuh Saran kalian semua!
Budayakan Vote sebelum membaca!

--

"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu" Sean memeluk tubuh Tayana yang mematung seketika. Ia menghirup dalam aroma khas Tayana yang sangat dirindukannya.

"Lepaskan aku." Ucap Tayana bergetar. Sebenarnya dia juga merindukan Sean, tapi hatinya sudah terlalu lelah.

"Aku tidak akan melepaskanmu. Pernikahan kita sudah kutentukan. Kau akan menjadi istriku Tayana." Ujarnya dalam, yang langsung membuat mata Tayana dan Raxi membulat sempurna.

--

"Kau gila! Aku tidak mau menikah denganmu!" Pekik Tayana penuh amarah. Bibirnya bergetar karena menahan air matanya yang sudah di ujung matanya.

"Ayo kita pergi!" Ucap Sean menarik tangan Tayana. Wanita itu tak bergeming, dengan sekuat tenaga ia menahan tarikan Sean.

"Pergi? Apa wanita jalang ini pantas menikah denganmu? Apa wanita jalang ini pantas bersanding de-"

"Hentikan! Maafkan aku, saat itu-" ucapan Sean saat Tayana menghempaskan genggaman Sean.

"Menikahlah dengan wanita baik-baikmu itu!" Pekik Tayana menangis histeris. Sean merengkuh Tayana kedalam pelukan. Wanita itu memberontak, memukul dada Sean. Air matanya sudah tak tertahan, semua perlakuan Sean membuat hatinya lelah.

"Maafkan aku, kumohon maafkan aku. A-ku men-" ucapan Sean terpotong saat Araxi memukuli tubuhnya dengan sekop mini plastik.

"Dasar lelaki gila! Lepaskan Tayana! Jangan ganggu kekasih Ken!" Rahang Sean mengeras seketika.

"Dia calon istriku nona. Dan kau? Hmm, Ken memang pandai memilih wanita." Nilainya melihat Araxi dari atas sampai bawah. Tayana meninju perut Sean kuat. Dia tak suka! Sangat tak suka jika Sean memuji wanita lain.

"Woah, ternyata sepupu kesayanganku bergerak dengan cepat." Ejek Ken yang tiba-tiba muncul.

Dengan santai ia melangkahkan kakinya mendekati Tayana. Sean menatapnya tajam.

"Uncle dan Aunty baru saja menelpon, dan mereka memerintahkanmu untuk segera membawa Tayana kembali ke rumah." Perintahnya santai. Tayana membulatkan matanya lalu menggeleng kuat.

"Ken! Kau membiarkan aku di bawa olehnya!" Pekiknya tidak percaya. Senyuman penuh kemenangan merekah di bibir Sean. Sedangkan Araxi menatap mereka bingung, sebenarnya siapa lelaki itu? Dan mengapa Ken membiarkan kekasihnya di bawa oleh lelaki lain?
Ah, sudahlah itu sama sekali bukan urusannya. Tapi, ia sudah terlalu nyaman berteman dengan Tayana. Kalau wanita itu pergi pasti dia akan mati karena bosan dirumah mewah ini.

"Ayo sayang, mom and dad menunggu kita." Ajak Sean lembut. Tayana menepis tangan Sean kasar. Dengan seribu langkah ia bersembunyi dibalik tubuh Ken. Ia masih kecewa dengan pria itu, luka di hatinya bahkan belum mengering.

"Sepertinya pengantin wanita sudah tidak menginginkanmu lagi Sean." Sindir Ken dengan wajah dinginnya. Sean mengepal tangannya geram. Melihat Tayana lebih memilih pria berdarah dingin itu.

"Suka atau tidak kau tetap akan menjadi pengantin wanitaku, sayang." Ucap Sean menyeringai, dengan sekali hentakan Tayana sudah ada dipunggungnya.

"Ahk! Sean Turunkan aku! Kau kira karung beras!" Jerit Tayana kuat. Sean membalikkan tubuhnya dan akan melangkah pergi tapi tertahan karena Ken mengatakan sesuatu.

"Aku tidak akan tinggal diam jika setetes air mata berharganya jatuh karenamu. Dan, lebih cerdaslah, Jangan biarkan parasit-parasit itu menggorotimu." Ucap Ken tajam. Sean hanya mematung sebentar lalu kembali melangkah. Parasit? Mungkin ia perlu menyelidiki sesuatu. Sean pun kembali melangkah kakinya tanpa memperdulikan Tayana yang sedari tadi memberontak.

"Ken! Ahk! Akan kubunuh kalian berdua!" Pekik Tayana yang masih dalam gendongan Sean sampai tubuh mereka tak terlihat lagi.

"Urusan kita belum selesai." Ucap Ken menatap Araxi lapar. Wanita bergidik ngeri, pasalnya dia sudah sangat lelah. Apalagi selangkangannya masih perih.

"Ta-pi, tadi malam ka-ahk! Ken!" Pekik Araxi saat Ken menggendongnya ala bridal style, lalu melangkah masuk kedalam kamar Ken.

-

"Hmm, aku merindukanmu." Ucap Sean dalam menghirup harum tubuh Tayana dalam. Tayana tak bergeming, pikiran dan hatinya bertentangan. Tubuhnya menerima setiap sentuhan halus lelaki itu.

Sean melepaskan pelukan mereka lalu menatap mata indah Tayana. Ia tak akan mengecewakan wanitanya lagi, ia tak akan membiarkan air mata Tayana terjatuh karenanya lagi.

Dengan lembut Sean mengecup bibir ranum Tayana, kecupan lembut yang menghanyutkan Tayana seketika. Kecupan yang berubah menjadi ciuman lembut, Tayana yang sudah terhanyut pun membalas ciuman Sean. Tidak ada nafsu di dalamnya, yang ada hanya ciuman lembut yang menyalurkan kerinduan mereka.

'Cklek'

"Ma-maaf tuan, ki-ta sudah sampai." Ucap sang supir gugup, Sean dan Tayana melepaskan tautan bibir mereka, dan langsung membuat pipi Tayana meronah malu.

"Ayo kita masuk." Ajak Sean menggenggam lembut tangan Tayana tapi dengan cepat ditepis Tayana. Dia masih marah dengan Sean. Sean tersenyum, ia tahu jika Tayana belum memaafkannya.

"Kau ingin aku gendong?" Sean menyeringai nakal. Mata Tayana membulat sempurna. Dengan cepat ia turun dari mobil. Sean yang melihat tingkah lucu Tayana terkekeh pelan.

-

"Tayana! Mommy merindukanmu." Pekik Carly memeluk Tayana erat.

"Dasar bodoh! Jika sekali lagi kau bertengkar dengan Tayana, mommy tidak mau berbicara denganmu lagi." Ucap mommy Sean menjitak kepala anak tertuanya itu. Sean meringis kesakitan, lalu memanyunkan bibirnya.

"Apa kabar nak? Ken memperlakukanmu dengan baikkan?" Tanya Frans lembut sambil melepaskan pelukkan mereka. Tayana mengerutkan keningnya bingung. Jadi keluarga Sean tahu ia tinggal bersama Ken.

"Dia baik, dan membuatku nyaman." Jawab Tayana pelan. Mereka tersenyum lalu mommy Sean menariknya duduk disofa empuk itu. Lalu menunjukkan sebuah katalog.

"Lihat ini, mommy lebih suka dengan interrior bunga mawar merah dan juga dipadu-" ucapan mommy Sean terpotong saat Tayana berdiri, semua mata memandangnya.

Wajahnya panik, bahunya bergetar hebat. Tiba-tiba banyangan Sean dan Sarah muncul dipikirannya. Ia tak ingin memaksa Sean untuk menikahinya. Sean mencintai Sarah bukan dirinya,

"Aku minta maaf, tapi aku tidak bisa menikah dengan Sean."

Bersambung...

Medan, 3 Des 2016.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now