"The Lullaby will carry you home tonight" [part 3]

0 0 0
                                    

Jeff berdehem beberapa kali dan menyentuh telinga kanannya yang terus berdenging sejak ia bangun tidur.

Kwan berbicara di telepon dengan dokter THT Jeff, "Ohh.. baiklah. Terima kasih, Dok." Ia menarik ponsel dari telinganya, lalu duduk disebelah kekasihnya, tangannya meletakkan ponsel ke meja.

"Apa katanya?" Tanya Jeff.

"Kau kelelahan.. Ini juga terjadi beberapa bulan lalu kan?" Ucap Kwan, "Tenggorokanmu bagaimana? Masih sakit?" Tangannya mengelus leher Jeff lembut.

Jeff berdehem lagi, "Sedikit."

"Sebentar, aku akan membuatkanmu teh lemon hangat." Ucap Kwan dan bergegas ke area dapur.

Jeff terenyuh memperhatikan Kwan pergi, bibirnya membentuk senyuman. Seperti ada sesuatu yang mengembang di dadanya, terasa hangat. Ia menyandarkan punggungnya ke sofa sembari mengelus telinga kanannya yang berdenging, saat itu matanya tidak sengaja melihat ponsel Kwan diatas meja. Hati-hati matanya melirik kearah pria itu yang terlihat sibuk. Tangannya mengambil benda itu dengan cepat dan memasukkan password, mereka menggunakan angka yang sama agar tidak lupa. Jarinya menggeser layar, melihat aplikasi media sosial apa saja yang kekasihnya punya. Memeriksa Instagram yang akunnya selalu terkunci. DM request yang masuk sangat banyak, ia menggeser layar kebawah untuk melihat bagian depan tulisannya, ia terkejut melihat Kwan kembali dari sudut matanya dan langsung berpura-pura melakukan selfie dengan ponsel di tangannya.

Kwan kembali dengan cangkir berisi teh lemon hangat, asap putih tipis mengepul dari atasnya. Ia sedikit heran melihat Jeff memasang wajah-wajah konyol menggunakan ponselnya, "Kau sedang apa?" Tanyanya lucu.

Jeff tersenyum kaku, "Tiba-tiba ingin..." jawabnya asal dan meletakkan ponsel kembali ke atas meja, "Berikan padaku." Ia menerima cangkir dari tangan Kwan.

"Hati-hati, pelan-pelan minumnya." Ucap Kwan memperingatkan dan duduk di sebelah Jeff.

Perjalanan.

Brian yang mengendarai mobil melirik ke belakang melalui kaca spion diatas kepalanya. Jeff duduk termenung memandang keluar jendela. "Are you all right, Jeff?" Tanyanya.

Jeff keluar dari lamunannya dan menoleh, "Hm?" Tanyanya, ia mencerna ucapan Brian tadi dulu. "Ohh.. Ya.." jawabnya.

"Kau terlihat memikirkan sesuatu sejak kemarin." Ucap Brian memberitau, "Ada apa?"

Jeff menghela nafas dalam, ia menyandarkan siku ke sandaran tangan di kursinya, lalu menopang dagu sembari berpikir. "Hanya beberapa hal." Jawabnya.

Brian melirik kaca spion lagi, "Kenapa? Tentang Kak Kim Kwan?"

Jeff diam dulu, akhirnya ia menghela nafas dalam. "Sebelumnya Soho berkata padaku aku sudah terbiasa dengan semua pusat perhatian ini, jadi sekarang aku harus mendampingi Kwan setelah kami muncul di publik bersama." Ia tampak resah.

"Kau khawatir tidak bisa mendampinginya?" Tebak Brian.

Jeff menyandarkan kepalanya ke kursi, melipat kedua tangan ke dada dan memandang keluar jendela lagi. "Sebelumnya, saat mendengar ucapan apa pun tentang seksualitasku, aku tidak pernah merasa terganggu." Ucapnya memulai, "Tapi akhir-akhir ini aku mulai terganggu..." lanjutnya jujur, "Bagaimana jika Kwan yang mendengarnya? Apa dia akan menerima kata-kata yang lebih kasar?" Hembusan nafas panjang keluar dari mulutnya. "Aku jadi merasa bersalah.."

Brian manggut-manggut mendengarkan ucapan Jeff, tak lama bibirnya membentuk senyuman. "So it's true, you love Kim Kwan.." candanya.

Jeff menatap Brian sebal, "What the f*ck..."ucapnya pelan.

Brian tertawa, "Aku hanya berkomentar.." jawabnya.

Jeff menatap sinis Brian, namun ia hanya menahan tawa.

Brian melirik kaca spion diatas kepalanya lagi, "Tapi kak, sebenarnya ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu."

Jeff memandang Brian menunggu apa yang akan manajernya itu sampaikan.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

The Song I Wrote about youWhere stories live. Discover now