"Felt Like Where I Belong" [Part 6]

0 0 0
                                    

Setelahnya.

Kwan menyadari Jeff terus-terusan menghirup air di hidungnya, ia meletakkan dokumen yang sedang ia periksa ke meja, bangkit dan menghampiri kekasihnya.

Jeff menoleh merasakan sentuhan di pipi dan lehernya.

"Kau demam.." ucap Kwan memberitau.

Jeff menghela nafas dalam dan berdehem, "Pantas tenggorokanku terasa sakit." Jawabnya.

Kwan menatap Jeff serius, "Kau masih ada wawancara podcast kan?"

Jeff mengangguk membenarkan, "Tidak apa-apa, aku akan tidur di rumah saja setelahnya."

Kwan melirik jam tangannya, "Masih ada dua jam lagi sebelum jadwalmu.." ucapnya, lalu memandang Jeff. "Begini saja, kau minum obat dan tidur saja dulu."

"Hmm.. tidak apa-apa, ini hanya demam ringan saja." Jawab Jeff sembari mengusap wajahnya.

"Tidak.. tunggu dulu." Kwan berjalan ke tasnya, mengambil sebuah tas kecil dan mengeluarkan obat yang selalu ia bawa.

Jeff memperhatikan Kwan kembali dengan pill dan botol air minum, bibirnya membentuk senyuman mendongak menatap kekasihnya.

"Hmm.." Kwan menyodorkan pill itu ke mulut Jeff.

Jeff menerima pill itu, juga meneguk air dari botol yang di sodorkan Kwan ke mulutnya.

Kwan menutup botol di tangannya, "Ayo.. berbaring di sofa." Ucapnya sembari menarik lengan Jeff bangkit dari kursi.

Jeff memasang wajah manja, dengan ogah-ogahan bangkit.

"Jeff~" pinta Kwan.

Jeff memeluk pinggang Kwan dan menempelkan pipinya ke dada kekasihnya manja sembari mengikuti ke sofa.

Kwan duduk di ujung sofa, "Kemari.." ia menempatkan bantal sofa ke pangkuannya.

Wajah Jeff berubah sumringah dan langsung membaringkan kepalanya dengan nyaman di pangkuan Kwan.

Kwan tersenyum hangat, mengelus pipi kekasihnya lembut. "Tidurlah dulu.."

Jeff menggenggam satu tangan Kwan dan menariknya ke dada, matanya terpejam dan memperbaiki posisi lehernya. Wajahnya mengarah ke arah perut Kwan.

Kwan menjangkau dokumen di meja dan duduk bersandar sembari membacanya menggunakan satu tangan.

+++

"Hello, Jeff.." sapa seorang influencer pria yang sudah sangat terkenal dengan channel wawancaranya dengan orang-orang terkenal.

"Hello, Yohan.." sapa Jeff sembari menahan senyuman.

Pria bernama Yohan itu tertawa kecil, "Kau terlihat semakin fit sekarang." Pujinya.

Jeff melirik tubuhnya yang di balut jaket hoody, "Sudah terlihat?" Tanyanya setengah bercanda.

Yohan mengangguk, "Ya.." jawabnya, matanya melirik ke satu sisi, "Sepertinya aku melihat wajah yang sedang populer sekarang." Godanya.

Jeff menoleh ke arah Kwan yang duduk di sisi lain ruangan bersama Brian, bibirnya membentuk senyuman lebar.

Kwan tertegun dan melirik sekitar yang juga meliriknya.

Yohan memandang Jeff, "Apa sekarang kau akan membawanya kemana-mana?" Candanya.

Jeff tertawa kecil mendengarnya.

"Setelah kalian menjadi sangat viral?" Goda Yohan lagi.

Jeff berusaha menghentikan tawanya, "Tidak.. tidak begitu." Jawabnya, "Tadi, sebelum kemari aku merasa kurang sehat. Walaupun sudah minum obat dan sempat tidur dulu, aku masih sedikit demam." Jelasnya, "Jadi jika suaraku terdengar serak atau terlihat lesu, aku masih dalam pengaruh obat flu." Ucapnya pada kamera yang merekam mereka.

"Ohh.. jadi istrimu ikut untuk menemanimu karena sakit?" Tanya Yohan dengan nada bercanda.

Jeff memasang wajah kaget dengan mata membesar, "Istriku?" Tanyanya, ia melirik Kwan yang menahan senyuman mendengar obrolan mereka. "Aku istrinya..." ia menunjuk dirinya.

Yohan tertawa, "Kau istrinya?"

Jeff menahan tawa sembari mengangguk, "Ya... Suamiku sangat perhatian, dia menjagaku ketika sakit, memastikan aku makan, memelukku ketika aku tidur. Walaupun dia sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya." ia menghela nafas lega, "Kau iri kan?" Godanya.

Yohan memasang wajah sebal, lalu memandang Kwan. "Kau pasti lelah mengurusinya kan.." ucapnya.

Jeff ikut memandang Kwan.

Kwan menahan tawa mendengar ucapan itu.

"Mmm.. kau tau kan aku sudah lebih dulu sukses darinya?" Tanya Yohan sembari menunjuk Jeff.

Jeff menatap Yohan bingung.

"Aku sudah punya banyak aset, aku bisa mengurusi diriku sendiri dan lebih bugar darinya. Ingin makan malam bersamaku?" Goda Yohan pada Kwan.

Mata Jeff membesar dan menatap Kwan, "Apa ini??!"

Kwan memasang wajah berpura-pura berpikir.

"Kwan~" panggil Jeff tak percaya.

"Kau bisa memilih tempat makan malam kita nanti." Ucap Yohan lagi.

"Tidak! Aku akan bersikap lebih manis! Aku berjanji!" Ucap Jeff meyakinkan.

Yohan tertawa geli karena reaksi Jeff.

Kwan menutup wajahnya malu.

Jeff tersenyum gemas karena reaksi Kwan.

—————————
Terima kasih sudah membaca tulisanku, jika kamu suka silahkan simpan ceritaku ke list-mu agar mendapatkan notifikasi ketika ceritanya update dan jangan lupa vote & komen.

Love, Wednesday Hwang ♥️
—————————

The Song I Wrote about youWhere stories live. Discover now