Hilangnya perasaan

2.4K 71 3
                                    

Assalamualaikum, halooo semuanyaaa
Kembali lagi di cerita AydanAra

Gimana? Ada yang kangen ngga?

Kalau gitu langsung aja ya ke ceritanya, happy reading 🖤🖤


🦋🦋🦋

Malam harinya Ara berada di asrama pesantren, ia tidak tahu bahwa malam ini Aydan akan berkunjung lagi ke tempat itu.

"Assalamualaikum." Ketuk seseorang dari luar rumah ndalem.

"Waalaikumussalam." Jawab Bunda Zarin kemudian ia membukakan pintu tersebut.

Aydan tersenyum melihat bunda Ara kemudian ia menyaliminya.

"Siapa Bun?" Tanya Ayah Ara dari dalam rumah, tadi Ayah Ara baru saja pulang dari masjid menunaikan sholat isya'.

"Ada Aydan Yah." Jawab Bunda.

"Masuk Nak." Sambungnya mempersilahkan Aydan masuk, karena kedua orang tua Ara tipe orang yang tidak pendendam sama sekali. Aydan mengangguk kemudian ia masuk keruang tamu tersebut.

"Kamu Dan." Sapa Regan kemudian ia menyalimkan tangannya yang langsung disaut oleh Aydan.

"Iya Ayah, gimana kabar Ayah sama Bunda?" Ramahnya.

"Sama seperti kemarin, kami sehat wal afiat." Senyumnya.

Aydan mengangguk-nganggukkan kepalanya, kemudian ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

"Ara dimana Bun?" Tanyanya langsung.

"Ara masih di asrama pesantren, mungkin sebentar lagi dia pulang, biasanya sedang bersama teman-temannya." Saut Bunda Ara, mereka bertiga seperti tidak ada apa-apa, bahkan orang tua Ara sudah melupakan kesalahan Aydan, bagaimanapun menurut mereka masalah rumah tangga anaknya biarlah menjadi cobaan bagi mereka, orang tuanya tidak akan ikut campur.

"Ara masih belum mau ketemu sama saya ya Bun?" Tanyanya lagi.

Bunda Ara hanya menoleh pada suaminya, ia bingung akan menjawab apa pada menantunya.

"Ayah sama Bunda sudah bujuk Ara, mungkin Ara memang masih butuh waktu, kamu harus sabar menunggunya." Saut Ayah Ara.

Aydan menundukkan kepalanya, ia sadar bahwa semua ini memang kesalahannya.

"Kalau Aydan menemui Ara apa dia akan marah?"

"InsyaAllah tidak nak, pasti Ara akan mengerti pelan-pelan." Jawab Bunda Ara karena ia tahu karakter anaknya.

"Kalau gitu saya coba menemuinya sekarang ya Bun, kalau nanti memang tidak mau saya tidak akan memaksa." Ucapnya yang diangguki Bunda Ara.

Lalu Aydan pamit dari rumah ndalem tersebut untuk pergi menemui Ara di asrama pesantren.

Aydan tidak tahu letak asrama pesantren tersebut dibagian mana, jadi ia menunggu santriwan atau santriwati yang lewat.

Segerombol santriwati hendak melewatinya, Aydan melihat salah satu dari mereka seperti bersembunyi dibalik gamis temannya.

Aydan semakin mendekat dan menghampiri segerombol santriwati tersebut hendak bertanya, tanpa sengaja satu diantara perempuan tersebut tersandung karena berusaha bersembunyi dan tak sengaja menginjak gamis.

Brukk

"Aduhh... astaghfirullah pake jatoh lagi." Eluhnya kemudian bergumam dalam hatinya, ia tetap menundukkan wajahnya bingung.

Sebenarnya Ara sudah melihat Aydan dari kejauhan, oleh karena itu ia berusaha bersembunyi diantara teman-temannya.

Aydan tak sengaja melihat wajah Ara walaupun sekelebat ia tahu persis bahwa itu Ara.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now