Sekamar

2.7K 70 4
                                    

Assalamualaikum

-

-

-

"Cinta itu tak dapat dinanti, ambil dia dengan penuh keberanian atau lepaskan dengan keridhoan."

Ali Bin Abi Thalib


🦋🦋🦋


"Assalamualaikum!!" Salam beberapa orang dari luar.

"Waalaikumussalam." Jawab Fahrul dan Aydan yang sedang berada di ruang tamu, mereka memang sedang menunggu orang tuanya datang.

Saat Fahrul membuka pintu, mereka dikejutkan dengan kehadiran Aydan yang berada diruang tamu dengan posisi berdiri menyambut mereka.

Lalu mereka tersenyum dan masuk kedalam menyalimi keduanya.

"Ayah!" Sapa Aydan kemudian mencium tangan mertuanya dan menyalimi tangan Abi Hamzah juga.

Regan mengangguk dan tersenyum begitupun dengan Abi Hamzah.

"Ummah sama Bundamu menginap disana, biasa kalau sudah bertemu dengan teman lama." Jelas Abi Hamzah yang seakan tau apa yang hendak Fahrul tanyakan.

"Kami kedalam dulu nggeh le, bicaralah dulu dengan Ayahmu, kami tinggal kalau begitu, mari Gus!" Ucapnya mengajak anaknya dengan sebutan Gus, Fahrul mengangguk kemudian mengikuti Abinya, Aydan hanya mengangguk dengan sungkan.

Regan kemudian duduk bersama Aydan di ruang tamu tersebut.

"Maaf Yah, saya sudah lancang berdiam disini menunggu Ayah sampai pulang." Tutur Aydan.

"Nggapapa nak, Ayah tetap Ayah kamu, tidak usah sungkan." Jawabnya memberi perasaan nyaman di hati Aydan.

"Sebenarnya tadi saya memiliki keperluan dengan Ayah tapi sudah saya sampaikan sama Gus Fahrul." Ujar Aydan menyebut Kakak Ara.

Regan manggut-manggut, "Ayah mengerti apa yang kamu maksud Dan, tidak perlu khawatir, bagaimanapun keputusanmu Ayah ridho, hanya saja memang perlu sabar sedikit lagi menunggu istrimu." Saut Regan mengerti yang Aydan kehendaki.

"Iya Yah, terimakasih sudah mengizinkan Aydan sepenuhnya." Ucap Aydan berterimakasih.

"Ayah tahu ketulusanmu itu sungguh-sungguh." Sambung Regan yang kemudian dibalas anggukan dan senyuman dari Aydan.

Melihat raut letih di wajah Ayahnya Aydan merasa tidak enak, walaupun Regan tidak mengatakannya.

"Ayah pasti sangat lelah, istirahatlah Yah." Ucap Aydan.

"Ayah tidak begitu lelah Dan, Tidakpapa, kalau kamu sendirian Ayah yang kasihan." Sautnya.

"Bagaimana bisa aku menyakiti darah dagingnya, sedangkan ia sangat menghargai aku menantunya." Aydan sibuk menatap wajah Regan.

"Tidakpapa Yah, saya diberi izin sama Kakak Ara untuk tinggal disini, Ayah istirahatlah." Ujarnya lagi.

"Oh memangnya iya? Bagus kalau begitu, Yasudah kalau tidak ada yang ingin dibicarakan Ayah kedalam dulu, Kamu tidur dimana?" Tanya Regan.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now