Membuka lembaran baru

2.4K 69 6
                                    

Assalamualaikum
Haloo para readerss, gimana kabarnya?
Masih kangen ngga sama lanjutan cerita ini?

Okeyy langsung aja ke ceritanya, Happy reading🖤~~




🦋🦋🦋

"Assalamu'alaikum."

"Astaghfirullah, ngga lihat saya ngga lihat!" Tutur Fahrul dari pintu yang baru saja terbuka, membuat kedua pasangan tersebut gelagapan.

"Eh, em Kak Fahrul an-"

"Nggausah dek nggausah, tidak perlu dijelaskan, Kakak cukup tau." Ujarnya dramatis kemudian Ara dan Aydan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ihh, Kak Fahrul kenapa datang disaat yang tidak tepat sih, Ara kan jadi maluu." Batinnya.

"Ini Kakak Ara tidak bisa datang nanti saja apa? Saya kan baru saja baikan dengan Ara." Batin Aydan.

"Udah, jangan diem-diem aja, nih saya bawa makanan untuk kalian, saya pergi dulu, gamau saya jadi nyamuk." Ucapnya.

"Iya Kak, makasii ya." Ucap Ara masih dalam mode malu kepergok.

"Iyaudah iya." Sambungnya sembari berjalan lagi meninggalkan ruangan tersebut.

Kemudian Ara membalikkan badannya menghadap Aydan sambil mengerucutkan bibirnya,

"Kak Aydan sih, Ara kan jadi malu dilihat Kak Fahrul barusan." Kesalnya.

"Nggapapa Ra, kenapa memangnya?
Mau lagi?" Godanya yang membuat Ara tambah menggeleng kesal mencak-mencak menuju ke arah sofa, sementara Aydan terkekeh melihat kekesalan istrinya, menambah kadar keimutannya.

"Oh iya, kapan saya boleh pulang?" Tanya Fahrul.

"Nanti Ara tanyakan ya sama dokternya." Saut Ara yang diangguki Aydan.

Merasa tercipta keheningan diruangan tersebut Aydan kemudian bertanya.

"Emm, Kamu mau pulang sama saya kerumah kita lagi?" Ia memberanikan diri berbicara ini dan menghadap ke arah Ara yang sedang duduk di sofa.

Namun Ara hanya menunduk memilin gamisnya, tidak tahu akan menjawab apa.

"Ara takut kembali ke rumah itu, Ara takut Kak Aydan berubah seperti kemarin, Ara ngga tau sikap Kak Aydan seperti ini hanya karena ada Bunda sama Ayah saja atau tidak." Batin Ara

Aydan tersenyum seakan paham yang difikirkan oleh Ara, "Nggapapa kalau ngga mau, kita disini saja ya." Sambungnya.

Ara mendongak menatap Aydan yang cukup jauh dari tempatnya. Baru kali ini ia melihat sisi kelembutan dari Aydan, Ara tidak menyangka.

Ara mengangguk dan tersenyum, menandakan ia setuju dengan ucapan Aydan, tapi dalam hatinya mungkin nanti ia akan mau kembali kesana lagi, hanya perlu pertimbangan.

"Tadi Kak Fahrul bawa apa Ra?" Tanya Aydan.

"Bawa apa ya, sebentar Ara lihat dulu."

"Wahh nasi goreng, Kak Aydan mau?" Ucapnya girang setelah membuka makanan yang dibawa Fahrul yang diletakkan di meja sofa tersebut, kemudian ia berjalan ke arah kursi di samping brankar Aydan lalu ia duduk disana.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now