masih awal

3.5K 74 1
                                    

Assalamualaikum

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٢١

Wa min aayaatihi an kholaqo lakum min angfusikum azwaajal litaskunuu ilaihaa wa ja'ala bainakum mawaddataw warakhmah. Inna Fii dzaalika la aayatil liqoumiy yatafakkarun.

Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Ar Rum ayat 21).

🦋🦋🦋

Malam harinya, Ara siap-siap untuk tidur. Iya melihat suaminya di sofa yang masih bergulat dengan laptopnya, mungkin ia sangat sibuk pikirnya.

"Kak, Ara tidur dulu yaa, kakak kalau butuh sesuatu bangunin Ara aja." Sembari memakai selimut sebatas dada.

"Hm." Sautnya dingin.

" Cihh! Mau kamu tidur mau kamu bangun, bodo amat, saya gak peduli asal kamu tau." Lanjutnya dalam hati.

Entah kenapa ia sangat tidak suka mendengar apapun yang Ara ucapkan, itu membuat emosinya naik.

Setelah selesai ia bangun dari sofa dan menutup laptopnya kemudian ia menaiki kasur yang kini ada istrinya yang sudah terlelap, dengan lesu ia membuat pembatas dengan guling di tengah-tengah lalu tidur membelakangi istrinya.

°°°

Jam 04.00 Ara terbangun tapi tidak melihat suaminya disamping kasur itu dan segera ia turun untuk mengambil wudhu lalu melaksanakan kewajibannya sebagai muslim.

"Kak Aydan sholat dimana?" Tanyanya sambil melipat mukenah melihat Aydan yang memasuki kamar.

"Ck! Bukan urusan kamu!!"

"Ara kan cuma tanya Kakak sholat dimana, takutnya belum." Lanjutnya

"Tanpa di ingetin saya udah tau kewajiban saya, udahlah diem!!" Jawabnya ketus.

Ara tak menjawab lagi tapi ia menggerutu dihatinya "Iss katanya tau kewajibannya, tapi kewajiban sebagai suami aja dia lupa."

°°°

Aydan keluar dari kamarnya dan sudah siap berangkat ke kantornya, Ara yang mengetahui pun menghentikan Aydan yang berjalan ke arah luar rumah.

"Kak, sarapan dulu ya, Ara udah masakin buat kakak." Tawar Ara

"Enggak saya buru-buru, lagipula saya gak akan makan masakan kamu!" Tolaknya.

"Oh yaudah kalau gitu Ara bekalin ya, biar bisa dimakan di kantor." Lanjutnya lagi

"Saya bilang ngga ya nggak!!" Sarkasnya lalu masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan Ara yang masih diam di tempat.

"Nggapapa Ara, ini masih awal." Menghela nafas pelan sambil mengusap dadanya.

Setelah itu ia masuk lagi kedalam rumahnya, Dering telfon berasal dari hp Ara, segera ia angkat,

"Assalamualaikum, Iya bunda, ada apa?

"Waalaikumussalam. Isshh, kamu ni dek, Bunda kangen tau makanya bunda nelfon mau nanya kabar kamu." Jawab Bunda Ara

"Ohh iyaa hehe, Alhamdulillah kabar Ara baik Bun." Terkekeh Ara mendengar ucapan bundanya

"Suami kamu kabarnya gimana? Baik juga kan? Eh tau ngga dek, semenjak adek pindah rumah ini jadi sepi, bunda jadi kangen banget sama adek, kalau lagi ngga sibuk kapan-kapan dateng ke Rumah ya!!"

"Iya Bun, Alhamdulillah baik semua. Ara juga kangen banget sama bunda, Ara pengen dirumah lagi bareng Bunda bareng Ayah, kapan-kapan Ara kesana ya Bun sama Kak Aydan, Bunda jangan lupain Ara ya." Ucapnya dengan air mata yang ditahan.

"Iya dek, Bunda gak akan pernah lupain Adek, Adek kan anak bunda satu-satunya yang paling Bunda sama Ayah sayang."

Ara yang mendengarnya mengeratkan ujung baju yang ia pegang, ingin rasanya memeluk Bunda yang selama ini membesarkannya, ia merasa menikah bukanlah sesuatu hal yang mudah, belum lagi Aydan yang belum bisa menerimanya sebagai istri.

"Yaudah kalau gitu dek, besok-besok bunda telfon lagi ya, Bunda ada acara pergi hari ini belum siap-siap, Adek kalau ada apa-apa bilang sama bunda, dadah Adek, Assalamualaikum." Pamit Bunda Ara .

"Iya Bunda siyaapp, Waalaikumussalam."

°°°

Malam pukul 21.00 Aydan datang dan segera membuka pintu rumah.

"Assalamualaikum!" Masuk Aydan.

"Waalaikumussalam, Kak." Ara yang sedari tadi menunggu suaminya segera beranjak dari sofa lalu mengulurkan tangannya tepat didepan Aydan sambil tersenyum.

"K-kak." Ulang Ara yang sedari tadi tidak mendapat respon pada tangannya.

"Mau apa kamu?" Tanya Aydan menatap heran.

"Salim kak." Ucapnya lalu diulurkan tangan Aydan segera ia menyalimi tangan suaminya, dan membawakan tas yang ada ditangan Aydan.

"Mandi dulu kak, Ara udah siapin air hangatnya, habis itu makan malam, Ara udah masakin buat kakak." Lanjut Ara.

"Saya udah kenyang, kalau gitu saya mandi dulu." Jawabnya datar dan langsung jalan ke arah kamarnya.

"Emm iyaudah nggapapa."

Ara menghela nafas, kenapa masakannya selalu ditolak, mungkin benar Aydan sudah kenyang karena sudah makan diluar.

"Huhh, gapapa Ara sekarang makan sendiri aja, besok mungkin Kak Aydan mau, semoga." Ucapnya pelan sambil berjalan ke meja makan.








bersambung...

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now