Pregnant!!🖤

2.1K 63 8
                                    

Assalamualaikum...
Kembali lagi di cerita AydanAra
Maaf yaa karena udah lama aku ghosting...
Dan makasii yang masih stay nungguin kelanjutan cerita ini, kalo gitu langsung aja, Happy Reading!!!



🦋🦋🦋

Setelah sampai dirumah, keduanya pun masuk kedalam rumah dan akan bersiap-siap untuk tidur karena ini sudah larut malam.

Berbeda dengan Aydan yang membiarkan Ara berjalan lebih dulu dan ia mengikutinya dari belakang, tatapannya tak pernah berhenti pada sosok didepannya,

"Apa benar yang diucapkan bapak tadi?" Batinnya dan tak lupa tersenyum menggeleng-geleng menatap punggung istrinya.

Langkah Ara terhenti, ia baru menyadari tak ada orang disampingnya, lalu ia menoleh ke arah belakang,

"Loh, Kak Aydan kenapa ga jalan bareng Ara?" Tanyanya dengan posisi berputar setengah seperti anak kecil.

"Hhh..nggapapa Ra, ini saya sudah disampingmu." Jawabnya terkekeh kecil.

Ara mengangguk-ngangguk lalu ia mengaitkan tangannya ke lengan Aydan seperti ingin segera mengajaknya, Aydan menoleh lalu tersenyum geli mengacak pucuk kepala Ara.

"Kak, tunggu dulu!" Hentinya lagi

"Kenapa Ra?" Tanya Aydan heran melihat Ara yang tiba-tiba terhenti lagi.

"Coba jongkok Kak!" Pintanya membuat Aydan bingung, apakah ada hewan atau ada apa yang mengganggu Ara sehingga menyuruh Aydan berjongkok untuk mencarinya.

Aydan yang tak tahu kemudian menuruti saja permintaan Ara.

"Ara mau lihat Kak Aydan jalan kekamar tapi diposisi seperti ini ya!" Ucapnya tersenyum enteng lagi-lagi membuat Aydan cengo.

"Astaghfirullah..apalagi ini." Batinnya meringis pelan.

Dengan sedikit terpaksa akhirnya Aydan mencoba melangkahkan kakinya walaupun dalam posisi berjongkok, tak ayal ia kesusahan.

"Hihi.. Lucu deh, Ara suka." Ara terkekeh sambil mengikuti pelan disamping Aydan, sedangkan yang ditertawai tersenyum paksa menatap istrinya.

"Nggapapa, demi Ara biar senang." Batinnya lagi-lagi.

Setelah sampai kamar Aydan bertanya pada Ara,

"Apa saya sudah boleh berdiri sayang?"

Ia mendongak menatap Ara, Ara langsung merubah raut wajahnya sedih.

"Ihh kenapa? Kak Aydan ngga suka ya?" Tanyanya ikut duduk disamping Aydan, ia mengusap usap air matanya yang keluar dari matanya.

"Eh- aduh, ngga Ra, saya suka, meskipun gini sampai pagi saya mau kok." Ucapnya khawatir melihat Ara nangis.

Ara menggeleng semakin merasa bersalah dan berkata, "Hiks..hiks..Ar..Ara udah ngga pengen lihat Kak Aydan jalan gini kok, Ara minta maaf yaa, Ara banyak maunya dan ngerepotin Kak Aydan, tapi Ara nggatau kenapa Ara gini"

Melihat rasa bersalah dari Ara, Aydan segera memeluknya berusaha menenangkannya.

"Cup..cup, nggapapa..nggapapa sayang, saya beneran ngga merasa direpotin kok, udah yaa jangan nangis terus nanti kasian dadanya sakit." Ucapnya mendengar sesenggukan dari Ara.

Aydan tak mendengar suara tangisan Ara lagi, tapi ia masih melihat pundak Ara yang naik turun menandakan Ara masih menetralkan keadaannya setelah menangis.

Setelah stabil, Aydan membawanya ke kasur mereka, lalu membaringkan Ara perlahan, ia yakin pasti Ara kelelahan karena sering menangis seharian ini.

"Kak Aydan." Panggil Ara masih melihat Aydan,

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now