kepahitan

2.4K 74 54
                                    

Assalamualaikum

-

-

-

"Jadi selama ini Aku telah melukai hatiku sendiri dengan menggantungkan harapan kepada manusia."

Ara Zahira As-Syifa.




🦋🦋🦋

Sepanjang jalan Ara banyak berbicara dengan Aydan, entah cerita apapun tapi Ara senang Aydan mau mendengarkannya,

Mereka berdua telah sampai dirumahnya, Ara tak pernah melepas tangan Aydan, ia tetap menggenggamnya.

"Yakin nih mau dipegang terus?" Kata Aydan.

Ara terkekeh kemudian melepasnya pelan, ia merasa bahagia malam ini, sepertinya Aydan sudah mulai bisa menerimanya.

"Kak Aydan udah nerima Ara?" Tanya Ara.

Aydan tersenyum dan mengangguk, hati Ara berbunga-bunga.

"Kalau cinta?" Tanyanya lagi meminta lebih, Aydan hanya diam namun ia tetap tersenyum tipis.

Ara paham dan mengangguk, mungkin rasa itu akan hadir seiring waktu pikir Ara.

Melihat anggukan Ara kemudian Aydan bertanya, "Kalau Kamu Cinta sama Saya?"

Ara mengangguk dan mengutarakan bahwa ia memang sudah cinta dengan suaminya.

Aydan kaget lalu ia bertanya kembali, "Sejak Kapan?"

"Sejak Kak Aydan mengucap ijab qobul didepan orang tua Ara." Jujurnya sambil menunduk. Sebenarnya ia malu mengungkapkan ini semua, tapi ia tidak bisa menahannya.

Aydan mengangguk, "Terimakasih, tunggu saya cinta sama Kamu."

Ara yang menunduk langsung mendongakkan wajahnya, ia menatap Aydan dengan mata yang berkaca-kaca, apakah ini tanda bahwa Aydan ingin berusaha untuk mencintainya?

Ara tersenyum meneteskan air matanya, ia terharu mendengar perkataan Aydan, lalu ia memeluk Aydan menyalurkan rasa bahagianya.

Sebenarnya Aydan selama ini mulai nyaman dengan kehadiran Ara, karena Ara selalu menyiapkan kebutuhannya, menjadi istri yang baik, perasaan nyaman itu muncul sendiri dihati Aydan.

°°°

Tengah malam Ara terbangun, seperti biasa ia sering haus dimalam hari, lalu ia meminum segelas air yang sudah ia siapkan sebelum tidur.

Ketika ingin tidur lagi, Aydan membalikkan badannya menghadap Ara, Ara tersenyum melihatnya, ia ingin menyentuh rambut Aydan namun ia ragu.

"Suami Ara ganteng banget sii." Gumamnya.

Lalu ia melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah Aydan, memastikan bahwa Aydan sama sekali tidak bangun.

Dengan pelan, ia menyentuh rambut Aydan dan mengusapnya, "Ya Allah, kalau memang Kak Aydan adalah jodoh Ara jangan pernah pisahkan kami berdua, hadirkanlah rasa cinta itu didalam hati suami hamba." Ucapnya senantiasa mengusap rambut Aydan membacakannya shalawat.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now