kekhawatiran Ara

2K 62 4
                                    

"Aku tidak mencintai orang yang sempurna, tapi aku melihat kesempurnaan pada orang yang aku cintai."
~Ara Zahira As-syifa.

||Part ini cukup panjang, jadi nikmati aja okeyy~

🦋🦋🦋

"Assalamualaikum Ma."

"Waalaikumussalam kenapa nak?"

Aydan tersenyum lalu melihat ke arah Ara yang juga tersenyum, ia jadi tidak sabar memberitahu orang tuanya.

"Aydan ada kabar gembira buat mama dan papa." Ujarnya.

"Kabar apa nih? Mama jadi ga sabar." Ucapnya, ia menoleh ke arah suaminya yang juga ikut mendengar percakapan istrinya dengan anaknya.

"Alhamdulillah Ara hamil ma!" Ucap Aydan.

"Apa? H-hamil?" Tanya lagi Mama Aydan, Tyo yang mendengarnya pun ikut terkejut.

"Iya benar, sebentar lagi mama dan papa akan memiliki cucu." Sambungnya.

"MasyaAllah, Alhamdulillah Ya Allah, pah Ara hamil pah, mama akan punya cucu." Ucap syukur Mama Aydan lalu mengatakan kegembiraannya pada Tyo.

"Ada papa Ma?" Tanya Aydan.

Mama Aydan yang masih tidak bisa berkata-kata langsung memberikan ponselnya pada Tyo.

"Selamat boy, Papa dan Mama turut senang, nih mama kamu sampe ga bisa berkata-kata." Ujar Tyo.

Aydan tersenyum mengangguk, "Makasi Pah!"

Dengan tidak sabaran Mama Aydan mengambil alih ponselnya lagi.

"Mana menantu mama? Mama mau ngomong." Ucapnya.

Aydan lalu menoleh, mengisyaratkan Ara untuk berbicara.

"Iya mah, Ara disini hehe." Ia terkekeh pelan.

"MasyaAllah, selamat ya sayang, mama seneng bangettttt!!" Girang Mama Aydan.

"Iya Mah, Alhamdulillah, terimakasih ma!" Ucapnya tersenyum.

"Papa bersyukur banget punya menantu kamu nak, terimakasih yaa.." ucap Tyo disebelah Mama Aydan, ia melihat istrinya terharu dan meneteskan air matanya mendengar kabar menantunya tengah hamil.

Tak terasa air mata Ara juga menetes, ia sangat bahagia, "sama-sama Pah." Sambungnya.

Percakapan tersebut berlanjut sampai Aydan menyudahinya untuk pergi ke dokter.

Segala macam nasihat sudah mereka dengarkan dari orang tua Aydan, mereka berharap bisa menjaga kandungan tersebut dengan sangat baik.

"Mm, Kak." Ujar Ara. Mereka kini sudah menuju mobil untuk pulang dari rumah sakit, untuk mengecek kehamilannya.

"Iya Ra, kenapa?" Tanya Aydan, ia lalu merangkul kan tangannya pada pundak Ara, membawanya lebih pelan berjalan.

"Besok-besok boleh ke rumah Bunda sama Ayah ngga?" Tanyanya.

"Boleh, kenapa ngga." Balasnya tersenyum.

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now