Mie Ayam ngga pake mie

1.9K 51 2
                                    

Haloooo semuanyaaa
Kembali lagii bersamaa akuu
Langsung cuss aja ceritanya, nggausa kebanyakan cingcong yaa,
Happy reading.....




🦋🦋🦋

1 bulan kemudian...

Kehidupan rumah tangga mereka berjalan sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Semoga saja tetap seperti ini sampai akhir.

"Ra, dasi saya tadi dimana?"

"Di atas kasur Kak, Ara udah bener kok tarohnya." Ucapnya sedikit memekik karena berada didalam kamar mandi.

"Ngga ketemu-temu Ra, ngga ada nih." Jawab Aydan sembari mengangkat angkat bantal siapatau terselip dibawahnya.

Hhhffftt orang ada kok..Ara sendiri yang taruh tadi, pasti kak Aydan ngga betul-betul itu carinya.

"Ada Kak, coba cari dulu lagi." Kekehnya.

Aydan tak kunjung menemukan dasinya, jadi ia memutuskan untuk duduk dikasur terlebih dahulu sembari menunggu Ara yang belum keluar kamar mandi.

Ceklek

"Loh, kok belum dipakai dasinya?"

"Ngga ada Ra, saya ngga nemuin." Ucapnya menghela nafas.

"Ihh ada kok tadi, coba minggir dulu." Suruhnya lalu melihat-lihat permukaan kasur.

"Mana? Hmm?" Tanya Aydan melihat Ara juga tak kunjung menemukannya.

Ara masih mengedarkan pandangannya ke segala sisi, sepertinya ia sedang lupa.
Lalu arah matanya menelisik laci meja yang sebelum masuk kamar mandi ia bersihkan dan menatakan beberapa diary didalamnya.

Ia kemudian berjalan dan membuka laci tersebut, dan ternyata benar dasi Aydan keikut didalam lacinya.

Ara berbalik badan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,

"Hehe, Ara lupa." Cengirnya kemudian menyamakan tingginya dengan Aydan yang duduk ditepi kasur lalu memasangkan dasinya.

"Tuh kan, Saya ngga salah, orang bener ngga ada dikasur kok." Ujar Aydan.

"Jadi Ara ni yang salah?" Protesnya dengan cemberut seperti anak kecil. Aydan hanya diam menatap wajah Ara yang menggemaskan

"Ara salah yaa? Hiks hiks.." sambungnya lagi melihat Aydan yang diam, namun ia malah menangis.

Aydan terkejut melihat Ara menangis, ia langsung menarik Ara dalam dekapannya.

"Ngga, ngga sayang, cup, saya bercanda kok, saya ngga bermaksud bilang gitu, maafin saya ya sayang." Panik Aydan melihat Ara yang menangis, padahal ia tidak bermaksud apa-apa mengatakan hal tadi.

Ara menghapus air matanya, lalu mengangguk membuat Aydan cengo dengan sikap Ara yang mudah berubah.

"Kak Aydan bauk." Tak ada angin tak ada hujan, entah kenapa Ara berkata demikian.

Aydan menganga lebar, bagaimana bisa ia disebut bau, padahal ia akan berangkat kerja tentunya habis mandi dan lain sebagainya.

Ia meraih tangan Ara dan berkata, "Saya ngga bauk Ra, coba sini cium!"

AydanAra [End] Completed✔️Where stories live. Discover now