59. Ngidamnya Si Ale

10.2K 922 112
                                    

'Yang menyia-nyiakan, suatu saat akan disia-siakan, dan yang disia-siakan suatu saat akan merasakan yang namanya diperjuangkan.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

"Ale..." Aldan memanggil ketika suasana hati istrinya itu mulai tak kondusif.

Alena langsung menoleh menatap Aldan.

"Aku nggak suka kaya gini." Perempuan itu berucap bersamaan dengan kedua matanya yang sudah mengeluarkan air mata.

Melihat itu, Aldan langsung terkekeh.

"Kata siapa kamu bakal di kekang, hm?" Lelaki itu berganti mengelus kepala Alena.

"Enggak sayang. Mas nggak akan ngelarang kamu buat ngelakuin ini itu, buat makan apapun itu juga mas bolehin kok. Asal semuanya masih di batas wajar." Ucapnya.

"Lagian kamu nggak sendirian di sini. Kalau kamu nggak boleh makan junk food dan soda, nggak masalah. Mas juga nggak akan makan itu semua. Pokoknya semua yang nggak boleh kamu makan, mas nggak akan makan juga. Mas siap kalau 9 bulan ke depan, apa yang nggak boleh kamu makan dan kamu lakuin, mas juga bakal ikutan. Biar mas juga ngerasain apa yang kamu rasain. Dan yang paling penting, biar kamu ada temen seperjuangan." Lelaki itu berucap dengan lembut. Tentu saja ia tak pernah mengeluarkan kalimat yang akan membuat istrinya itu merasa terhakimi.

"Nggak boleh sedih lagi ya, mas nggak akan ngekang kamu sayang. Kamu masih bebas. Cuman, untuk sekarang memang ada beberapa hal yang harus kamu hindari dulu dan itu nggak bisa diganggu gugat. Nggak apa apa ya, ini juga demi kesehatan kamu dan babybean." Aldan mengakhiri perkataannya sambil menyeka air mata sang istri.

"Mau turun nggak? Tuh liat, didepan banyak yang jualan makanan. Sayang banget nggak sih kalau kita cuman lewat, tapi nggak mampir jajan?" Lelaki itu berganti menawarkan sesuatu yang tentu saja tidak akan pernah bisa Alena tolak.

"Tapi beneran mas nggak akan ngelarang aku buat ini itu kan?"

"Asal itu nggak membahayakan kalian berdua, boleh."

"Mas juga nggak akan ngelarang aku buat makan apapun kan?"

"Iya, asal makanan nya sehat, bersih, dan halal."

"Yaudah kalau gitu ayo turun, baby nya mau jajan." Suasana hati Alena sudah mulai membaik.

"Kamu kali ah yang mau jajan, babybean aja masih kecil gitu, mana tau dia sama yang namanya jajan." Goda Aldan.

"Aku nangis lagi nih ya!" Alena balik mengancam yang ternyata malah membuat suaminya itu tertawa lepas.

"Uuu..." Setelah tawanya mereda, Aldan pun mengulurkan kedua tangannya guna memainkan pipi Alena degan gemas.

"Mau bilang kamu gemes kalau pas lagi nangis, tapi nanti kalau kamu nangis beneran mas yang nggak tega malahan."

"Ya kalau gitu jangan bikin aku nangis."

Aldan tersenyum.

"Siap, apapun itu, mas bakal berusaha biar nggak bikin kamu nangis."

Alena mengangguk.

"Mau jajan kalau gitu." Perempuan itu berganti berucap sambil tersenyum menatap Aldan.

"Hayuk." Aldan lebih dulu turun dari mobil. Lelaki berkemeja hitam itu lantas menghampiri pintu mobil di sisi lain dan membukanya.

"Pelan-pelan kalau keluar. Banyak motor lewat." Tegur Aldan karena pintu mobil bagian istrinya itu berada tepat di samping jalan, jadilah ia harus berhati-hati agar perempuan itu tidak terserempet kendaraan lain yang lewat.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Where stories live. Discover now