46. Nasihat Papa

9.3K 1.1K 698
                                    

'Tiwas tak gemati ternyata malah loro ati.'

🔹🔹🔹

[♡ H  A  P  P  Y  R  E  A  D  I  N  G ♡]

🔹🔹🔹

Alena langsung menggelengkan kepalanya pelan saat tiba tiba pikiran buruk kembali menghantui kepalanya.

Perempuan itu lantas melirik Alisa yang duduk di sampingnya sambil pandangannya fokus menatap film di depannya dengan tangan yang sibuk menyuapkan telur gulung ke dalam mulutnya.

Alena kembali menatap ke depan, film berjudul The Longest Ride  yang sedang di putar itu bukan nya mengalihkan fokus Alena dari pikiran buruk nya, perempuan itu justru makin di buat gagal fokus saat berbagai macam adegan romantis muncul sebagai salah satu scene di film tersebut, yang membuatnya tanpa sadar justru teringat dengan Aldan.

"Dek..." Panggil Alena sambil menatap Alisa.

"Kenapa, kak?" Tanya Alisa yang langsung menoleh saat mendapat panggilan dari kakak ipar nya itu.

"Kamu lanjut nonton aja ya, kakak mau ke kamar dulu." Alena berdiri dari duduknya.

"Loh? Film nya belum selesai kak, di sini aja sama aku."

Alena langsung menggeleng.

"Enggak, kamu lanjut aja nggak apa apa. Kapan kapan kita nonton lagi."

Setelah berucap sedemikian rupa, Alena langsung pergi dari sana mengabaikan Alisa yang terus memanggilnya.

Setelah sampai di kamar Aldan, Alena langsung menarik ponselnya yang sejak tadi masih ia charger.

Perempuan itu lantas menekan salah satu nomor yang ada di kontak WhatsApp nya, menunggu seseorang di sebrang sana mengangkat panggilan nya.

"As--"  Baru saja seseorang yang ia hubungi hendak mengucap salam, namun Alena lebih dulu memotongnya.

"Papa..." Panggil perempuan itu dengan parau nya.

"Sakit banget, adek harus gimana?" Adunya lagi pada Aarav.

Mendengar putrinya yang sedang mengadu seperti itu, di tempatnya berada Aarav langsung menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Berantem sama Aldan?"  Tebak Aarav. Karena dari semua kemungkinan yang ada, kemungkinan paling besar menurutnya adalah Alena yang sedang bertengkar dengan Aldan hingga putrinya itu sampai mengeluh sakit dan bertanya harus bagaimana.

"Iya." Jawab Alena pelan.

"Gara gara apa berantemnya? Sini cerita sama papa."

Alena merebahkan tubuhnya ke ranjang dengan posisi tengkurap, ia lebih dulu mencari posisi ternyaman nya sebelum bercerita pada papa nya itu.

"Tadi pagi adek ketemu sama mantan nya pak Alvaro..." Alena mulai bercerita.

"Dia cantik banget. Tinggi, putih, langsing, rambutnya panjang--"

"Kuntilanak dong."  Sambar Aarav.

"Papa ih, serius. Ini adek lagi cerita loh!" Alena langsung ngegas.

Terdengar kekehan dari sebrang sana membuat Alena langsung mengerucutkan bibirnya.

"Iya maaf. Lanjut yuk, lanjut."

Alena mengambil nafas lebih dahulu sebelum kembali memulai ceritanya yang tadi sempat terpotong.

"Intinya dia cantik nya nggak ketulungan. Muka nya juga positif vibes banget. Enak di lihatnya. Terus dia juga model, wanita karir gitu."

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Where stories live. Discover now