55. Ada Yang Berubah

12.4K 1K 137
                                    

'Mulut boleh receh tapi attitude harus dolar.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

Alena yang tadinya sedang merebah dengan paha Aldan sebagai bantalan nya pun langsung menegakkan tubuhnya ketika pintu utama rumahnya terbuka dan tidak lama setelah itu muncul sosok Aksa dari sana.

Tanpa banyak berkata, Aksa langsung mendekat ke arah pasutri yang sedang berada di ruang tamu sambil menonton televisi itu, ia mengambil duduk di sofa tepat di samping sang kembaran.

"Kenapa?" Tanya Alena saat sadar jika ada yang tidak beres dengan kembarannya itu, apalagi sudut bibir lelaki itu terlihat membiru seperti habis di pukul.

"Ciuman itu dosa nggak sih?" Aldan yang tadinya fokus menatap tayangan yang sedang terputar di televisi pun akhirnya menoleh menatap Aksa ketika lelaki itu mengajukan pertanyaan yang terdengar begitu bodoh untuk ukuran mahasiswa semester lima seperti iparnya itu.

"Goblok!" Alena mengumpat sambil melempar bantal sofa ke arah Aksa.

"Ya kalau buat gue nggak dosa lah, yang ada malah dapet pahala. Tapi kalau buat lo ya jelas dosa dugong, pake nanya lagi." Semburnya kemudian.

Namun sedetik setelahnya, Alena langsung menatap Aksa dengan tajam ketika menyadari sesuatu.

"LO HABIS CIUMAN?!" Hebohnya. Aldan pun ikut menatap Aksa karena ia sendiri juga ikut di buat penasaran.

Aksa diam.

"Nah kan bener pasti. Gue aduin papa ya!"

"Aduin aja, orang papa yang mergokin gue ciuman."

Alena langsung syok, begitupun dengan Aldan.

"Ini bukan ciuman dalam arti yang sebenarnya ya, cuman nempel, nggak ada lumat-lumatan apalagi sampai pakai lidah kek kalian berdua." Aksa lebih dulu meluruskan sebelum adik dan iparnya itu berpikiran terlalu jauh.

Aldan langsung berdehem. Buset dah, ini dia dari tadi diem aja loh, eh tau taunya malah langsung di ulti.

"Kalau itu beda, kita kan udah halal, jadi bebas dong. Iya kan mas?"

"Iya." Aldan mengiyakan saja.

"Nah, kalau kita aja udah bersertifikat halal, apa kabar dengan anda?!"

Mendengar itu, Aksa langsung dibuat mendengus.

"Cewek yang lo cium siapa? Anaknya pak RT? Atau anaknya pak lurah?!" Alena kembali bertanya. Di benaknya pun sudah ada beribu-ribu stok pertanyaan yang siap ia tanyakan pada Aksa.

"Bukan,"

"Kalau bukan siapa lagi anjir?! Banyak banget cewek lu!" Perempuan itu langsung ngegas melihat kelakuan buaya sang kembaran.

"Arsy."

"ARSY?!" Butuh sepersekian detik bagi Alena untuk paham, sebelum setelahnya ia langsung memekik heboh.

Dalam diamnya Aksa mengangguk.

"Arsy anaknya om Dito?!"

Lagi, Aksa kembali mengangguk.

"Jangan bilang memar di muka lo juga gara gara di tonjok sama om Dito?"

Kali ini Aksa mengangguk sebagai jawaban.

"Setan lo bang. Lo udah kehabisan cewek atau gimana hah?! Nggak ikhlas banget gue Arsy yang polos kek gitu malah lo pakai buat mainan, nggak punya otak lo!" Tanpa mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari Aksa, Alena sudah langsung menyumpah serapahi sang kembaran.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Where stories live. Discover now