48. Aldan-nya Posesif

12.2K 1K 183
                                    

'Selalu ikuti kata hatimu. Tapi jangan lupa bawa juga otakmu.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

Aldan mengambil kain kompresan yang tertempel di kening Alena, lelaki itu lantas mencelupkan nya kembali ke dalam air hangat, memerasnya, kemudian kembali menempelkan kain kompresan itu ke kening sang istri yang masih nyenyak dalam tidurnya itu.

Aldan beralih menatap wajah Alena yang masih terlihat pucat, dengan perlahan tangannya terangkat guna menyentuh leher Alena yang ternyata masih terasa panas.

"Masih panas juga, kapan turun nya?" Gumam nya khawatir.

Aldan melirik jam di kamarnya, sudah 30 menit lebih sejak Alena meminum obatnya tadi, namun demam yang di alami perempuan itu tak kunjung turun.

Aldan kembali memfokuskan pandangannya ke arah Alena, di benarkan nya letak selimut yang menutupi tubuh Alena lebih dahulu sebelum dirinya turun dari ranjang dengan perlahan dan keluar dari kamar sambil membawa air bekas kompresan yang sudah mulai dingin, rencana nya lelaki itu ingin menggantinya dengan yang baru, yang masih hangat.

"Nyari apa?" Tanya bunda saat melihat Aldan yang masuk ke dapur. Wanita itu masih sibuk memasak makanan untuk menantunya yang sedang sakit.

"Mau ganti air kompresan." Balas Aldan sambil membuang air ke wastafel, kemudian mengisi nya lagi dengan air hangat dari dispenser.

"Kenapa panas nya belum turun turun ya, Bun?" Tanya Aldan sambil menatap bunda nya.

"Ini belum ada satu jam sejak Ale minum obat, wajar kalau obatnya belum bekerja. Nggak usah khawatir, istri kamu bakal baik baik aja. Bunda juga udah nyuruh pak Agus buat nyari kelapa muda, sekarang lagi di cariin, nanti kalau udah ada, bunda anter ke kamar." Jelas bunda sambil sibuk mengaduk sup ayam nya.

"Tapi tetap aja, Al nggak tega liatnya, Bun. Nggak tau kenapa juga bawaan nya tuh khawatir terus."

Inget kan dulu Aldan pernah bilang kalau dia liat Alena yang cuman flu aja udah khawatir banget, lah sekarang pas Alena demam sampai terkapar tak berdaya kaya sekarang ini, gimana Aldan nggak dibuat khawatir?

Aldan yang bisanya liat Alena full baterai dengan berbagai tingkat ajaib dan neko-neko nya, lalu sekarang ia justru melihat Alena yang lemas tak bertenaga seperti sekarang ini? Lalu darimana Aldan di buat tega?

Kalau bisa mah dia nggak keberatan sama sekali kalau harus menggantikan Alena yang sedang sakit. Nggak apa apa dirinya yang sakit, asal jangan Alena aja.

"Ale cuman demam, nggak ada yang perlu kamu khawatirin, dia nggak akan kenapa napa." Bunda kembali memenangkan Aldan.

"Nggak bisa. Enggak tenang perasaannya."

"Yaudah kalau gitu nikmatin aja perasaan nggak tenang kamu, itu salah satu bukti kalau kamu sayang sama istri kamu."

"Ya kan emang sayang."

"Yang bilang enggak sayang juga siapa?" Balas bunda sambil melirik sang putra.

"Dua tahun bunda denger kamu cerita tentang Ale, nggak pernah ada habisnya, kalau cerita telinga nya pasti merah sambil senyum senyum sendiri, terus sekarang nggak sayang darimana coba? Orang kamu bucin nya udah di mulai sejak Ale sendiri belum kenal kamu." Tambah bunda lagi, mengingat masa masa saat putranya itu selalu bercerita tentang gadis pujaan hatinya yang sekarang alhamdulilah nya sudah menjadi istri dari putranya itu.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang