33. Melepas Rindu

13.2K 1.1K 186
                                    

‼️WARNING‼️
Ada banyak adegan yang tidak untuk di contoh bagi yang belum cukup umur dan bagi yang belum memiliki pasangan halal.
Ada beberapa kalimat yang juga mengandung unsur dewasa.
Seperti biasa, bagi yang tidak suka boleh dilewati.

****

'Jangan pernah mencintai orang yang memperlakukanmu seperti orang biasa.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

Alena menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu kamar mandi nya dengan ekspresi yang bercampur aduk.

"Hai...." Aldan menyapa sambil tersenyum dengan sangat lebar mempertontonkan lesung pipinya yang begitu dalam pada gadis yang sangat sangat ia rindukan itu.

"Kangen nggak sama saya?" Lanjutnya lagi, masih dengan senyum yang belum luntur barang sedikitpun.

Alena langsung mengerjapkan matanya dengan cengo.

Selain karena kaget dengan kehadiran Aldan, gadis itu juga dibuat kaget dengan penampilan Aldan.

Pengen tau penampilan pak Alvaro sekarang kaya gimana nggak?

Oke, biar Alena jelaskan.

Rambutnya yang masih basah dengan tetesan air yang jatuh mengenai wajah nya yang kelewat tampan itu, aroma sabun segar khas seorang Alvaro yang sekarang sudah memenuhi seluruh kamar Alena dan yang paling membuat Alena speechless adalah lelaki itu bertelanjang dada. Bertelanjang dada memamerkan otot perutnya yang begitu luar biasa.

Jika dulu Alena hanya pernah melihatnya lewat pantulan cermin, maka sekarang ia dapat melihat semuanya secara langsung tepat di depan matanya, dengan jarak yang kurang dari 3 meter pula.

Bisa di bayangkan bukan sejelas apa Alena bisa melihat otot perut Aldan itu?

Dan lebih parahnya lagi, bukan hanya otot perutnya saja yang luar biasa, namun otot di lengan lelaki itu juga tidak kalah luar biasa.

"Mau peluk, kangen." Aldan langsung merengek.

Bukanya menuruti keinginan Aldan untuk berpelukan, Alena justru memalingkan wajahnya.

"Ale..." Dan Aldan yang melihat Alena memalingkan wajah darinya itupun kembali memanggil gadis itu agar menatapnya lagi.

"Kamu nggak kangen sama saya? Empat hari nggak ketemu loh."

"Saya aja udah kangen banget gini, sini deh mau saya peluk nggak?"

"Stop! Nggak boleh ngedeket!" Ucap Alena masih tanpa menatap Aldan.

Walaupun tidak melihat Aldan secara langsung, namun Alena bisa merasakan jika lelaki itu sedang berjalan mendekat kearahnya.

Mengulum bibirnya menahan senyum, Aldan kembali melangkahkan kakinya mendekat, mengabaikan larangan yang istrinya utarakan tadi.

"Ih, di bilangin juga! Tak lempar guling ya!"

"Kan guling nya udah kamu tonjok, tuh nyampe jatuh gitu."

Mendengar perkataan Aldan barusan, Alena langsung menoleh menatap lelaki itu.

Wait?! Jangan bilang suaminya yang tampan itu melihat apa yang tadi ia lakukan?!

Berarti pak Alvaro juga denger omongannya dong?!

Mampus! Kabur aja dah, bodoamat!

Dengan segera Alena berdiri dari duduknya, gadis itu hendak keluar dari kamar, namun gerakannya kalah cepat dengan Aldan yang sudah menarik pinggang nya.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang