22. Awal Sebelum Kisah Kita Dimulai

10.3K 1.1K 208
                                    

'Jangan terlalu mengejar sesuatu, apa yang sudah menjadi takdirmu, akan menemukan jalannya sendiri untuk datang kepadamu.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

"Duluan aja, nanti gue nyusul kok," Ucap Aldan sambil menyandarkan kepalanya ke sofa ruang tamu yang ada di rumah ayahnya.

"Kenapa nggak bareng aja sih kak? Lo dimarahi papi nanti kalau dateng telat." Balas Aldo mengingatkan kakaknya yang sudah kehilangan semangat untuk hidup itu.

"Nanti do, lo duluan aja." Aldan pun masih kekeh dengan keinginannya.

Ia masih butuh waktu untuk mempersiapkan hatinya agar bisa menerima perjodohan ini.

Namun sekuat apapun Aldan berusaha, sosok Alena lah yang terus muncul di benaknya.

Mana pernah sih Aldan tidak memikirkan Alena barang sedetikpun? Bahkan gadis itu selalu berlari-larian di pikirannya tanpa pernah kenal lelah, seperti Aldan yang tidak akan pernah lelah untuk mencintai gadis itu.

"Astaga kak! 26 tahun gue hidup sama lo, baru kali ini loh gue liat lo kehilangan semangat kaya gini."

"Ya gimana nggak kehilangan semangat kalau gue aja di jodohin sama cewek yang nggak gue suka."

"Lo lupa dulu gue juga di jodohin sama cewek yang nggak gue suka tuh, tapi liat deh sekarang, gue malah jadi cinta banget sama dia."

"Masalahnya gue udah sayang sama cewek lain do, nggak bisa gue kalau di suruh nikah sama cewek selain dia."

Aldo menggeleng pelan, lelaki itu kemudian menepuk bahu Aldan.

"Dicoba dulu aja kak, kita kan nggak tau di masa depan kejadiannya bakal gimana, siapa tau juga lo bisa sayang sama dia, ya meskipun awalnya lo nggak sayang."

Aldan berdiri dari duduknya, Aldo yang mengira Aldan akan berangkat bersamanya itupun langsung tersenyum.

"Gue mau pergi bentar."

Namun perkiraan Aldo malah meleset dari kenyataan, ia lupa jika kakaknya itu adalah orang yang keras kepala. Aldan jika sudah mengambil keputusan pasti tidak akan bisa di ganggu gugat, ya begitulah, persis ayahnya.

"Kemana?"

Aldan hanya mengangkat kedua bahunya, ia sendiri pun tidak tau mau pergi kemana, yang penting ia bisa sedikit datang terlambat, mengulur waktu gitulah, biar patah hati nya juga rada nantian.

Bodoamat lah kalau dia akan di marahi, salahkan saja ayahnya itu yang pake acara jodoh jodohan segala, bahkan sejak sore tadi mood Aldan pun sudah amburadul dibuatnya. Apalagi alasannya kalau bukan karena perjodohan ini, bahkan Aldan belum menemukan alasan ataupun cara
yang bisa ia lakukan agar perjodohannya batal.

"Gue nggak lama, nanti gue langsung nyusul."

Belum sempat Aldo menjawab, Aldan sudah pergi dari hadapannya.

⊙☉⊙☉

Alena melangkahkan kakinya menuruni tangga, langkah kakinya yang sedang di balut sepatu high heels itupun menimbulkan bunyi ketukan yang tak berirama.

Gadis cantik yang rambutnya sedang terurai bebas itupun terlihat sangat mempesona dengan make up natural yang membuat wajahnya yang sudah cantik tambah cantik saja. Di tambah dengan gaun hitam berlengan panjang yang melekat sempurna pada tubuh langsing Alena, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung mengucap MasyaAllah.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Where stories live. Discover now