28. Shall We Kiss?

15.1K 1.1K 160
                                    

'Orang yang berharga, harus diperlakukan dengan baik.'

‼️Warning‼️
Part ini penuh dengan adegan kissing, yang tidak suka boleh skip.

🔹🔹🔹

[♡ H  A  P  P  Y  R  E  A  D  I  N  G ♡]

🔹🔹🔹

Alena yang tadi sedang mengerjakan tugas kuliah sambil lesehan di karpet bulu ruang tamu itupun langsung menolehkan kepalanya saat mendengar pintu apartemen yang terbuka, tidak berselang lama setelah itu juga terdengar suara Aldan yang mengucap salam.

"Waalaikumsalam." Jawab Alena saat sosok Aldan sudah terlihat di matanya.

Senyum Aldan langsung mengembang lebar saat melihat Alena, seperti biasa, Aldan langsung mengulurkan tangan kanannya pada sang istri dan Alena pun dengan segera mencium punggung tangan Aldan.

Tidak hanya itu saja, melainkan Aldan juga mencium kening dan pipi Alena.

Sudah menjadi kebiasaan atau lebih tepatnya bisa di sebut kewajiban baik itu bagi Aldan dan Alena, yang akan melakukan hal seperti tadi saat mereka hendak berpisah atau saat mereka bertemu setelah berpisah.

Dan Alena pun belum terbiasa dengan kebiasaan baru nya itu, ia masih sering berjengit kaget saat Aldan tiba tiba mencium kening dan pipinya seperti tadi.

"Ngerjain tugas?"

"Enggak, ini lagi adu cupang."

Mendengar balasan konyol dari sang istri itupun Aldan kembali tersenyum.

Serius deh, jika dulu sebelum menikah, setelah pulang mengajar seperti ini Aldan akan merasakan tubuhnya yang lelah dan juga letih.

Namun sekarang lihatlah, dirinya tadi memang merasa lelah, tapi setelah melihat Alena, rasa lelah itu justru pergi entah ke mana.

Aldan sendiri pun heran, ia tidak menyangka jika ternyata tanpa Alena menyentuh dirinya pun gadis itu berhasil menghilangkan rasa letih yang ia rasakan, hebat bukan?

"Kamu udah sholat ashar?"

"Udah." Kali ini Alena menjawab pertanyaan Aldan dengan serius, gadis itu tidak mengeluarkan jawaban konyol nya lagi.

Bukan pertanyaan seperti 'udah makan?' yang akan Aldan ajukan pada gadisnya, tapi lelaki itu justru mengajukan pertanyaan 'udah shalat?' pada Alena dan itu jauh lebih berharga. Tidak semua lelaki bisa melakukan hal seperti itu bukan? Hanya laki laki terpilih saja yang bisa melakukannya, dan Aldan salah satunya.

"Ale..." Aldan memanggil sambil terus menatap Alena yang fokus mengerjakan tugas.

"Apa?" Jawab Aldan tanpa mengalihkan pandangan dari laptop di depannya.

"Coba duduk sini dulu," Aldan menepuk sofa kosong di sampingnya.

Alena menoleh, gadis itu lantas menampilkan ekspresi bingung nya.

"Saya mau ngobrol sebentar." Jelas Aldan menjawab kebingungan sang istri.

"Kalau nggak mau duduk di samping saya, duduk sini juga boleh." Lelaki itu beralih menepuk paha kanan nya.

"Pak Alvaro mending mandi dulu deh, keknya masih banyak setan yang nempel di badan bapak." Balas Alena saat mendengar perkataan Aldan tadi.

"Enggak, sini deketan."

Alena menurut, gadis itu memang mendekat ke arah Aldan. Tapi bukan nya duduk di samping lelaki itu, bukan pula di pangkuan Aldan. Alena justru tetap duduk lesehan di karpet bulu, hanya saja sekarang ia dengan sengaja meletakkan dagu nya di atas dengkul Aldan.

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Where stories live. Discover now