49. Penyelesaian

11.9K 1K 158
                                    

'Dadi wong ojo koyo wit gedhang, due jantung tapi ra duwe ati.'

🔹🔹🔹

[♡ H A P P Y R E A D I N G ♡]

🔹🔹🔹

"Mas..." Panggil Alena sambil menatap Aldan yang sedari tadi sibuk mengotak atik kamera milik lelaki itu. Perempuan yang 3 hari yang lalu menderita demam itupun sekarang sudah benar benar sehat walafiat.

"Apa?" Jawab Aldan tanpa menoleh, lelaki itu masih sibuk dengan kameranya.

"Kamera mulu perasaan, heran deh."

Mendengar itu Aldan langsung mendongakkan kepalanya menatap Alena yang ternyata sedang berjalan mendekat ke arah nya.

"Itu baru?" Tanya Alena saat menyadari kamera yang Aldan pegang berbeda dari kamera milik lelaki itu yang sebelumnya pernah Aldan tunjukkan padanya.

"Cuman lensa nya yang baru, kamera nya mah udah lama."

"Berapa?"

Aldan langsung nyengir lebar saat Alena menanyakan berapa harga lensa kamera nya itu.

"Kalau udah nyengir gitu, mahal pasti." Ucap Alena. Maaf maaf aja nih ya, dia udah hafal banget sama tingkah nya pak Alvaro.

"Berapa?" Tanya perempuan itu lagi.

Aldan masih menampilkan cengiran lebar lengkap dengan lubang di kedua pipinya. Lelaki itu mencoba mengalihkan agar istrinya itu tidak menanyakan tentang harga lensa kamera nya lagi.

"Berapa?!" Namun Alena tetaplah Alena, perempuan itu masih kekeuh.

Akhirnya pun Aldan memilih mengalah, lelaki itu mengkode Alena agar mendekat kearahnya, setelahnya ia baru membisikkan nominal harga dari lensanya itu.

"LIMA JUTA?!" Di saat Aldan sudah berusaha agar tidak ada yang mengetahui nominal itu, Alena dengan mudahnya justru berteriak heboh.

Dahlah pada tau semua kan jadinya, siap siap aja deh Aldan di hujat.

"Lima juta cuman buat lensa kek gini?!" Alena menatap Aldan syok.

"Eh jangan salah dulu, mas beli lensa baru kan biar nanti pas kita jalan jalan hasil fotonya tuh bagus. Nah kalau fotonya aja bagus terus kamu post di sosial media, kan nanti feed Instagram kamu jadi aesthetic."

"Ngeles!" Sambar Alena cepat.

"Kemarin aja aku minta Lego tapi enggak di beliin." Tambahnya lagi.

"Loh? Kapan?" Heran Aldan. Perasaan nggak ada tuh Alena minta di beliin salah satu mainan yang bahkan saat istrinya itu masih kecil, Alena sudah sangat menyukainya.

"Kemarin, sebelum kita sampai ke Bandung. Pas sebelum masuk tol, waktu itu kan kita mampir dulu ke mall buat makan." Jelas Alena.

Aldan mengingat ingat kejadian yang istrinya itu bicarakan.

"Emangnya pas kamu minta itu, mas bilang apa?"

"Bilang gini, 'Nanti ya, kalau udah pulang dari Bandung, enggak sekarang.' gitu."

"Nah, mas kan bilangnya nanti bukan nggak boleh. Besok kalau udah pulang dari Bandung, mas beliin."

Mendengar itu Alena langsung menatap Aldan dengan penuh binar.

"Serius? Enggak bohong kan?"

Aldan menggeleng.

"Walaupun nanti harga Lego nya lebih mahal dari lensa mas tadi, tetep di beliin kan?"

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang