57. Enceinte

11.4K 976 131
                                    

'Bagi dunia, kamu mungkin satu orang. Tetapi bagi satu orang, kamu bisa saja menjadi dunianya.'

🔹🔹🔹

[♡ H  A  P  P  Y  R  E  A  D  I  N  G ♡]

🔹🔹🔹

"Assalamualaikum warahmatullah..." Ucap Aldan sambil menoleh ke arah kanan dan kiri secara bergantian. Alena yang menjadi makmum di belakangnya pun mengikuti.

Selesai dengan salam, Aldan berzikir pelan. Dilanjutkan dengan kedua tangannya yang terangkat guna mengumandangkan doa. Rentetan doa pun mulai lelaki itu pinta dengan Alena yang mengaminkan segala doa yang suaminya itu panjatkan.

Selesai dengan kewajibannya, Aldan lantas menoleh kebelakang, bermaksud untuk berjabat tangan dengan sang istri, namun lelaki itu justru dibuat mengkerutkan kening bingung ketika melihat Alena yang buru-buru melepas mukenanya.

"Kenapa?" Tanya Aldan sambil menatap Alena dengan khawatir, takut jika ada hal buruk terjadi pada istrinya itu.

Alena tidak menjawab karena mulutnya sudah ia bekap agar sesuatu yang bergejolak dalam perutnya dan meminta untuk di keluarkan itu bisa ia tahan. Dengan segera ia langsung beranjak dari hadapan Aldan dan berlari ke kamar mandi.

Aldan yang melihat Alena seperti itupun langsung menyusulnya ke kamar mandi. Lelaki itu bahkan tidak melepas kopiah dan sarungnya terlebih dahulu saking khawatir nya dengan keadaan sang istri.

Dan lagi, untuk kedua kalinya Aldan kembali melihat Alena yang muntah. Tapi sayangnya, daripada kemarin malam, keadaan Alena sekarang jauh lebih parah.

"Sayang?" Aldan berusaha meredakan mual yang istrinya rasakan itu dengan memijat tengkuk lehernya dengan pelan.

Kali ini Aldan tidak memegangi rambut panjang Alena lagi, karena rambut istrinya itu sudah di cepol sejak awal.

Alena masih terus mengeluarkan isi perutnya. Sama seperti yang sudah-sudah, yang bisa ia keluarkan pun hanya cairan bening saja.

"Udah?"

Alena menggeleng.

"Masih mual." Jawabnya pelan karena tenaganya sudah hampir habis hanya karena muntah.

Aldan merangkul pinggang Alena, mencoba menopang tubuh istrinya itu. Berjaga-jaga jika perempuan itu tak bisa menahan bobot tubuh nya.

Hampir 10 menit lamanya Alena terus di buat mual dan muntah. Hingga sekarang perempuan itu berakhir menunduk lemas dengan kedua tangan yang bertumpu di ujung wastafel.

"Ale?" Aldan memanggil pelan.

"Hm?" Alena mengangkat wajahnya yang terlihat sedikit pucat dan menatap sang suami.

Aldan menatap wajah Alena untuk sepersekian detik, sebelum akhirnya pandangannya beralih ke perut rata istrinya itu.

Menyadari maksud dari tatapan Aldan, Alena refleks langsung memegang perutnya.

"Kamu mikirin hal yang sama nggak, kaya yang ada di pikiran mas sekarang?" Aldan menatap Alena dengan sungguh-sungguh.

Alena terdiam untuk beberapa detik.

"H-hamil?" Ucapnya kemudian.

Aldan langsung menelan ludah dengan susah payah. Dari ciri-ciri yang istrinya itu tunjukkan, sangat mungkin bukan jika ia berpikiran sampai sana? Ya walaupun Alena hanya sekedar muntah saja. Dan juga, kalau tidak salah ingat, ada beberapa kebiasaan Alena yang sudah mulai berubah dari biasanya. Jadi....?

𝙴𝙽𝙴𝚁𝚅𝙰𝚃𝙴 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang