Pingsan di Kampus 🏐

349 23 6
                                    

_Terkadang dua orang disatukan tanpa menyadari tumbuhnya sebuah rasa. Hingga hal apapun yang terjadi dianggap suatu kebetulan_

🏐🏐🏐

Satu minggu sudah Asnawi berada di salah satu wisma di Jakarta. Bukan hanya sendiri, tetapi juga anggota pemain yang lain meskipun masih berada di Indonesia maka akan tetap melakukan tes dan karantina selama sepuluh hari.

Dalam hal itu, setiap jam pagi Shafira berangkat kuliah, Asnawi akan melakukan video call atau telepon biasa ketika keadaannya tidak memungkinkan untuk panggilan video.

Shafira sendiri sudah mulai baikan dan tidak merasakan mual di pagi hari. Sang ayah selalu sigap terhadap kondisinya. Meminum susu ibu hamil setiap mau berangkat ke kampus, dan juga bekal untuk jaga-jaga jika dirinya tidak mau ke kantin.

Berita pernikahan shafira tentunya sudah banyak yang mengetahui. Daftar menjadi mahasiswa baru pun Asnawi yang mengantar dan menemani semua urusan sampai seluruh administrasi tidak ada hambatan.

"Dek, bawa bekal apa?" Tanya asnawi. Hari ini ia melalukan panggilan video tepat shafira selesai jam kuliah.

"Buat bekal sedikit sih, mas. Cuman roti bakar selai sama jajanan basah tadi beli sebelum masuk kampus"

"Pilih makanannya hati-hati, dek. Jangan jajan sembarangan ya. Air putih bawa sendiri dari rumah. Kesehatannya dijaga"

"Iya, mas awi. Ayah juga selalu ingetin shafira kok"

Bukannya asnawi tipikal orang yang  suka melarang. Namun kali ini yang ia jaga juga calon anaknya yang masih berada dalam kandungan istri tercintanya itu.

🏐🏐🏐

Asnawi dengan pemain lainnya sudah menuju ke stadion untuk latihan guna mengikuti sea games yang akan digelar dua minggu lagi.

Meski selama di Korea ia sering berlatih, begitu juga dengan pemain yang lain, latihan akan tetap menjadi makanan asupan penting agar nanti mendapatkan hasil yang sesuai.

Pelatih timnas sendiri, shin tae yong pun sangat aktif dan memberi banyak arahan ke semua anak didiknya. Pemain dari luar pun tidak hanya Asnawi. Ada Arhan yang juga baru tiga bulan di Jepang dan sekarang juga sudah berada di Indonesia. Begitu juga dengan Egy dan Witan, keduanya sama-sama pulang untuk memenuhi panggilan bermain. Elkan sendiri akan datang dan ikut bermain di sesi hari selanjutnya.

"Wih, Bang Nawi bentar lagi jadi ayah nih. Cowok atau cewek bang?" Goda Witan dengan senyum tengilnya.

"Apa sih anak kecil ini. Belum tahu lah aku. Cowok atau cewek pun akan tetap jadi anak aku sama shafira kan?"

Gelak tawa memenuhi tribun bawah stadion ketika istirahat. Banyak sekali ucapan nyeleneh mereka yang mana memang masih berusia muda.

"Witan siap-siap juga nih. Siapa tahu kan pulang ini nyicil biar buat anak"

"Bikin iri jomblo si witan" ujar Ridho menjawil witan yang masih ketawa terbahak-bahak.

Witan memang sudah menikah 1 bulan yg lalu. Hanya saja karena pernikahan diadakan di kampung halaman, tidak semua pemain timnas menghadiri. Hanya beberapa saja dan selebihnya hanya titip dan mendoakan dari rumah.

🏐🏐🏐

"Nggak ada jam lagi kan habis ini? Cari makan yuk!!! Pingen banget jajan deh di sekitar kampus" ujar Nadia, teman satu kelas Shafira yang duduk disampingnya.

Kelas memang selesai sampai jam sepuluh pagi. Sedangkan shafira juga sudah memberitahu sang ayah untuk menjemputnya nanti setelah makan siang.

"Aku izin dulu, ya" ucap shafira ke Nadia.

"Baper banget sih gue. Pengen cepet nikah, tapi gak ada calon" ujar nadia dengan tawanya. Shafira masih fokus dengan ponselnya, mencoba menghubungi Asnawi namun beberapa kali telefonnya tidak terjawab. Akhirnya, shafira mengirimkan beberapa pesan yang nantinya pasti akan dibaca oleh suaminya itu.

"Udah, yuk!"

"Dapet izin sama suami?" Tanya nadia memastikan.

"Lewat chat sih. Mungkin masih latihan sama pemain lain. Nanti juga pasti dibaca"

"Oh oke kalau gitu"

Nadia dan shafira berjalan beriringan ketika sudah keluar kelas. Keduanya memang menjadi perbincangan sejak masa-masa orientasi pendidikan kampus kemarin. Shafira yang sudah menikah dengan pemain timnas, dan juga nadia yang terkenal dengan tingkah konyolnya.

"Jajan apa nih enaknya? Lo ngidam nggak sih, Shaf?"

"Cari kebab sama rujak sih maunya, kalau ada. Kalau nggak ada beli lainnya gapapa"

Disekitar kampus memang banyak sekali pedagang yang menjual aneka macam makanan dan jajanan yang banyak disukai oleh semua orang. Selain harganya yang terjangkau, rasanya juga tidak kalah jauh dengan yang dijual di restoran ternama.

Setelah hampir dua puluh menit berkeliling, keduanya kini duduk di kursi taman dengan makanan masing-masing. Shafira dengan kebab jumbo dan sosis bakarnya, nadia dengan seblak super pedas dan cilok kesukaannya. Untuk air, keduanya memang terbiasa membawa sendiri dari rumah.

"Enak banget anjir seblaknya!" Seru nadia yang baru sekali memasukkan kuah seblak dengan asap yang masih mengepul.

"Pingen coba, tapi nggak berani. Takut kena marah" keluh shafira.

"Udah makan kebab itu sama sosisnya. Lagi hamil jangan makan yang pedes. Ada apa-apa entar gue lagi yang disemprot suami lo"

Shafira memakan kebabnya meski sebenarnya ia juga ingin mencoba seblak milik nadia.

Setelah mengisi perut dengan banyak makanan, Shafira dan Nadia berjalan kembali masuk ke kampus menuju ke perpustakaan. Keduanya lupa jika ada tugas minggu depan dan belum memiliki buku yang sesuai.

"Nad, mual" ujar Shafira saat sampai di depan gedung perpustakaan.

"Ke kamar mandi, ayo aku antar"

Nadia sedikit tergopoh dengan menggandeng tangan kiri Shafira menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi Shafira benar benar mengeluarkan makanan yang tadi baru saja ia makan.

"Nad, gak kuat jalan aku"

Kedua mata Shafira berkunang kunang. Merasa bahwa ia saat ini sangat merepotkan temannya.

"Bentar ya aku cari bantuan. Duduk disana dulu"

Shafira yang merasa badannya lemas pun sudah tidak kuat berjalan menuju bangku didekat kamar mandi. Semuanya gelap, Shafira pingsan.

"Shafira!!!"

Nadia kepalang panik melihat kondisi temannya yang tiba tiba tidak sadar diri. Ah dia mencari dimana ponselnya untuk menghubingi siapapun yang bisa membantun

TBC
Selamat membaca ya😀😀😀

Mas Awi (On Going) SELESAINơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ