Morning Sicknes 🏐

414 25 1
                                    

" Apa yang terjadi pada diri kita adalah bentuk kasih sayang yang diberi oleh Tuhan"

🏐🏐🏐

Masih harus menunggu satu bulan lagi. Sekarang usia kehamilan Shafira menginjak 2 bulan. Sungguh berat memang ketika masa-masa hamil muda dan masih pertama namun harus berjauhan dengan suami.

Sudah terhitung satu minggu di kehamilan bulan kedua, Shafira mengalami mual disetiap pagi dan malam. Asnawi tidak pernah absen video call semenjak mengetahui kondisi istrinya. Pastinya rasa khawatir akan ada, mengingat dirinya juga sedang di negara lain dan akan pulang satu bulan lagi.

"Nanti jangan lupa cek sama ayah ya, dek?" Ujar Asnawi dengan nafasnya yang terburu-buru karena baru selesai latihan.

"Kemarin kan udah cek, masa harus cek lagi. Shafira nggak suka bau rumah sakit, mas"

Memang, selain mual akhir-akhir ini Shafira juga mulai sensitif. Bau rumah sakit yang sangat disukainya kini menjadi hal yang paling tidak Shafira sukai. Makanan pun jika bumbu terlalu berlebihan dan menguar bau, nafsu makannya langsung hilang. Setiap paginya, ia hanya sarapan dengan sereal, roti selai, dan segelas susu ibu hamil.

"Mas, masih lama ya pulangnya? Shafira pingen Mas Awi yang nemenin Shafira jika kondisinya kayak gini. Shafira malu selalu merepotkan ayah" keluh Shafira dengan kedua mata yang mulai berair.

"Sabar dulu ya, dek. Awal bulan besok kan mas sudah pulang. Janji nanti kita habiskan waktu bersama, ya"

"Tapi Mas Awi pulang kan untuk ikut sea games. Waktunya kepotong banyak"

"Iya, kan nggak akan lama, dek"

Kedua pasangan suami istri itu saling diam menatap layar ponsel masing-masing.

"Kamu nggak ingin apa gitu, dek?" Tanya Asnawi selembut mungkin.

"Mau nya Mas Awi pulang. Udah itu aja. Lagian aku juga sekarang pemilih kalau mau makan. Sering capek juga kalau banyak aktivitas. Habis kuliah pun langsung pulang"

"Jangan kecapekan, dek. Istirahat yang cukup, makan yang teratur. Ya? Nanti mas bawain oleh-oleh dari Korea"

"Mas Awi, jangan tinggalin Shafira ya? Shafira sayang sama Mas Awi"

Setelah mengucap itu, Shafira langsung tertidur. Asnawi yang ingin menjawab pun mengurungkan. Ia menatap wajah cantik sang istri yang sudah terlelap.

🏐🏐🏐

Bawaan ibu hamil setiap perempuan memang berbeda. Apalagi kehamilan yang pertama. Ada yang merasa biasa saja, tapi si suami mengalami gejala. Ada juga yang sebaliknya. Kali ini, Shafira izin tidak mengikuti perkuliahan. Sedari selesai sholat subuh, seluruh badannya terasa sangat lemas.

Masih mendingan jika lemas dan makan apa saja shafira mau. Masalahnya adalah shafira tidak bisa menerima makanan. Tiga suapan pun ia langsung merasakan mual dan rasa pusingnya bertambah sakit.

"Ayo, ayah antar lagi ke dokter. Nggak tega ayah lihat anak perempuan ayah sakit kayak gini" ucap ayah shafira yang memutuskan untuk tidak berangkat bekerja. Lebih memilih menghandel pekerjaannya dari rumah melalui ponsel.

"Ayah, shafira nggak suka rumah sakit, tahu kan, yah? Nggak enak banget loh yah. Kalau shafira malah disuruh nginap nanti gimana?"

"Nurut dulu sama ayah. Suamimu juga lagi nggak disini loh. Kalau ada apa-apa tetep ayah yang bingung nanti. Ke rumah sakit, ya?"

Wajah shafira berubah tidak ada mood sama sekali. Sarapan paginya pun hanya berkurang dua suap, selebihnya ia kembali lagi mual dan hanya meminum air putih.

Sang ayah mengeluarkan mobil dan memanasinya. Shafira duduk di kursi teras rumah seraya menunggu ayahnya itu memapahnya.

"Nanti mau mampir beli apa? Habis dari cek ayah tututin kemauan kamu, ya"

"Nanti aja. Sekarang lagi nggak pingen apapun"

Selesai menuntun pelan putri kesayangannya itu, ayah shafira balik lagi ke kemudi untuk menyetir. Kali ini ia tidak menggunakan sopir pribadi karena ingin memastikan anaknya bener bener sampai di rumah sakit. Ia tahu betul bagaimana putrinya itu dan sangat keras kepala.

🏐🏐🏐

"Ayah, mampir beli dessert boleh?" Ucap shafira pelan. Semenjak ia menikah, shafira tidak pernah meminta apapun pada sang ayah. Dan semua itu pun Asnawi yang selalu menasihatinya jika ingin apapun beli pakai uang yang sudah Asnawi kirim direkening milik Shafira.

"Dessert yang mana? Atau nama tokonya, ayah kan juga belum tahu"

Sang ayah masih fokus mengemudi. Selesai cek ke dokter tadi, shafira hanya disarankan untuk istirahat yang cukup dan diberi beberapa vitamin untuk kandungannya.

"Dessert yang viral itu loh, ayah. Bittersweet by Najla. Mau beli yang caramel layer sama yang nutella"

Ayah shafira membuka ponsel yang sedari tadi berada disaku kemejanya. Meletakkan ponsel tersebut ke dashboard mobil selesai mencari toko tersebut lewat aplikasi maps.

"Setengah jam lagi perjalanannya, gapapa? Ayah takut nanti kamu tambah kecapek an"

"Nggak apapa, ayah. Kan tadi udah diberi vitamin sama dokter. Perginya juga diantar ayah, kan?"

Ayah shafira mengangguk pelan dan memutar arah mobil untuk menuju toko penjual makanan keinginan putrinya yang sedang hamil muda itu.

Jalanan yang menginjak siang ini perlahan mulai ramai. Maklum, sudah memasuki jam istirahat dan pastinya para pekerja kantoran atau pekerja lain akan bergegas mencari makan siang. Ditambah dengan anak-anak sekolah yang mulai dari kelas sekolah dasar sudah memasuki waktu untuk pulang.

Maaf banget ya kalau ceritanya nggak sesuai ekspetasi kalian😑
Tetep bantu komen dan vote buat author biar lebih baik dan lebih semangat lagi nulisnya😊

Mas Awi (On Going) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang