Berbeda🏐

239 15 2
                                    

_Kenapa jadi kayak gini? Kamu bahagia ya sama masa lalumu?_

*****

Kehamilan Shafira sudah memasuki bulan ke empat. Ayahnya izin tidak masuk bekerja untuk menyiapkan pengajian empat bulananan. Asnawi yang ada jadwal meeting pun harus berangkat pagi tadi.

Didapur sudah riweh oleh pekerja yang sedang memasak untuk acara pengajian bersama dengan beberapa ibu-ibu kompleks. Ayah membereskan ruang tamu dibantu oleh tetangga samping rumah.

"Kapan jadinya mengajukan cuti, Shaf?" Ujar Nadia yang menemaniku membungkus parsel.

"Habis pengajian empat bulanan selesai mungkin, besoknya"

"Mas Asnawi beneran nggak bisa pulang cepat?"

"Nggak tahu sih, cuman udah aku bilangin tadi acaranya jam tujuh malam"

Nadia mengangguk pelan. Menyelesaikan bungkusan parsel yang tinggal sedikit.

"Ayo Shafira makan dulu, diajak temannya ya. Lanjut nanti lagi" ujar Bu Ida, ibu-ibu dengan 3 orang anak yang rumahnya di sampingku tepat.

"Iya, bu. Ini dikit lagi selesai" jawab Shafira pelan dan sopan.

Memang beberapa parsel habis subuh tadi sudah ada yang di packing rapi. Shafira dan Nadia hanya menyelesaikan sebagiannya saja.

"Ayo makan dulu, ibu hamil gak boleh telat kalau makan. Kasihan nanti adek bayinya"

Mau tidak mau, Shafira berdiri mengajak Nadia untuk segera ke Ruang makan. Beberapa makanan sudah berjejer rapi diatas meja. Ayah dan beberapa orang yang lain juga mulai mengambil makanan untuk sarapan.

🏐🏐🏐🏐🏐

Sedangkan di teriknya panas matahari hari ini, Asnawi sedang makan siang di tempat makan Nadya. Keduanya baru saja membahas masalah kerja sama. Terkait bisnis tekstil milik Asnawi yang kini tidak hanya menjual baju sepak bola, namun juga mulai di isi perlengkapan semua jenis olahraga.

Drrt. Drrt. Drrt.

Asnawi merogoh ponsel yang ada di sakunya. Tertera nama istri kecilnya di layar.

"Halo, assalamualaikum, mas." Ucap shafira dibalik ponsel.

"Waalaikumsalam. Kenapa, dek?"

"Mas awi nggak lupa kan pulang cepat? Ini di rumah sudah selesai semua persiapannya, mas"

"Iya, dek. Nanti mas pulang sekitar pukul tiga sore, ya"

"Iya, mas. Mas awi sudah makan siang?" Tanya Shafira yang entah kenapa ia ingin mengetahui jawaban sang suami.

"Sudah, dek. Ini baru saja selesai makan siang, bareng sama Nadya sehabis membicarakan kerja sama"

"Oh gitu ya, mas. Ya udah, mas. Aku tutup telfonnya. Hati-hati, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam"

"Siapa, Wi?" Tanya Nadya yang baru saja dari toilet.

"Shafira"

"Bahagia dengan pernikahanmu?"

"Kenapa tanya kayak gitu, Nad?"

"Ya gak ada sih. Melihat aku dan kamu putus juga bukan karena udah gak saling cinta. Jadi, aku juga kepikiran, kaget kamu tiba-tiba udah nikah"

"Kita udah selesai, Nad. Hubungan yang sekarang berjalan juga sekedar teman, dan orang yang bekerja"

"Oke, aku ngerti"

"Aku pulang, Nad. Terimakasih atas kerja samanya"

Nadya memandang mantan kekasihnya itu dengan wajah pilu. Ah cinta itu ternyata masih utuh di hati Nadya. Melupakan asnawi? Cukup sulit melihat bagaimana dulu saat masih menjalin kasih.

🏐🏐🏐🏐🏐

Pukul tiga sore tepat, Asnawi sudah sampai di rumah. Lebih cepat satu jam dari yang ia bilang ke Shafira di telepon tadi. Sudah ada yang mulai datang hadir dari keluarga besar Shafira. Keluarga Asnawi belum bisa datang karena masih belum bisa mengenai waktu.

"Lho mas awi sudah pulang? Katanya tadi..."

"Lebih cepat lebih baik, dek. Lagian urusannya sudah selesai, jadi Mas bisa pulang cepat" ujar Asnawi menyela shafira sebelum kalimat yang di ucapkan selesai.

Segala persiapan untuk pengajian empat bulanan Shafira sudah selesai disiapkan. Usai sholat maghrib beberapa tamu undangan sudah datang. Dengan senyum ramah Shafira mempersilahkan orang yang sudah datang untuk segera masuk ke dalam rumah. Asnawi sudah bergabung dengan para orangtua dan beberapa laki-laki muda yang memang rumahnya masih satu kompleks.

Pengajian berjalan dengan lancar. Tentunya semua tidak hanya untuk keselamatan ibu dan calon anaknya saja, tapi juga untuk keluarga. Ditutup dengan makan bersama dan tak lupa juga parsel yang sudah Shafira siapkan semua terbagi rata. Bahkan untuk tetangga yang berhalangan hadir langsung di antar oleh Asnawi usai acara dibantu beberapa remaja.

Bersyukur Shafira ucapkan untuk malam ini. Harapannya tidak banyak. Pastinya semua diberikan hal hal baik, dijauhkan dari sesuatu yang merugikan dan mendapatkan berkah dari Allah Swt.

"Aku pamit pulang, Shaf. Sehat-sehat, makan yang banyak, jangan banyak pikiran berat" ucap Nadia saat mau berpamitan.

"Hati hati lo ya di jalan. Terimakasih doanya, Nad"

Keduanya saling berpelukan erat. Shafira mengantar Nadia sampai di garasi rumah. Memang Nadia pulang paling akhir. Bahkan turut serta membereskan rumah Shafira terlebih dahulu.

Tbc

Hai semuanya!!!!
Semoga kalian tetap suka dengan ceritaku ya. Dan alhamdulillah aku bisa masuk di akun ku ini lagi berkat otodidak otak atik email☺☺☺

Selasa, 11 Juli 2023

Mas Awi (On Going) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang