Kecewa🏐

306 20 9
                                    

Apakah jatuh cinta denganmu harus seperti ini?_

🏐🏐🏐🏐🏐

Sebagai perempuan yang sudah berkeluarga, tentunya hanya berdiam diri di rumah bukan tipe yang dilakukan oleh Shafira. Usai sarapan pagi tadi, ia sudah kembali ke dapur untuk membuat beberapa salad, dessert, dan brownis. Sengaja ia post di story kemarin dan ada beberapa yang menanyakan dijual apa tidak. Tadi pagi pun ia sudah meminta izin dengan Asnawi. Shafira tidak mengantar, namun karena beberapa pembeli rumahnya dekat, maka akan diambil sendiri di rumah.

Lima kotak salad dengan ukuran sedang sudah ia masukkan ke pendingin. Karena Shafira juga mematok jam berapa pesanan bisa diambil oleh pembeli. Catatan yang sudah selesai maka akan Shafira beri tanda centang dan bisa mengolah pesanan selanjutnya.

Dert. Dert. Dert.

Ponsel Shafira yang ia letakkan di meja makan berbunyi. Tertera nama Nadia yang terlihat di layar ponsel.

Nadia
Shaf, anak-anak Hima mau pesen brownis sama salad buah. Tapi agak banyak, bisa?

Shafira
Pesan berapa, Nad? Diambil kapan?

Nadia
Buat hari jum'at, Shaf. 50 kotak brownis dan 50 kotak salad. Tapi ukurannya yang kecil kotaknya.

Shafira
Insya allah bisa, Nad. Tapi aku nggak bisa nganter ya. Bisa diambil langsung ke rumah.

Nadia
Jum'at pukul tiga sore, Shaf.

Shafira
Oke. Siap.

🏐🏐🏐🏐🏐

Selesai ashar, tepat pukul empat sore Shafira pergi ke indomart untuk membeli bahan-bahan yang akan ia olah mulai besok. Shafira tidak sendiri, ia bersama si mbok yang membantunya belanja.

"Mbok, beli bahan yang sudah Shafira catat disini ya. Shafira mau pilih buah buah an di depan"

"Baik, non"

Shafira mulai memasukkan beberapa semangka ke troli belanja. Melon, nanas, apel, stroberi sudah penuh dalam trolinya. Tentunya banyak buah yang ia beli sesuai dengan yang ia butuhkan untuk pesanan.

Tidak lupa juga Shafira membeli beberapa bahan makanan yang habis di kulkas. Beberapa sayuran, daging, karena kedua barang itu stoknya tinggal sedikit.

"Non, ini teh sudah semua barangnya?" Ucap si mbok usai menemui Shafira yang selesai berbelanja.

Mengecek satu persatu barang sesuai di catatan, Shafira segera membawa belanjaan nya ke kasir. Barang-barang yang sudah dibayar dibantu oleh pegawai toko untuk dibawa ke parkiran.

"Besok diambil jam berapa non pesanannya ini?"

"Siang menjelang sore, mbok. Nanti malam aku kerjain potong-potong buahnya biar besok tinggal olah mayonise dan parutan keju nya juga udah ada stok"

"Biar mbok bantu besok, non"

"Siap, mbok!"

Menjadi ibu rumah tangga memang akan tumbuh rasa ingin bisa melakukan apapun dengan catatan baik untuk keluarga. Rencana Shafira mungkin dulu tidak menikah di usia muda dan ingin kuliah meraih impiannya. Tapi takdir siapa yang tahu?

Kegiatan olah mengolah makanan sedikit mengurangi rasa bosan yang tiba-tiba menghampiri Shafira yang tidak ada kegiatan apapun di rumah. Pekerjaan lain sudah di kerjakan oleh asisten rumah tangga.

🏐🏐🏐🏐🏐

Sejak selesai sholat isya dan mengaji yang menjadi rutinitas Shafira, ia duduk di ruang tamu dengan membawa beberapa buah yang akan ia kupas untuk di olah besok. Duduk di karpet menghadap ke televisi yang ia tonton.

Sesekali ia melirik jam, suaminya tumben sekali belum pulang. Bahkan ponselnya tidak dapat dihubungi. Pesan yang Shafira kirimkan masih terlihat ceklis satu abu-abu.

Semangka, melon, dan apel sudah tertata rapi di wadah yang Shafira siapkan. Si mbok yang datang terlambat membantunya membawa wadah berisi buaj yang sudah di potong itu ke dalam kulkas.

"Mayonise nya teh sekalian dibuat, non?"

"Iya, mbok. Besok tinggal siap pakai aja. Mbok parut kejunya ya" ucap Shafira seraya mengeluarkan bahan saus salad buahnya.

Si mbok sudah mulai memarut keju yang baru saja Shafira berikan. Begitu juga Shafira yang mulai menakar mayonise dan susu kental manis.

"Mas kok belum pulang ya mbok? Udah jam delapan lebih, ponselnya juga nggak bisa dihubungi" ucap lirih Shafira.

"Mungkin masih ada kerjaan lembur, non. Didoakan aja semoga nggak terjadi apa-apa sama Den Nawi nya"

Hembusan nafas Shafira memberat. Perasaannya tidak enak. Ia tidak mau menebak hal-hal yang menimbulkan sakit hati, tapi perasaannya benar-benar resah.

Usai membereskan semua peralatan dapur yang digunakan, Shafira kembali ke kamarnya. Si mbok pun sudah nampak memgantuk. Sesekali memandang ponselnya yang belum ada notif dari sang suami.

Perlahan Shafira mulai mengantuk. Menyenderkan kepalanya di ujung ranjang terlelap pelan. Suara gerimis terdengar dengan hawa dingin yang menyeruak masuk.

Ting!

Reflek Shafira meraih ponselnya di nakas. Ada nomor tidak dikenal masuk di whatsapp nya. Ia kira notif itu dari Asnawi, suaminya.

08134464xxxx

Suamimu, bukan? Lagi makan sama mantannya di Plaza

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suamimu, bukan? Lagi makan sama mantannya di Plaza.

Shafira terdiam mengamati gambar sang suami. Ya, memang suaminya tadi memakai pakaian itu. Tapi kenapa tidak ada kabar sama sekali?

Chat itu ia biarkan. Tidak ada niatan membalas pesan tersebut sama sekali. Perasaan Shafira bergemuruh. Bahkan pikirannya membayangkan hal-hal yang terlampau jauh.

Ah, iya memang orang baru di kehidupan Asnawi. Bahkan mantan Asnawi yang pernah berkunjung ke rumah nya kapan hari terlihat jelas lebih baik daripada Shafira. Apakah Shafira akan ditinggalkan nantinya?

Sebisa mungkin Shafira meredam pikirannya. Memejamkan kedua matanya yang nyatanya sulit untuk tidur. Gerimis perlahan menjadi hujan deras. Seakan tahu kesedihan yang dialami Shafira. Pelan, tangan mungil Shafira mengelus perutnya yang sedikit menonjol. Disana ada calon anaknya.

"Semoga ayah kamu nggak buat bunda kecewa, nak" gumam Shafira.

Dengan hujan yang semakin deras, Shafira mengeratkan selimut yang dipakainya. Hawa dingin begitu menusuk. Air matanya menetes perlahan sebelum ia benar-benar tertidur. Ah entahlah, Shafira tidak tahu harus berbuat apa. Ia meredam pilu tangisannya. Dada nya sesak, suaranya tercekat.

Tbc

Terimakasih ya kalian masih stay baca ceritaku
😊
Masih banyak draft yang belum saya up
Doakan aja semoga saya lebih rajin lagi up ceritanya
😃

Bwi, 04 Agustus 2023

Mas Awi (On Going) SELESAIWhere stories live. Discover now