Makan Malam Bersama🏐

258 15 4
                                    

Mungkin memang aku yang perasa, sejak dulu_

🏐🏐🏐🏐🏐

Setelah mendiamkan diri selama tiga hari, Shafira masih enggan mengajak berbicara Asnawi jika tidak ada hal penting yang dibicarakan. Melakukan pekerjaan sebagai istri seperti biasa, lalu akan menghindar ketika sudah selesai semuanya.

Memang, suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja meski Asnawi suaminya sudah menjelaskan keadaan yang sebenarnya tanpa ada kebohongan sedikitpun. Orang yang mengirim gambar suaminya waktu itu ternyata adalah teman dari pihak perempuan yang tidak menyukainya menikah dengan Asnawi.

"Dek, mas mau ngomong sama kamu. Duduk sini" ucap Asnawi seraya menepuk pelan tempat duduk yang akan ditempati Shafira.

Menunduk dan berjalan pelan, Shafira duduk di samping suaminya. Sejak tadi siang sang suami sudah pulang cepat tidak seperti biasanya. Bahkan stok brownis yang biasa Shafira buat habis di makan oleh suaminya itu.

"Kamu enggak sibuk kan nanti malam, dek?" Tanya Asnawi mengelus pelan kepala Shafira. Menyenderkannya di bahu kokoh miliknya.

"Aku kan emang nggak pernah kemana-mana semenjak hamil, Mas. Palingan juga ke minimarket"

"Ikut sama Mas ya, nggak usah buat makan malam. Kita makan malam diluar, ya?"

"Beneran? Nanti mas tiba-tiba ada kepentingan lagi"

"Beneran ini, mas janji. Mau makan dimana? Request kamu, mas ikuti mau ditempat mana"

Nampak Shafira mengerutkan dahinya berpikir. Semenjak pengajian empat bulanan lalu, ia tidak pernah makan diluar. Semua yang ia makan adalah olahannya sendiri.

"Jalan-jalan dulu gimana, Mas? Nanti kalau pengen makan aku bilang ke Mas tempatnya"

"Siap, dek. Jangan cantik-cantik ya, cantik nya buat mas aja" goda Asnawi mengecup pelan dahi Shafira.

Reflek Shafira memukul lengan Asnawi yang membuat kedua pipinya terasa panas. Hubunhan keduanya sudah kembali menghangat sejak kemarin Shafira mengirimkan makan siang serta membawa kue buatannya yang ternyata pas di lidah Asnawi.

🏐🏐🏐🏐🏐

Memakakai gamis hitam kesukaannya, penampilan Shafira malam ini sangat terlihat cantik dengan jilbab pashmina coklat susu. Senada dengan yang digunakan oleh Asnawi, kemeja hitam dan celana bahan levis serta jaket yang tidak pernah ketinggalan. Keduanya terlihat sangat santai. Bahkan nampak seperti kakak adik karena perut hamil Shafira tidak terlalu terlihat.

Shafira sudah masuk kedalam mobil usai bersiap setelah berjamaah isya dengan Asnawi. Ya, mereka keluar setelah isya. Bahkan Asnawi pulang lebih awal dari jam biasanya. Berpamitan dengan pak satpam dan menyampaikan salam jika untuk makan malam sudah dipesankan gofood oleh Asnawi.

"Mau kemana dulu, Dek?"

"Keliling-keliling aja dulu, Mas. Kalau malam kan Surabaya cantik banget. Kalau siang panasnya masyaAllah"

Asnawi terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari Shafira tentang gambaran cuaca Surabaya. Memang, kota-kota besar seperti Surabaya terasa sangat panas ketika siang hari karena sudah banyak pabrik yang beroperasi. Sedangkan saat malam akan terlihat cantik dengan gemerlapnya lampu-lampu di gedung-gedung tinggi dan hiasan sepanjang jalan.

"Pengen beli martabak telurnya dua" ujar Shafira saat melihat penjual martabak di pinggir jalan.

"Beli disitu?" Timpal Asnawi dengan memelankan laju mobilnya.

"Boleh apa enggak? Kan tujuan mas ajak aku untuk makan malam. Nanti keburu kenyang duluan"

"Boleh, dimakan nanti pas pulang atau beli habis makan malam?"

Dahi Shafira berkerut nampak berpikir.

"Beli pas pulang aja, nanti martabaknya masih hangat"

"Oke. Kita cari tempat makan ya"

Shafira mengangguk patuh dan Asnawi melajukan lagi mobilnya yang tadi sempat berjalan pelan. Shafira sesekali menoleh ke kanan kiri jalan untuk melihat tempat makan mana yang enak malam ini. Ia meski sejak kecil di Surabaya, makan diluar bisa dihitung pakai jari.

"Makan mie ayam itu aja, Mas" tunjuk Shafira saat melihat penjual mie ayam yang pelanggannya nampak ramai.

"Nggak mau makan di resto atau lesehan?"

"Mau mie ayam!" Final Shafira dengan sedikit tegas. Entah ia yang memang ingin atau calon anaknya, nyidam. Sudah lama memang ia tidak nyidam meminta sesuatu.

Mobil Asnawi segera menepi berjejer dengan beberapa kendaraan yang terparkir rapi. Ia turun dan disusul oleh Shafira. Masih ada satu meja kecil yang kosong untuk makan mie ayam.

"Request kan ke bapaknya ayamnya daging yang banyak ya, Mas. Jangan ada yang bertulang"

"Siap, Dek. Duduk disana dulu, Mas pesankan ke bapak penjualnya"

Beberapa pelanggan tertahan histeris untuk tidak berteriak karena melihat Asnawi yang notabene adalah pemain sepak bola nasional kebanggaan Indonesia sedang makan di pinggir jalan dengan istrinya. Bahkan Asnawi juga menanggapinya dengan tersenyum sopan.

"Pak, mie ayamnya dua dimakan sini. Yang satu request ayamnya agak banyakan yang daging tanpa ada yang tulang, istri saya lagi nyidam, pak" ujar Asnawi sedikit pelan agar tidak terdengar pelanggan yang duduk di dekat gerobak mie ayam.

"Enggeh, ditunggu Mas. Minumnya apa Mas?"

"Teh hangat dua, Pak"

Usai memesan Asnawi kembali ke tempat dimana istrinya duduk. Istrinya sedang bermain ponsel dan memotret jalanan yang dihiasi banyak lampu.

Dengan khidmat dan sedikit bercanda tawa, malam itu Asnawi menikmati makan malam sederhana dengan istrinya. Hanya dengan mie ayam di pinggir jalan kota Surabaya. Bahkan tanpa di duga ada beberapa orang yang meminta foto bersama begitupun bapak penjual mie ayamnya yang bahagia. Shafira pun memaklumi karena suaminya jelas dikenal oleh banyak orang.

"Istrinya cantik banget. Semoga diberi kesehatan sampai lahir adik bayinya" ucap ibu-ibu dengan wajah sepuh yang menenangkan.

Shafira dan Asnawi mengamininya dan tersenyum sebagai bentuk terima kasih atas ucapan doa baik yang diberikan oleh ibu tadi.

Sebenarnya rumus menjadi keluarga yang harmonis sangat mudah jika kedua pasangan saling mengerti dan tidak egois satu sama lain. Shafira meminta maaf ke Asnawi karena sudah mendiamkannya selama tiga hari. Dengan lembut Asnawi mencium kening Shafira dan mengelus perut istrinya pelan.

Tbc

Bisa up cepet kali ini
Tapi gak banyak nulisnya
Nanti lanjut di bab berikutnya ya
Jangan lupa tetap ketik bintang dan komen yang banyak
☺☺😉

Banyuwangi, 18 Agustus 2023

Kayaknya butuh tambahan cast tokoh Asnawi dan Shafira nggak sih?
Kalau kalian punya gambaran bisa juga komen siapa yang cocok🤭

Mas Awi (On Going) SELESAIWhere stories live. Discover now