Back To Korea🏐

527 31 5
                                    

"Tenang saja, kita jauh hanya perihal jarak dan waktu. Rasa kita akan tetap sama"

🏐🏐🏐🏐🏐

Melepas orang yang terkasih adalah hal yang mustahil bisa dijalani dengan mudah. Pastinya akan ada praduga-praduga yang selalu berputar dalam pikiran. Merebak rasa takut jika disuatu hari sudah tak ada rasa yang sama lagi.

Shafira duduk di ruang tunggu bandara, bersama Asnawi yang sudah siap berangkat lagi ke Korea. Janjinya, Asnawi akan menemaninya tes masuk kuliah sampai selesai. Mungkin memang bukan takdir, tes diajukan hari ini tepat dengan keberangkatan Asnawi.

Tidak ingin terjadi hal-hal yang buruk, Asnawi mencari sopir agar Shafira tidak perlu repot memesan ojek online saat keluar rumah.

"Mas Awi bakalan tetep sayang sama Shafira kan?" tanya Shafira saat tangan Asnawi mengusap lembut kepalanya.

"Mas itu sayang banget sama kamu, dek. Apalagi sebentar lagi kita jadi orangtua. Dek Shafira juga hati-hati ya. Makan yang teratur, susu ibu hamil dan vitaminnya jangan lupa juga"

"Siap! Shafira laksanakan!" jawab Shafira seiring dengan tawa dari keduanya.

"Nanti kalau Shafira ngidam pingen ke Korea gimana?"

Asnawi menghembuskan nafasnya pelan. Ia tahu jika hamil muda akan menyebabkan ngidam. Apalagi kemarin-kemarin Shafira belum meminta hal yang aneh. Semoga saja calon anaknya tidak ngidam hal yang macam-macam.

🏐🏐🏐🏐🏐

Tidak langsung menjalankan aktivitas adalah hal yang Asnawi lakukan karena harus melakukan karantina. Ia hanya melakukan kegiatannya di rumah yang ia beli disana sejak berkarir ke Korea. Selesai masa karantina, Asnawi baru bisa melakukan kegiatannya seperti biasanya.

Hampir lima jam sekali Asnawi selalu menelfon Shafira. Mencoba menjadi suami yang peka meski jaraknya sangat jauh. Kecuali jika di Indonesia sudah larut malam, maka Asnawi tidak lagi menghubungi Shafira. Selisih waktu juga mengakibatkan ia tidak bisa leluasa berkomunikasi.

"Sudah makan malam, dek?"

"Sudah, mas. Tadi, lagi kepengen banget makan kebab turki. Jadi, makan kebab 3 bungkus" jawab Shafira dengan tawa yang terdengar renyah.

"Jangan kebanyakan makan pedas, dek" ucap Asnawi saat tahu istrinya itu membeli banyak kebab.

"Yang ekstra pedas tadi hanya satu, kok. Yang dua nggak pedas"

Rasanya Asnawi ingin pulang ke tanah air. Menemani masa-masa kehamilan Shafira. Jika saja masa kontraknya bisa diberhentikan, maka dengan senang hati Asnawi akan mengabulkan apapun yang diminta oleh Shafira.

"Maafin Mas ya, dek. Belum bisa menemani masa kehamilan kamu"

"Mas Awi ngomong apa sih...enggak kok, Mas Awi nggak salah. Shafira juga memaklumi kondisi Mas Awi. Nggak mungkin juga kan kalau Shafira egois?"

Helaan nafas berat terdengar oleh Shafira. Ia tahu suaminya itu pasti selalu mengkhawatirkannya dan juga ingin menjadi seperti laki-laki lain yang akan mengistimewakan istri ketika hamil muda.

"Ya udah, Mas tutup telponnya. Kamu segera istirahat, sudah malam. Semoga kuliah kamu juga lancar, dek"

"Amiin... Makasih Mas Awi. Semoga disana Mas Awi juga bisa sukses dan segera pulang ke sini. Shafira pingen ke pantai bareng Mas Awi"

Percakapan pasangan suami istri itu pun berakhir. Asnawi disana mencoba selalu berpikir positif dan sportif, maksudnya ia tidak akan mencampurkan urusan keluarga dengan apa yang sedang ia lakukan di sini. Begitu juga Shafira, ia akan belajar menjaga diri sendiri dan melaksanakan kuliahnya dengan baik.

🏐🏐🏐🏐🏐

Satu bulan kemudian....

Tidak terasa sudah satu bulan Asnawi merasakan kembali kehidupan di Korea. Meninggalkan istri kecilnya yang kemungkinan saat ini sudah memiliki perut buncit calon anaknya. Terhitung dari awal menikah sampai sekarang, usia kehamilan Shafira, istrinya sudah menginjak 2 bulan.

Akhir bulan kemarin ia hanya sempat bertukar kabat lewat sambungan telepon. Kegiatan Asnawi yang sudah mulai padat diisi dengan latihan dan pertandingan, begitu juga Shafira yang mulai memiliki banyak tugas-tugas kuliah.

"Dek?" Ucap Asnawi lewat ponselnya.

Iya, Asnawi sengaja menelfon istrinya saat masih melakukan perkuliahan. Shafira menggeser tombol hijau, namun tidak menjawab apa yang Asnawi ucapkan. Shafira hanya mengingatkan lima menit lagi kelas akan selesai. Mau tak mau, Asnawi melihat bagaimana Shafira ketika di jam kuliah. Mendengar suara dosen yang menjelaskan dan beberapa teman Shafira yang aktif bertanya serta menjawab.

"Tumben Mas Awi telfon Shafira di jam segini?" Tanya Shafira ketika kelas sudah selesai.

"Mau kasih kejutan" jawab Asnawi dengan senyum misterius.

"Ih....kebiasaan deh Mas Awi. Ada apa sih? Mau kasih aku kejutan apa?"

Dibalik sambungan video call itu, Asnawi tertawa melihat wajah istrinya gemas.

"Nanti ya. Gimana hasil periksa kandungannya kemarin? Diantar sama siapa?"

"Baik kok, Mas. Dedek bayinya sehat. Diantar sama ayah. Terus mampir ke toko buat beli susu ibu hamil. Stok dirumah sudah hampir habis soalnya"

"Hmmm...kamu lagi nggak kepingin apa gitu, dek?"

"Lagi nggak pingen. Kemarin malam Shafira tiba-tiba pingen banget makan asinan buah. Jadi yang keluar rumah ayah. Aku nunggu diruang tamu, ternyata pas ayah sudah pulang, asinan buahnya nggak ada"

Kekehan Asnawi terdengar semakin nyaring. Ingin rasanya ia mencubit dan menggelitiki istrinya itu.

"Satu bulan lagi, Mas Awi pulang ke Indonesia"

Wajah Shafira kaget dan senang secara bersamaan. Ucapan suaminya itu bener-bener menjadi kejutan.

"Ini kejutan Mas Awi yang tadi?"

Asnawi mengangguk pelan.

"Tapi, hanya lima hari aku di Surabaya. Sepuluh hari berangkat ke Jakarta buat latihan. Mas dapat panggilan coach untuk ikut sea games di Vietnam"

"Yah....Ldr lagi deh Shafira. Padahal kan seneng banget Mas Awi balik"

"Udah gapapa, nanti habis selesai sea games, Mas nggak langsung berangkat ke Korea. Mas akan menemani kamu dulu"

"Iya deh. Jangan lupa bawain Shafira oleh-oleh dari Korea ya"

"Siap, istriku"

Wajah Shafira tersipu dengan ucapan Asnawi. Memang seperti itulah kehidupan hiruk pikuk rumah tangganya. Masih sangat muda dan mungkin juga Shafira masih labil jika dikatakan akan segera menjadi sosok ibu.

*****

Bwi, 26 Mei 2022

Hallo!!!!
Maaf ya baru update sekarang 😭
Author masih banyak banget kesibukan dan baru kali ini bisa lanjutin nulis.
Sebagai dukungan kalian, jangan lupa vote dan komen ya😊

Sampai bertemu kembali👋👋👋

Mas Awi (On Going) SELESAIWhere stories live. Discover now