✿✿✿(11)

45 37 1
                                    

Boleh minta vote sama komennya??

Happy reading sayang

✿✿✿✿

Hari hari hanya ditemani pikiran kusut tak teratur.

Di hiraukan salah di tanggapi salah juga, bingung bukan?.

Ingin berbagi tapi ga berguna berbagi pikiran mumet.

Kanama memijat dahinya, masalah perusahaan, masalah Arghio, masalah, masalah, masalah, numpuk sekali kaya dosa.

Kanama menyesap teh yang sudah di siapkan OB itu, tumben ga kopi? Dia sulit tidur kalo minum kopi.

Hampir 1 Minggu ini Kanama tak bertemu si manis, sibuk menanggapi pikirannya sendiri, bergelut dengan diri sendiri.

Saat sedang fokus fokusnya, Arghio dengan tak sopan memasuki ruangan Kanama tanpa mengetuk pintu.

Berjalan perlahan menuju Kanama yang sedang menundukkan kepalanya dalam dalam.

Sungguh hati kecil Arghio sangat sakit, jujur saja dia belum ada sedikit pun rasa kepada Kanama.

Dia sudah mengatakannya beberapa hari lalu, akibat ucapannya Kanama jarang terlihat dan jika ada berkas yang harus Kanama tanda tangani, Kanama akan menyuruh manager lain yang mengantar, saking tak ingin terlihat di mata Arghio.

Kanama bataram di buat bimbang oleh 1 lelaki bernama Arghio pataraman, karena cinta nya di tolak mentah mentah.

Sakit memang, tapi ya mau bagaimana lagi?.

Arghio menghembuskan nafasnya hati hati, lalu mendekati tubuh Kanama.

Di elusnya pundak itu dengan sangat pelan.

Perlahan demi perlahan Kanama mulai sadar lalu melihat siapa yang berani beraninya menyentuh tubuh dia.

" Gio? " Suaranya serak sekali, Arghio memandang wajah Kanama.

" Bapak sakit? " Kanama sebisa mungkin menegakkan tubuhnya walaupun sangat lemas.

" Engga ko, kamu ada apa kesini? " Arghio menarik lengannya yang ada di pundak Kanama.

Arghio berjalan ke arah kursi yang langsung menghadap kearah Kanama, setiap gerak Arghio tak luput dari pengelihatan Kanama.

" Maaf soal beberapa hari lalu " Arghio memainkan jarinya yang tremor.

" Gapapa, saya paham butuh waktu lama untuk menyesuaikan dan tumbuhnya rasa bukan hal yang mudah " Kanama mengalihkan perhatian, tak sanggup menatap lama lawan bicaranya.

" Terlebih, saya yang baru masuk kehidupan kamu dan kamu baru di suguhi bahwa ada seorang lelaki persis seperti kamu, menyukai kamu, maksudnya gendernya " degup jantung Arghio semakin cepat.

" Saya ga yakin total kamu akan ada rasa kepada saya " Arghio menggigit bibirnya kuat.

" Gausah di paksakan, gausah terlihat kasian kepada saya " Kanama pamit keluar karena sudah waktunya makan siang.

Arghio memandang tubuh tegap itu yang sedang berbincang ramah dengan ketua departemen pemasaran.

" Biasanya bapak senyum cuman ke saya aja " Arghio berjalan gontai melewati Kanama begitu saja, bagaikan di bungkam seribu bahasa dia tak mampu berbicara.

Sesampainya di ruangan, Arghio hanya menatap keluar jendela, lalu memesan makanan lewat aplikasi ijo dengan diskon khusus, biar gratis ongkir.

10 menit sampai, Arghio meminta agar mas nya mengantar sampai keruangannya.

" Totalnya 45 ribu pak " ucap mas ojol sembari memberikan kemasan makanan itu.

" Ini terimakasih dan ada tip buat mas karena udah anterin sampai sini ya " mas itu pun berterimakasih lalu pamit pergi.

Saat membuka setiap bungkusan ada secuil kertas dan 1 bungkus vitamin, bertulisan.

Kalo habis makan biasain minum vitamin biar tambah semangat, lain kali saya kirim lagi ya semoga suka, tapi katanya ini paling enak tapi gatau saya juga - Kanama bataram suka Arghio pataraman banget.

Arghio yang tadinya sangat layu mendadak tertawa salting, tau ga kaya gimana ketawa salting? Kaya gitu loh abis ketawa terus tutup muka trus teriak teriak, tapi beda beda, beda orang beda sikap ya kan.

" Apasih udah ah " Arghio sesekali tersenyum ga jelas, karena teringat kertas itu.

Dia simpan kertas itu di nakas lalu tersenyum kembali, terlalu banyak senyum itu baik ya.

Dibereskan kembali sampah sampah akibat makanan tadi dan mulai fokus kepada kerjaan yang menunggu di jamah.

" Manja lo, pengen ae gue perhatiin sampe gue lupa waktu maneh " Arghio mendumel sembari memukul mukul kertas yang memuakan hatinya.

" Manja lo, pengen ae gue perhatiin sampe gue lupa waktu maneh " Arghio mendumel sembari memukul mukul kertas yang memuakan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah cukup dipusingkan dengan pekerjaan jangan nambah lagi.

✿✿✿✿✿


Hari mulai menggelap, dia kembali pulang terlambat karena kerjaan yang menghambatnya.

Setengah berlari menuju motor jadulnya, dia disuguhkan secuil kertas.

Pulang nya telat lagi, saya belikan makanan dan vitamin di makan ya - Kanama cuman ngasih.

Lagi lagi Arghio menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan parkiran kantor.

Di perjalanan Arghio tersenyum senyum sendiri, mengingat kertas yabg selalu seseorang tinggalkan, Kanama random banget.

Sesampainya di rumah, dia mengecup punggung lengan ke 2 orang tuanya.

" aa meser naon? " Malinah berkata lembut kepada putra sulungnya.

" Aya wehh " Arghio tersenyum jahil lalu berlari menuju kamarnya.

" Hadehhh aa kunaon sih mah? " Malinah menggelengkan kepalanya.

" Duka pak " Bino tertawa mengusap kepala istrinya.

Zahra yang sedang di dapur melihat tingkah kedua orangtuanya pun hanya bisa berdiam diri meratapi nasib.

" IH NAON SIH GELEH PISAN, ZAHRA TEH KAN TEU AYA KABOGOH TONG UWU UWU AN WAE ATUH MAMAH!!!! " Zahra menghentakkan kakinya, lalu membanting sampah makanan ringan yang sudah habis, masa iya yang masih ada sayang kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" IH NAON SIH GELEH PISAN, ZAHRA TEH KAN TEU AYA KABOGOH TONG UWU UWU AN WAE ATUH MAMAH!!!! " Zahra menghentakkan kakinya, lalu membanting sampah makanan ringan yang sudah habis, masa iya yang masih ada sayang kan.

Bino dan Malinah sama sama terkejut mereka tak tau Zahra ada di dapur.

TBC

kasian bgt deh 🤭

Sweetness | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang